Kisah Dua Putri Nabi Luth yang Selamat dari Azab dan Koreksi terhadap Taurat
Jum'at, 31 Desember 2021 - 17:33 WIB
Allah menimpakan azab kepada penduduk Sodom yang meliputi Sabah, Sarah, Amarah, dan Duma. Azab ini menewaskan jutaan orang. Penduduk Sodom saja terdiri dari 4 juta jiwa. Dan Allah menyelamatkan Nabi Luth dan putrinya.
Allah menurunkan azab setelah Nabi Luth menyampaikan peringatan akibat perilaku seks menyimpang mereka. Nabi Luth memohon kepada Allah:
Dia (Luth) berkata, Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.
(Luth berdoa): Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.
Lalu Kami selamatkan ia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu) maka amat buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan.” ( QS Asy-Syu'araa' : 168-173).
Buku Ensiklopedia Wanita Al-Quran menyebut dua putri Nabi Luth yang diselamatkan itu adalah Rita dan Za’wara. Mereka berdua adalah wanita mukmin dan suci. Keduanya diselamatkan Allah dari azab yang dahsyat itu. Sedangkan istri Nabi Luth AS termasuk ke dalam orang-orang yang binasa.
Hanya saja, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Hakim dari Ibnu Abas , disebutkan bahwa putri Nabi Luth yang diselamatkan bukan dua, melainkan tiga orang.
Ibnu Abas mengisahkan bahwa pada malam hari desa itu diangkat sampai ia berada di antara langit dan bumi, sehingga mereka mendengar suara-suara burung di udara. Kemudian desa itu dijungkirbalikkan, lalu keluarlah angin kencang kepada mereka.
Barangsiapa terkena angin itu, pastilah ia mati. Dan barangsiapa yang kabur dari desa tersebut, maka ia akan dikejar oleh angin tersebut yang berubah menjadi batu yang akan membunuhnya.
Menurut Ibnu Abbas, lalu Luth pergi dengan ketiga putrinya. Ketika dia sampai di suatu tempat di kota Syam, putrinya yang besar meninggal, maka keluarlah darinya mata air yang bernama Wariyah.
Luth terus berjalan hingga tiba di tempat yang dikehendaki oleh Allah, dan putrinya yang termuda mati, maka memancarlah dari sisinya mata air yang diberi nama Ra'ziyah. Putri Luth yang masih hidup adalah yang tengah.
Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas Shahihain, 2/375, dalam Kitab Tafsir (tafsir surat Hud). Hakim berkata, "Ini adalah hadits shahih di atas syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya." Tashih-nya disetujui oleh Dzahabi.
Allah menurunkan azab setelah Nabi Luth menyampaikan peringatan akibat perilaku seks menyimpang mereka. Nabi Luth memohon kepada Allah:
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ
ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ
ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
Dia (Luth) berkata, Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.
(Luth berdoa): Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.
Lalu Kami selamatkan ia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.
Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu) maka amat buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan.” ( QS Asy-Syu'araa' : 168-173).
Buku Ensiklopedia Wanita Al-Quran menyebut dua putri Nabi Luth yang diselamatkan itu adalah Rita dan Za’wara. Mereka berdua adalah wanita mukmin dan suci. Keduanya diselamatkan Allah dari azab yang dahsyat itu. Sedangkan istri Nabi Luth AS termasuk ke dalam orang-orang yang binasa.
Hanya saja, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Hakim dari Ibnu Abas , disebutkan bahwa putri Nabi Luth yang diselamatkan bukan dua, melainkan tiga orang.
Ibnu Abas mengisahkan bahwa pada malam hari desa itu diangkat sampai ia berada di antara langit dan bumi, sehingga mereka mendengar suara-suara burung di udara. Kemudian desa itu dijungkirbalikkan, lalu keluarlah angin kencang kepada mereka.
Barangsiapa terkena angin itu, pastilah ia mati. Dan barangsiapa yang kabur dari desa tersebut, maka ia akan dikejar oleh angin tersebut yang berubah menjadi batu yang akan membunuhnya.
Menurut Ibnu Abbas, lalu Luth pergi dengan ketiga putrinya. Ketika dia sampai di suatu tempat di kota Syam, putrinya yang besar meninggal, maka keluarlah darinya mata air yang bernama Wariyah.
Luth terus berjalan hingga tiba di tempat yang dikehendaki oleh Allah, dan putrinya yang termuda mati, maka memancarlah dari sisinya mata air yang diberi nama Ra'ziyah. Putri Luth yang masih hidup adalah yang tengah.
Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas Shahihain, 2/375, dalam Kitab Tafsir (tafsir surat Hud). Hakim berkata, "Ini adalah hadits shahih di atas syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya." Tashih-nya disetujui oleh Dzahabi.