Kisah Keturunan Nabi Ismail Terusir dari Mekkah dan Rusaknya Aqidah Pengelola Kakbah

Senin, 17 Januari 2022 - 05:15 WIB
Kemudian batu-batu itu yang disembah. Penyembahan itu dianggap begitu agung, sehingga tidak cukup bagi orang Arab hanya menyembah hajar aswad (batu hitam) yang di dalam Kakbah.

Bahkan dalam setiap perjalanan ia mengambil batu apa saja dan Kakbah untuk disembah dan dimintai persetujuannya akan tinggal ataukah akan melakukan perjalanan.

Mereka melakukan cara-cara peribadatan yang berlaku bagi bintang-bintang atau bagi pencipta bintang-bintang itu. Dengan cara-cara demikian menjadi kuatlah kepercayaan paganisma itu.

Patung-patung dikuduskan dan dibawanya sesajen-sesajen untuk itu sebagai kurban.

Haekal menjelaskan ini adalah suatu gambaran tentang perkembangan agama itu di tanah Arab sejak Nabi Ibrahim membangun Kakbah sebagai tempat beribadat kepada Tuhan, sebagaimana dilukiskan oleh beberapa ahli sejarah dan bagaimana pula hal itu kemudian berbalik dan menjadi pusat berhala.



Herodotus, sejarawan Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-5 SM (sekitar 484 SM - 425 SM), menerangkan tentang penyembahan Lat itu di negeri Arab. Demikian juga Diodorus Siculus, sejarawan Yunani kuno yang hidup pada abad ke-1 SM, juga menyebutkan tentang rumah di Mekkah yang diagungkan itu.

Ini menunjukkan tentang paganisme yang sudah begitu tua di jazirah Arab dan bahwa agama yang dibawa Nabi Ibrahim di sana bertahan tidak begitu lama.

Dalam abad-abad itu sudah datang pula para nabi yang mengajak kabilah-kabilah jazirah itu supaya menyembah Allah semata-mata. Tetapi mereka menolak dan tetap bertahan pada paganisma.

Datang Nabi Hud mengajak kaum 'Ad yang tinggal di sebelah utara Hadzramaut supaya menyembah hanya kepada Allah; tapi hanya sebagian kecil saja yang ikut. Sedang yang sebagian besar malah menyombongkan diri dan berkata: "O Hud, kau datang tidak membawa keterangan yang jelas, dan kami tidak akan meninggalkan tuhan-tuhan kami hanya karena perkataanmu itu. Kami tidak percaya kepadamu." ( QS Hud : 53).

Bertahun-tahun lamanya Nabi Hud mengajak mereka. Hasilnya malah mereka bertambah buas dan congkak.

Demikian juga Nabi Saleh datang mengajak kaum Tsamud supaya beriman. Mereka ini tinggal di Hijr yang terletak antara Hijaz dengan Syam di Wadi'l-Qura ke arah timur daya dari Mad-yan (Midian) dekat Teluk 'Aqaba.

Sama saja, hasil ajakan Nabi Saleh itu tidak lebih seperti ajakan Nabi Hud juga. Kemudian datang Nabi Syu'aib kepada bangsa Madyan yang terletak di Hijaz, mengajak supaya mereka menyembah Allah. Juga tidak didengar. Merekapun mengalami kehancuran seperti yang terjadi terhadap golongan 'Ad dan Tsamud.

Selain para nabi itu juga al-Qur'an telah menceritakan tentang ajakan mereka supaya menyembah Allah yang Esa. Sikap golongan itu begitu sombong. Mereka tetap bersikeras hendak menyembah berhala dan bermohon kepada berhala-berhala dalam Kakbah itu.

Mereka berziarah ke tempat itu setiap tahun. Mereka datang dari segenap pelosok jazirah Arab. Dalam hal ini turun firman Tuhan: "Dan Kami tidak akan mengadakan siksaan sebelum Kami mengutus seorang rasul."( QS Al-Isra : 15)

(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More