8 Cara Syirik, Penyihir Berkolaborasi dengan Jin
Jum'at, 03 Desember 2021 - 17:07 WIB
Para penyihir memiliki berbagai macam cara dalam menghadirkan jin yang bisa disuruh untuk tujuan tertentu. Kolaborasi jin dan manusia ini sangat berbahaya dan melanggar syariat Islam .
Buku "Ensiklopedia Ruqyah" karya Iding Sanus menyebut ada jin yang bisa ditugaskan oleh para dukun ataupun tukang sihir. Mereka melakukan ini lewat kerja sama dengan raja jin. Makhluk ghaib ini bisa disuruh menyakiti bahkan membunuh orang.
"Jin sihir ini ada merasuk ke tubuh manusia dengan kekuatannya sendiri ada pula yang dipaksa dan diikat oleh dukun di dalam tubuh orang yang jadi target untuk menyakit orang itu," tulis Iding Sanus.
Selain membunuh atau menyakiti orang, jin jenis ini bisa ditugaskan untuk memisahkan hubungan suami istri hingga sampai bercerai. "Ada pula yang ditugaskan membuat kacau di dalam rumah tangga seseorang, hingga rumah tangga selalu panas dan sering terjadi keributan yang tidak perlu," tambah Iding Sanus.
Selain itu, ada pula sejenis jin sihir yang ditugaskan mengganggu usaha bisnis seseorang hingga bangkrut dengan menutup penglihatan orang terhadap warung atau tokonya. Ada pula jin yang ditugaskan untuk memelet dan menimbulkan rasa cinta berlebihan pada seseorang.
Cara Menghadirkan Jin
Kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar karya Wahid bin Abdissalam Baali menyebut delapan cara tukang sihir menghadirkan jin.
Pertama, cara iqsam (bersumpah atas nama jin dan setan) Menurut cara ini, tukang sihir akan masuk ruangan yang gelap, lalu meyalakan api dan kemudian di atas api itu diletakkan semacam dupa sesuai dengan objek yang diminta.
Jika dia ingin melakukan pemisahan atau permusuhan dan kebencian atau yang semisalnya, maka dia akan meletakkan di atas api itu dupa yang mempunyai bau yang tidak sedap.
Dan jika dia hendak mempertemukan cinta atau melepaskan ikatan yang menghalangi suami mencampuri istrinya atau untuk menghilangkan sihir, maka dia akan meletakkan dupa yang mempunyai bau yang wangi.
Selanjutnya, tukang sihir akan mulai membaca mantra yang berbau kesyirikan, yaitu bacaan-bacaan tertentu yang mengandung sumpah kepada jin dengan mengatasnamakan pemuka mereka dan meminta mereka dengan menyebut pemuka mereka, misalnya mengagungkan para pembesar jin dan meminta bantuan kepada mereka dan lain sebagainya.
Dengan syarat, tukang sihir tersebut tidak boleh dalam keadaan suci, baik dalam kondisi junub maupun memakai pakaian bernajis dan lain sebagainya.
Setelah selesai membaca mantra maka akan muncul di hadapannya bayangan berbentuk anjing atau ular atau bentuk lainnya, lalu si penyihir itu akan menyuruhnya melakukan apa saja yang dia inginkan.
"Tetapi," tulis Wahid bin Abdissalam Baali, "terkadang tidak muncul apa-apa di hadapannya, tetapi dia hanya mendengar suara."
Terkadang, dia tidak mendengar suara apa-apa tetapi dia mengikat benda bekas dipakai dari seseorang yang hendak disihir, seperti, rambut, atau potongan baju yang pernah dipakainya yang masih berbau keringat dan lain sebagainya.
Setelah itu, si penyihir akan memerintahkan jin untuk melakukan apa yang dia mau.
Menurut Wahid bin Abdissalam Baali, dari kasus ini maka tampak jelas bahwa jin itu lebih mengutamakan ruangan yang gelap. Jin menikmati (menyantap) bau sesajen yang dihidangkan, yang tidak disebut nama Allah padanya.
"Ini merupakan bentuk kesyirikan yang jelas dan nyata, bersumpah atas nama jin dan meminta pertolongan kepada mereka. Jin itu mengutamakan najis dan setan mendekati najis," katanya.
Buku "Ensiklopedia Ruqyah" karya Iding Sanus menyebut ada jin yang bisa ditugaskan oleh para dukun ataupun tukang sihir. Mereka melakukan ini lewat kerja sama dengan raja jin. Makhluk ghaib ini bisa disuruh menyakiti bahkan membunuh orang.
"Jin sihir ini ada merasuk ke tubuh manusia dengan kekuatannya sendiri ada pula yang dipaksa dan diikat oleh dukun di dalam tubuh orang yang jadi target untuk menyakit orang itu," tulis Iding Sanus.
Selain membunuh atau menyakiti orang, jin jenis ini bisa ditugaskan untuk memisahkan hubungan suami istri hingga sampai bercerai. "Ada pula yang ditugaskan membuat kacau di dalam rumah tangga seseorang, hingga rumah tangga selalu panas dan sering terjadi keributan yang tidak perlu," tambah Iding Sanus.
Selain itu, ada pula sejenis jin sihir yang ditugaskan mengganggu usaha bisnis seseorang hingga bangkrut dengan menutup penglihatan orang terhadap warung atau tokonya. Ada pula jin yang ditugaskan untuk memelet dan menimbulkan rasa cinta berlebihan pada seseorang.
Cara Menghadirkan Jin
Kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar karya Wahid bin Abdissalam Baali menyebut delapan cara tukang sihir menghadirkan jin.
Pertama, cara iqsam (bersumpah atas nama jin dan setan) Menurut cara ini, tukang sihir akan masuk ruangan yang gelap, lalu meyalakan api dan kemudian di atas api itu diletakkan semacam dupa sesuai dengan objek yang diminta.
Jika dia ingin melakukan pemisahan atau permusuhan dan kebencian atau yang semisalnya, maka dia akan meletakkan di atas api itu dupa yang mempunyai bau yang tidak sedap.
Dan jika dia hendak mempertemukan cinta atau melepaskan ikatan yang menghalangi suami mencampuri istrinya atau untuk menghilangkan sihir, maka dia akan meletakkan dupa yang mempunyai bau yang wangi.
Selanjutnya, tukang sihir akan mulai membaca mantra yang berbau kesyirikan, yaitu bacaan-bacaan tertentu yang mengandung sumpah kepada jin dengan mengatasnamakan pemuka mereka dan meminta mereka dengan menyebut pemuka mereka, misalnya mengagungkan para pembesar jin dan meminta bantuan kepada mereka dan lain sebagainya.
Dengan syarat, tukang sihir tersebut tidak boleh dalam keadaan suci, baik dalam kondisi junub maupun memakai pakaian bernajis dan lain sebagainya.
Setelah selesai membaca mantra maka akan muncul di hadapannya bayangan berbentuk anjing atau ular atau bentuk lainnya, lalu si penyihir itu akan menyuruhnya melakukan apa saja yang dia inginkan.
"Tetapi," tulis Wahid bin Abdissalam Baali, "terkadang tidak muncul apa-apa di hadapannya, tetapi dia hanya mendengar suara."
Terkadang, dia tidak mendengar suara apa-apa tetapi dia mengikat benda bekas dipakai dari seseorang yang hendak disihir, seperti, rambut, atau potongan baju yang pernah dipakainya yang masih berbau keringat dan lain sebagainya.
Setelah itu, si penyihir akan memerintahkan jin untuk melakukan apa yang dia mau.
Menurut Wahid bin Abdissalam Baali, dari kasus ini maka tampak jelas bahwa jin itu lebih mengutamakan ruangan yang gelap. Jin menikmati (menyantap) bau sesajen yang dihidangkan, yang tidak disebut nama Allah padanya.
"Ini merupakan bentuk kesyirikan yang jelas dan nyata, bersumpah atas nama jin dan meminta pertolongan kepada mereka. Jin itu mengutamakan najis dan setan mendekati najis," katanya.