Nabi Yahya: Mendapat Wahyu saat Belia, Tak Terpengaruh Perempuan Rupawan

Jum'at, 10 Desember 2021 - 10:04 WIB
Nabi Yahya as menerima wahyu dan diangkat menjadi rasul saat masih belia. (Foto/Ilustrasi : Ist)
Nabi Yahya as memilki sifat-sifat istimewa. Saat masih belia, beliau menerima wahyu dan diangkat menjadi rasul. Nabi Yahya juga seorang yang sejak kecil dihilangkan nafsu-nafsu duniawinya. Pada saat remaja, Nabi Yahya tidak terpengaruh kepada perempuan yang elok rupawan.



Keistimewaan Nabi Yahya ini diceritakan dalam rangkaian Surat Maryam ayat 12 – 15 .

يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآَتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا . وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا . وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا . وَسَلَامٌ عَلَيْهِ وْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا


Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” ( QS Maryam ayat 12-15 )

Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan hikmah yang diberikan Allah kepada Nabi Yahya saat masih kecil adalah berupa wahyu dan diangkatnya menjadi rasul sejak usia belia.

"Sejak kecil dihilangkan nafsu-nafsu duniawinya seperti tidak mau bermain-main layaknya anak-anak kecil seusianya. Nabi Yahya juga tidak terpengaruh kepada perempuan yang elok rupawan," tulis Buya Hamka.

Menurut hadits riwayat Ma’mar ketika dirinya yang masih belia tersebut diajak main oleh teman sebayanya, ia menjawab “aku tidak diciptakan Allah untuk bermain-main saja”.

Mufassir Ibnu Asyur dalam kitab tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir berpendapat berbeda mengenai hikmah Nabi Yahya ini.

Menurutnya, hikmah tersebut adalah seruan Allah kepada Nabi Yahya agar berpegang teguh kepada Taurat sepanjang hidupnya dan mendakwahkan kepada kaumnya untuk mengikuti ajaran Taurat.



Dalam Ruh al-Ma’ani, al-Alusi sependapat dengan Ibnu Asyur mengenai hikmah Nabi yahya tersebut. Al-Alusi juga menambahkan penjelasan yang ia kutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi Yahya diberikan kepahaman kitab Taurat sejak usia 7 tahun dan ditumbuhkan oleh Allah semangat beribadah sejak usia kecil.

Nabi Yahya selain diberikan kecerdasan dan hikmah untuk mengerti kitab Taurat sejak kecil, ia juga dimaksumkan Allah sejak lahir.

Menurut pengertian, maksum adalah terjaganya seorang hamba dari perbuatan dosa dan maksiat.

Menurut al-Baidhawi dalam Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Takwil, Nabi Yahya adalah seorang yang semenjak lahir terjaga dari setan, terjaga dari azab ketika di alam kubur, serta terjaga dari kebangkitan kiamat serta azab neraka.

Kemaksuman Nabi Yahya ini juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim yang dikutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas. Dalam hadis tersebut Rasulullah bersabda “tidak ada seorang pun dari anak Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berniat melakukan suatu dosa, selain Yahya ibnu Zakaria. Dan tidaklah layak bagi seseorang mengatakan bahwa diriku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata” (HR Ahmad).



Doa Nabi Zakariya

Nabi Yahya as diutus sebelum Nabi Isa as untuk Bani Israil . Nabi Yahya adalah putra Nabi Zakariya . Pada saat Yahya lahir Nabi Zakariya sudah berusia 90 tahun. Kisah Nabi Yahya tersebut 5 kali dalam Al-Quran, yaitu pada Surat Ali Imran (3): 39, Surat Maryam (19): 7, 12-15, dan Surat Al-Anbiya’ (21): 89-90.

Nabi Yahya meneruskan perjuangan ayahnya dalam mengemban risalah dari Allah SWT sebagaimana dengan apa yang didoakan oleh Nabi Zakariya.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.

(QS. Al-Ahqaf Ayat 15)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More