3 Perkara yang Menyeret Manusia pada Kebinasaan
Kamis, 09 Desember 2021 - 14:20 WIB
Dalam kehidupan setiap manusia menghendaki kebahagiaan , dalam faktanya ada yang justru terjerembab pada kebinasaan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam secara gamblang menggambarkan itu dalam sabdanya:
“Adapun perkara-perkara yang membinasakan adalah kekikiran yang ditaati, dan hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang merasa ujub dengan kelebihan yang ada pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar, Baihaqi dan yang lainnya, Syaikh Albani mengatakan hadis ini Hasan lighairihi)
Perkara-perkara yang dapat membinasakan manusia yang digambarkan dalam hadis tersebut, dijelaskan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc, dai alumnus Universitas Islam Madinah ini, sebagai berikut:
1. Kebakhilan yang ditaati
Artinya seseorang mengikuti kebakhilannya, dia tidak berusaha untuk melawan kebakhilan. Bakhil atau pelit adalah sesuatu yang tercela dalam Islam. Dan bakhil itu sama sekali tidak bermanfaat untuk pelakunya. Bahkan bakhil itu hakikatnya bisa menghancurkan harta.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa setiap paginya ada dua malaikat yang turun ke bumi, yang satu berdoa:
“Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.”
Yang satu lagi berdoa:
“Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang kikir itu.”
Jadi jika kita tidak mau menginfakkan harta, tidak mau bersedekah padahal kita punya kelebihan harta, makanya harta tidak akan menjadi berkah. Harta itu tidak diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sedekah itu hakikatnya adalah tidak mengurangi harta sama sekali.
Kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sedekah tidak mengurangi harta.” (HR. Muslim)
Sebab pasti Allah ganti, Allah pasti berkahi. Makanya orang yang bersedekah diberikan oleh Allah banyak keistimewaan, di antaranya diberikan pahala yang besar pada hari kiamat. Dimana Allah berfirman:
“Perumpamaan orang yang berinfak dijalan Allah seperti orang yang menanam satu butir padi, lalu ia menumbuhkan 7 batang dan setiap batangnya ada 100 padi. Dan Allah melipatgandakan pahala sedekah bagi siapa yang Allah kehendaki.” (QS. Al-Baqarah : 261)
وأما المهلكات فشح مطاع وهوى متبع وإعجاب المرء بنفسه
“Adapun perkara-perkara yang membinasakan adalah kekikiran yang ditaati, dan hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang merasa ujub dengan kelebihan yang ada pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar, Baihaqi dan yang lainnya, Syaikh Albani mengatakan hadis ini Hasan lighairihi)
Perkara-perkara yang dapat membinasakan manusia yang digambarkan dalam hadis tersebut, dijelaskan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc, dai alumnus Universitas Islam Madinah ini, sebagai berikut:
1. Kebakhilan yang ditaati
Artinya seseorang mengikuti kebakhilannya, dia tidak berusaha untuk melawan kebakhilan. Bakhil atau pelit adalah sesuatu yang tercela dalam Islam. Dan bakhil itu sama sekali tidak bermanfaat untuk pelakunya. Bahkan bakhil itu hakikatnya bisa menghancurkan harta.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa setiap paginya ada dua malaikat yang turun ke bumi, yang satu berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقاً خَلفاً
“Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.”
Yang satu lagi berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang kikir itu.”
Jadi jika kita tidak mau menginfakkan harta, tidak mau bersedekah padahal kita punya kelebihan harta, makanya harta tidak akan menjadi berkah. Harta itu tidak diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sedekah itu hakikatnya adalah tidak mengurangi harta sama sekali.
Kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidak mengurangi harta.” (HR. Muslim)
Sebab pasti Allah ganti, Allah pasti berkahi. Makanya orang yang bersedekah diberikan oleh Allah banyak keistimewaan, di antaranya diberikan pahala yang besar pada hari kiamat. Dimana Allah berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ
“Perumpamaan orang yang berinfak dijalan Allah seperti orang yang menanam satu butir padi, lalu ia menumbuhkan 7 batang dan setiap batangnya ada 100 padi. Dan Allah melipatgandakan pahala sedekah bagi siapa yang Allah kehendaki.” (QS. Al-Baqarah : 261)