Kisah Terbunuhnya Nabi Hanzalah dan Azab Allah Taala bagi Penduduk Rass

Selasa, 01 Februari 2022 - 05:15 WIB
Raja Tarouz segera menyiapkan algojo dan mengumpulkan kaumnya di depan pohon sanaubar. Tangan anak kecil itu diikat di atas papan penggal, algojo telah mengasah pedang dan penduduk berteriak, “Hukum! Hukum! Hukum!”

Sang anak memohon dan menangis, ia terpaksa minum dari air itu karena sangat haus. Tapi raja tak memaafkan. Dipenggallah leher anak yang tak berdosa itu lalu setan datang dan berkata di balik pohon sanaubar, “Lihatlah! Ini adalah hukuman bagi siapapun yang minum dari sungai itu! Maka sujudlah padaku!”

Tak cukup sampai di situ, setan kembali menggoda Raja Tarouz dan kaumnya dengan menyerahkan seluruh binatang ternak yang telah minum dari air sungai itu.

Seluruh binatang ternak itupun disembelih dan seluruh penduduk diminta bersujud.



Nabi Hanzhalah bin Shafwan

Menurut As-Sadi, ketika penduduk daerah itu makin keblinger, Allah mengutus kepada mereka seorang nabi yang bernama Hanzhalah bin Shafwan.

Sekadar mengingatkan jumlah nabi sangatllah banyak. Ulama berbeda pendapat soal ini. Ada yang menyebutkan jumlah nabi mencapai 124 ribu orang sedangkan jumlah rasul sebanyak 313 orang, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar ra.

Sedangkan nabi dan rasul yang wajib diimani ada 25 orang. Syaikh Al-Bajuri berpendapat jumlah nabi dan rasul itu tidak terbatas. ''Pendapat yang sahih (benar) mengenai para Nabi dan Rasul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu. Karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan nabi atau sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya dia benar-benar Nabi.''

Keterangan Bajuri ini, bersumber pada Al-Quran surah An-Nisa ayat 164. ''Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.''

Kembali ke Hanzhalah bin Shafwan. Nabi tersebut mengajak mereka untuk mengesakan Allah, tetapi mereka tidak menyambutnya. Nabi itu memberitahu mereka bahwasannya setanlah yang berbicara dengan mereka di balik pohon sanaubar serta menyeru pada kebenaran dan menyembah Allah.

Melihat keadaan ini, nabi tersebut iba bahkan geram. Anak kecil yang tak berdosa serta ternak-ternak yang tak berakal harus dibunuh dengan kejam. Kaum Rass menganggap apa yang dibicarakan nabi itu adalah hal konyol dan mustahil. Merekapun tak mengindahkan ucapannya. Rayuan demi rayuan pun dilancarkan oleh Sang Nabi demi merebut hati Kaum Rass agar mau beriman.

Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil, hanya cibiran yang ia dapat dari kaum pemuja pohon itu. Nabi itupun memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar memberi pelajaran pada kaum itu, “Yaa Allah, berikanlah rahmat hamba-hamba-Mu yang beriman dan tunjukkanlah kekuasaan-Mu bagi siapapun yang mengingkari-Mu.”

Allah mengabulkan doa hamba-Nya yang beriman. Pohon yang tadinya tumbuh subur berubah menjadi pohon yang kering dan layu. Air yang mengalir di irigasi pun ikut kering. Seluruh tumbuhan yang ada di sekitanya pun mati. Allah berfirman, dalam surat Qaf ayat 12,

كَذّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وثَمُوْدُ


Sebelum mereka, Kaum Nuh, penduduk Rass dan Tsamud telah mendustakan (rasul-rasul).”



Pembunuhan Nabi

Amarah kaum rass membuncah. Mereka tidak menerima kenyataan bahwa apa yang mereka puja harus layu dan mati. Mereka menyangka bahwa tuhan mereka telah disihir sang Nabi. Kebencian kian meradang.

Kaum Rass menjadi angkuh dan keras hati. Mereka pun merancang strategi pembunuhan atas Nabi karena mereka merasa bahwa Nabi tersebut telah merenggut kebahagiaan mereka selama ini.

Kaum Rass akhirnya menggali sumur yang kering dan membuang Nabi ke dalamnya dan sumur tersebut ditutup dengan batu besar.

Penderitaan Nabi tak sampai di situ. Kaum Rass tega tak memberinya makan dan minum agar perlahan Nabi itu mati dan membusuk di dalam sumur.

Nabi itu merintih dan akhirnya meninggal dalam sumur tersebut. Kaum Rass berkumpul di sekitar sumur sambil merayakan kematian sang utusan Allah.

Azab Allah Taala

Setan gembira melihat Kaum Rass yang sukses menyiksa Nabi. Ia pun kembali pada pohon sanaubar yang telah kering itu dan berkata, “Lihatlah hukuman yang aku berikan pada penyihir yang telah merebut hidupku dan kini aku kembali pada orang-orang yang memujaku.”

Saat itu pula, murka Allah datang. Allah menimpakan azab yang pedih kepada Kaum Rass. Allah memindahkan bukit Al-Harits dan bukit Al-Huwairits dari Thaif kepada mereka sehingga mereka dibenamkan di bawah kedua bukit tersebut dan tidak ada satupun rakyat dari kaum tersebut yang bertahan hidup.
Halaman :
Follow
cover top ayah
وَقُلِ اعۡمَلُوۡا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُوۡلُهٗ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ وَسَتُرَدُّوۡنَ اِلٰى عٰلِمِ الۡغَيۡبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ‌ۚ
Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(QS. At-Taubah Ayat 105)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More