Amalan Qiyamul Lail yang Dilakukan Imam 4 Mazhab
Sabtu, 08 Januari 2022 - 19:08 WIB
3.Imaam Syafi’i (150 H-204 H)
Imam asy-Syafi’i rahimahullah tetap tekun mengerjakan qiyamul lail walaupun sibuk menuntut ilmu. Menurut ar-Rabi’ bin Sulaiman, salah seorang muridnya, al-Imam Syafi’i membagi malamya menjadi tiga: yang pertama untuk menulis, yang kedua untuk shalat, dan yang ketiga untuk tidur.
Husain al-Karabisyi pernah mengatakan, “Aku pernah bermalaman dengan asy-Syafi’i. Ia mengerjakan sholat kira-kira sepertiga malam. Ketika melewati ayat rahmat ia selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memohon untuk dirinya dan orang-orang Mukmin. Ketika melewati ayat ia selalu memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memohon keselamatan untuk dirinya sendiri dan untuk orang-orang Mukmin. Seolah-olah malam itu terisi penuh dengan harapan akan rahmat dan takut akan siksa secara bersama-sama.”
4. Imam Hambali (164 H-248 H)
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, terkenal sebagai imam ahli hadis, qiyamul lailnya juga luar biasa. Ibrahim bin Syammasy al-Abid pernah mengatakan: “Aku melihat Ahmad bin Hambal rahimahullah selalu menghidupkan malamnya semenjak ia masih kecil.
Abdullah, putera Imam Ahmad pernah mengatakan: “Setiap malam ayahku hampir membaca sepertujuh Al-Qur'an dan menghatamkan Al-Qur'an setiap tujuh kali. Menghatamkan Al-Qur'an setiap tujuh hari sekali itu selain yang ia lakukan ketika shalat di siang hari. Ketika selesai mengerjakan sholat Isya ia tidur sebentar kemudian bangun dan tidak tidur sebentar kemudian bangun dan tidak tidur sampai pagi untuk mengerjakan shalat dan berdoa.”
Abubakar Al-Marudzi pernah mengatakan, “Aku pernah bersama dengan Imam Ahmad rahimahullah dalam satu pasukan, kira-kira selama empat bulan. Ia tidak pernah meninggalkan Qiyamul Lail dan membaca Al-Qur'an pada siang hari. Aku tidak pernah mengetahui kapan dia mengkhatamkan Al-Quran. Ia selalu menyembunyikannya.”
Menurut Ibrahim bin Hani, Imam Ahmad rahimahullah selalu mengerjakan sholat sunnat ba’da Isya beberapa rakaat, kemudian tidur sebentar lalu bangun mengambil air wudhu dan terus menerus-menerus mengerjakan sholat sampai fajar terbit, lalu sholat witir. Ini kebiasaan al-Imam ketika bersama denganku. Ia tidak pernah meninggalkan satu malam pun, dan aku tidak kuat melakukan ibadah seperti dia.”
Wallahu A'lam
Imam asy-Syafi’i rahimahullah tetap tekun mengerjakan qiyamul lail walaupun sibuk menuntut ilmu. Menurut ar-Rabi’ bin Sulaiman, salah seorang muridnya, al-Imam Syafi’i membagi malamya menjadi tiga: yang pertama untuk menulis, yang kedua untuk shalat, dan yang ketiga untuk tidur.
Husain al-Karabisyi pernah mengatakan, “Aku pernah bermalaman dengan asy-Syafi’i. Ia mengerjakan sholat kira-kira sepertiga malam. Ketika melewati ayat rahmat ia selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memohon untuk dirinya dan orang-orang Mukmin. Ketika melewati ayat ia selalu memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memohon keselamatan untuk dirinya sendiri dan untuk orang-orang Mukmin. Seolah-olah malam itu terisi penuh dengan harapan akan rahmat dan takut akan siksa secara bersama-sama.”
4. Imam Hambali (164 H-248 H)
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, terkenal sebagai imam ahli hadis, qiyamul lailnya juga luar biasa. Ibrahim bin Syammasy al-Abid pernah mengatakan: “Aku melihat Ahmad bin Hambal rahimahullah selalu menghidupkan malamnya semenjak ia masih kecil.
Abdullah, putera Imam Ahmad pernah mengatakan: “Setiap malam ayahku hampir membaca sepertujuh Al-Qur'an dan menghatamkan Al-Qur'an setiap tujuh kali. Menghatamkan Al-Qur'an setiap tujuh hari sekali itu selain yang ia lakukan ketika shalat di siang hari. Ketika selesai mengerjakan sholat Isya ia tidur sebentar kemudian bangun dan tidak tidur sebentar kemudian bangun dan tidak tidur sampai pagi untuk mengerjakan shalat dan berdoa.”
Abubakar Al-Marudzi pernah mengatakan, “Aku pernah bersama dengan Imam Ahmad rahimahullah dalam satu pasukan, kira-kira selama empat bulan. Ia tidak pernah meninggalkan Qiyamul Lail dan membaca Al-Qur'an pada siang hari. Aku tidak pernah mengetahui kapan dia mengkhatamkan Al-Quran. Ia selalu menyembunyikannya.”
Menurut Ibrahim bin Hani, Imam Ahmad rahimahullah selalu mengerjakan sholat sunnat ba’da Isya beberapa rakaat, kemudian tidur sebentar lalu bangun mengambil air wudhu dan terus menerus-menerus mengerjakan sholat sampai fajar terbit, lalu sholat witir. Ini kebiasaan al-Imam ketika bersama denganku. Ia tidak pernah meninggalkan satu malam pun, dan aku tidak kuat melakukan ibadah seperti dia.”
Wallahu A'lam
(wid)