Isyarat Alam Jelang Kiamat yang Dibilang Rasulullah SAW Kian Nyata

Jum'at, 21 Januari 2022 - 14:11 WIB
Kota ini terletak 170 kilometer timur Bab-el-Mandeb. Aden merupakan sebuah pelabuhan alami, terbuat dari semenanjung gunung berapi dan pertama kali digunakan oleh Kerajaan Awsan kuno antara abad ke-5 SM dan ke-7 SM.



Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul Ensiklopedia Kiamat menulis sebelum hari Kiamat datang api keluar dari kawah Aden, yang menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.

Gunung api Aden lebih dikenal dengan ‘api penggiring’ yang berada di bawah permukaan bumi. Ia akan keluar sebagaimana ia pernah keluar sebelumnya.

Prediksi kembalinya gunung merapi Aden aktif dan meletusnya sangat memungkinkan terjadi, sebab kota Aden sendiri sebagian besarnya berada di laut Meditrania.

Sejarah kota Aden terbentuk dari gunung api sangat besar dan pernah meletus di sisi lautnya. Jutaan tahun kemudian gunung api itu membeku dan mati. Setelah itu terbentuklah kawah sangat besar yang kemudian menjadi kota Aden.



Panorama kawah ini terlihat jelas dari foto luar angkasa. Dan pada tahun terakhir aktivitas gunung merapi terus menerus terjadi di sekitar kawasan tersebut, pada satu titik di dasar laut Merah bagian selatan sejak saat itu, pada 19 Desember 2011.

Gundukan lava basaltik yang telah membeku dan menjadi cikal bakal pulau vulkanis baru pun muncul di permukaan Laut Merah. Pada 30 Desember 2011, pulau baru itu telah selebar 500 meter dan terus tumbuh.

Letusan tersebut terjadi di tengah-tengah Laut Merah dalam jarak sekitar 200 km dari selat Bab el-Mandeb, selat sempit penghubung Laut Merah-Teluk Aden. Lebih tepatnya, letusan tersebut terjadi di dalam kepulauan az-Zubair, salah satu gugus kepulauan vulkanik di Laut Merah.

Pertama kali fenomena gunung merapi Aden diketahui saat kolonis Inggris memasuki Kota Aden. Di era pesawat terbang mereka berhasil memotret kota-kota dari udara. Ternyata mereka menemukan kota Aden berada di atas kawah besar.

Inggris kemudian menyebutnya Krayta yang dalam bahasa Inggris berarti kawah merapi. Delegasi kerajaan Inggris dengan pimpinan Prof. I.G. Gass tahun 1964 melakukan penelitian terhadap kota Aden.

Mengawali hasil penelitiannya, I.G. Gass menyatakan: “Gunung-gunung api yang ada sekarang hanya seperti sebuah petasan dibandingkan dengan gunung api Aden.”

Di majalah Reader Digest tahun 1979 dimuat artikel ilmiah yang menyatakan bahwa gunung api Krakatau (Krakatau Volcano) di selat Sunda Indonesia yang meletus tahun 1883 dianggap sebagai para ahli sebagai gunung api terbesar yang pernah dikenal oleh manusia.

Letusannya menewaskan 36.000 orang, suara letusannya terdengar hingga radius 5000 km, abu dan asap menutupi atmosfir bumi hingga satu minggu, dan sejumlah pulau lenyap.

Para ahli memperkirakan kekuatan letusannya ratusan kali lipat bom Hidrogen. “Gunung api Krakatau hanya seperti petasan jika dibanding dengan gunung api Aden,” penulis mengakhiri artikelnya.



Gambaran ilmiah tersebut sangat persis dengan ungkapan Rasulullah SAW dalam hadits di atas. Ketika teks hadis menggunakan kata “qa’ru adn” yang artinya, lubang, rongga, ruang atau kawah. Hal itu terbuktikan melalui foto satelit luar angkasa.

Rasulullah SAW juga menggambarkan bahwa kota Aden berada di atas gunung api yang sedang ‘istirahat’. Struktur tanah Aden terdiri dari gugusan besi dan nikel yang tercampur. Lahar dari gunung api ini keluar melalui teluk di dekatnya di laut Meditrania.

Dalam Kitab Shahih Muslim IV, h 2225, no, 2901 Rasulullah bersabda:
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More