Kisah Dua Putri Nabi Luth yang Selamat dari Azab dan Koreksi terhadap Taurat

Jum'at, 31 Desember 2021 - 17:33 WIB
Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas Shahihain, 2/375, dalam Kitab Tafsir (tafsir surat Hud). Hakim berkata, "Ini adalah hadits shahih di atas syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya." Tashih-nya disetujui oleh Dzahabi.



Koreksi Penyimpangan

Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqor dalam bukunya berjudul "Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah" menyatakan hadits ini juga mengoreksi Taurat yang menyebut putri Nabi Luth ada dua yang diselamatkan.

Siapa yang membaca Taurat, maka dia mendapati banyak peristiwa tentang Luth dengan alur cerita yang jelas. Al-Qur'an membenarkan banyak kejadian dan peristiwa yang dikisahkan dalam Taurat itu.

"Hanya saja, di dalamnya terdapat penyimpangan-penyimpangan, dan sebagian di antaranya tampak sepele, sedangkan yang lainnya termasuk penyimpangan yang besar dan berbahaya," ujar Syaikh Umar.

Selain tentang jumlah putri Nabi Luth, salah satu koreksi itu adalah penyimpangan Taurat tentang apa yang dinisbatkan kepada Nabiyullah Luth secara dusta dan palsu. Mereka mengklaim bahwa Luth yang menghabiskan seluruh umurnya untuk memerangi perbuatan keji telah berzina dengan kedua putrinya.

Taurat mengisahkan kedua putri Luth bersekongkol setelah mereka keluar dari desa yang diazab dan tinggal di sebuah gua di gunung dekat kota Shauar.

Kedua putrinya itu khawatir jika keturunan bapaknya akan terputus, maka keduanya menyuguhkan khamr kepadanya selama dua malam berturut-turut sampai dia teler.

Selanjutnya, putrinya yang tertua tidur bersamanya di malam pertama dan diteruskan dengan adiknya di malam berikutnya, hingga keduanya hamil darinya.

Dari keturunan putri pertamanya adalah Muabiyin dan dari keturunan kedua adalah Amuniyin.

"Demi Allah, mereka telah berdusta," ujar Syaikh Umar. Menurut dia, rasul-rasul Allah terjaga dari perbuatan keji. Tidak mungkin Allah membiarkan Nabi-Nya terjerumus ke dalam perbuatan keji seperti ini. Justru dialah orang suci yang memerangi kemungkaran ini.

"Tidak mungkin putri-putri Luth yang shalihah yang telah diselamatkan oleh Allah dari kota orang-orang yang diazab karena kesuciannya, melakukan perbuatan keji seperti ini dengan ayahnya," jelasnya.

Barangsiapa membaca kisah Luth di dalam Al-Qur'an dengan kisah yang terperinci, ujarnya lagi, maka keyakinannya pasti bertambah bahwa para penyeleweng dalam Taurat telah berdusta.

"Perincian yang terkait dengan putri-putri Luth dalam Taurat adalah batil lagi palsu. Pembaca hadits mendapati seolah-olah hadits ini dipaparkan untuk membantah tuduhan-tuduhan dusta yang dialamatkan kepada Luth," kata Syaikh Umar.



Tiga Malaikat

Sementara itu, dalam buku "Rangkaian Cerita Al-Quran" karya Bey Arifin dijelaskan Nabi Luth memohon kepada Allah jika sekiranya rakyat Sodom sudah tidak dapat diajak dalam kebenaran, berikanlah azab kepada mereka. Allah menerima permohonan Nabi Luth dengan mengirimkan tiga malaikat, menyamar sebagai manusia biasa ke Negeri Sodom. Mereka menyamar sebagai laki-laki tampan.

Ketika malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa itu sampai di Sodom, mereka bertemu putri Nabi Luth yang sedang mengambil air dari sebuah perigi. Mereka kemudian meminta kepada putri Luth agar diperbolehkan menginap di rumahnya.

Namun, putri Nabi Luth tidak berani mengambil keputusan, ia harus meminta izin dahulu kepada ayahnya. Setelah mendengar cerita anaknya, awalnya Nabi Luth bingung karena menerima tamu yang tampan itu akan sangat berisiko. Kaum laki-laki tidak akan tinggal diam saat melihat tamu yang tampan. Pasti mereka akan mengambil tamu-tamu tersebut dengan segala cara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More