Jin Khodam Leluhur Bisa Jadi Penganggu, Begini Cara Menyembuhkannya
loading...
A
A
A
Jin khodam bisa menurun ke anak cucu. Jin ini sering kali dikenal sebagai jin nashab atau jin saka. Makhluk ghaib ini bisa menurun kepada keturunan orang yang mempunyai khodam, pusaka, ilmu-ilmu kesaktian akibat perjanjian di masa lalu.
Buku "Ensiklopedia Ruqyah" karya Iding Sanus menyebut pada masa dahulu ada orang yang bekerja sama dan mempunyai ikatan perjanjian dengan bangsa jin untuk saling bantu dan menjaga. "Biasanya orang ini berprofesi sebagai jawara, dukun, bahkan tokoh masyarakat yang disegani," katanya.
Menurut dia, ketika orang ini meninggal dunia, biasanya jin temannya itu akan tetap setia menjaga anak cucunya. "Karena jin umurnya bisa ratusan bahkan ribuan tahun, maka hal ini bisa terjadi sampai beberapa generasi pada manusia yang diikutinya," ujar Iding Sanus.
Umumnya, kata Iding Sanus, jin leluhur ini bersikap egois dan selalu ingin mengatur orang yang diikutinya sehingga jika ada hal yang dilakukan orang bersangkutan tidak disukainya maka ia akan menyakiti dan mengganggu orang yang diikutinya itu.
Hal ini kadang kala sangat berpengaruh pada kehidupan orang yang bersangkutan. Ia kadangkala jadi seperti orang yang mempunyai kepribadian ganda. Sering melakukan hal hal di luar kontrol dan kendali dirinya.
Menurut Iding Sanus, orang yang diganggu jin keturunan akan banyak mengalami kesulitan dalam berkarir dan mencari jodoh.
Iding juga menjelaskan, jin keturunan tidak mengganggu semua keturunan orang yang memiliki perjanjian dengan jin. "Dari beberapa orang bersaudara biasanya tidak semua dirasuki jin nashab, misalnya dari lima bersaudara maka yang terkena biasanya hanya satu atau dua orang saja," katanya.
Ciri-Ciri Terkena Jin Nashab
Sejumlah kalangan praktisi ruqyah menyebut ciri-ciri seseorang yang terkena jin nasab: indigo sejak kecil; bisa merasakan hal-hal ghoib sejak kecil; tiba-tiba bisa mengobati; merasa ada yang mengikuti; sering sakit kepala di bagian depan; mata mudah capek; sering bermimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal; mimpinya sering menjadi kenyataan; firasatnya jitu; bisa menebak dengan jitu; ketika berada di suatu tempat merasa pernah di tempat tersebut; dan masih banyak lagi.
Gangguan jin keturunan yang paling parah adalah apabila jin tersebut mencintai manusia yang ditempatinya. Pada beberapa kasus, jin keturunan yang mencintai manusia ini tidak mau keluar, bahkan rela mati dengan ruqyah daripada harus keluar dari tubuh manusia yang dicintainya.
Langkah-langkah untuk menghilangkan jin keturunan bisa dilakukan diri sendiri maupun maupun anggota keluarga lainnya.
Langkah itu, antara lain, apabila masih terdapat pusaka-pusaka atau benda-benda keramat, maka benda-benda itu harus dimusnahkan dengan keikhlasan kerena ingin mengharap ridho Allah SWT.
Kedua, mengucapkan ikrar pemutusan dengan bangsa jin. Ikrar ini dimaksudkan untuk mempertegas kepada bangsa jin bahwa manusia yang ditempatinya tidak mau/tidak ikhlas ditempati oleh bangsa jin.
Ketiga, melakukan ruqyah syar’iyyah. Ruqyah bisa dilakukan sendiri. Dengan begitu, jika ada gangguan jin kembali maka bisa melakukan ruqyah mandiri untuk melawannya.
Buku "Ensiklopedia Ruqyah" karya Iding Sanus menyebut pada masa dahulu ada orang yang bekerja sama dan mempunyai ikatan perjanjian dengan bangsa jin untuk saling bantu dan menjaga. "Biasanya orang ini berprofesi sebagai jawara, dukun, bahkan tokoh masyarakat yang disegani," katanya.
Menurut dia, ketika orang ini meninggal dunia, biasanya jin temannya itu akan tetap setia menjaga anak cucunya. "Karena jin umurnya bisa ratusan bahkan ribuan tahun, maka hal ini bisa terjadi sampai beberapa generasi pada manusia yang diikutinya," ujar Iding Sanus.
Umumnya, kata Iding Sanus, jin leluhur ini bersikap egois dan selalu ingin mengatur orang yang diikutinya sehingga jika ada hal yang dilakukan orang bersangkutan tidak disukainya maka ia akan menyakiti dan mengganggu orang yang diikutinya itu.
Hal ini kadang kala sangat berpengaruh pada kehidupan orang yang bersangkutan. Ia kadangkala jadi seperti orang yang mempunyai kepribadian ganda. Sering melakukan hal hal di luar kontrol dan kendali dirinya.
Menurut Iding Sanus, orang yang diganggu jin keturunan akan banyak mengalami kesulitan dalam berkarir dan mencari jodoh.
Iding juga menjelaskan, jin keturunan tidak mengganggu semua keturunan orang yang memiliki perjanjian dengan jin. "Dari beberapa orang bersaudara biasanya tidak semua dirasuki jin nashab, misalnya dari lima bersaudara maka yang terkena biasanya hanya satu atau dua orang saja," katanya.
Ciri-Ciri Terkena Jin Nashab
Sejumlah kalangan praktisi ruqyah menyebut ciri-ciri seseorang yang terkena jin nasab: indigo sejak kecil; bisa merasakan hal-hal ghoib sejak kecil; tiba-tiba bisa mengobati; merasa ada yang mengikuti; sering sakit kepala di bagian depan; mata mudah capek; sering bermimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal; mimpinya sering menjadi kenyataan; firasatnya jitu; bisa menebak dengan jitu; ketika berada di suatu tempat merasa pernah di tempat tersebut; dan masih banyak lagi.
Gangguan jin keturunan yang paling parah adalah apabila jin tersebut mencintai manusia yang ditempatinya. Pada beberapa kasus, jin keturunan yang mencintai manusia ini tidak mau keluar, bahkan rela mati dengan ruqyah daripada harus keluar dari tubuh manusia yang dicintainya.
Langkah-langkah untuk menghilangkan jin keturunan bisa dilakukan diri sendiri maupun maupun anggota keluarga lainnya.
Langkah itu, antara lain, apabila masih terdapat pusaka-pusaka atau benda-benda keramat, maka benda-benda itu harus dimusnahkan dengan keikhlasan kerena ingin mengharap ridho Allah SWT.
Kedua, mengucapkan ikrar pemutusan dengan bangsa jin. Ikrar ini dimaksudkan untuk mempertegas kepada bangsa jin bahwa manusia yang ditempatinya tidak mau/tidak ikhlas ditempati oleh bangsa jin.
Ketiga, melakukan ruqyah syar’iyyah. Ruqyah bisa dilakukan sendiri. Dengan begitu, jika ada gangguan jin kembali maka bisa melakukan ruqyah mandiri untuk melawannya.
(mhy)