Doa Nabi Hud agar Istri-Istri Kaum Raksasa Mandul dan Azab Allah Terhadap Kabilah Ad
Selasa, 08 Februari 2022 - 05:15 WIB
Kita tidak ingin kehilangan para orang tua,
Begitu juga anak-anak kecil dan kaum wanita.
Kemarin mereka masih dalam keadaan baik-baik saja,
Namun sekarang para wanita harus menjadi janda tanpa harta.
Kekejaman itu telah datang kepada mereka terang-terangan,
Tidak takut dengan panah-panah kaum Ad yang terhunus.
Dan kalian di sini hendak mengubah keadaan itu,
Namun siang dan malam silih berganti kondisi tetap sama.
Karena delegasi yang diutus tidak mampu menyelesaikannya,
Hingga tidak mendapatkan penghargaan dan ucapan selamat.
Setelah mendengar senandung itu, para delegasi tersadar dengan tujuan utama mereka datang ke tanah Haram. Maka mereka segera bangkit dan berangkat menuju rumah suci untuk mendoakan kaum mereka.
Sesampainya mereka di sana, pemimpin delegasi yang bernama Qail bin Atir segera memanjatkan doa. Setelah doa itu dipanjatkan, Allah menyiapkan tiga awan bagi mereka, awan putih, awan merah, dan awan hitam.
Kemudian suara dari langit berseru kepada pemimpin delegasi itu, ”Pilihlah salah satu dari awan ini untukmu atau untuk kaummu.”
Pemimpin delegasi itu segera menjawab, "Aku memilih awan hitam, karena awan hitam adalah awan yang paling banyak menyimpan air.”
Maka dikatakan lagi kepadanya, "Kamu telah memilih awan yang penuh dengan debu dan menghanguskan, awan yang membuat seorang ayah lari ketakutan dan tidak lagi memperhatikan anaknya, awan yang akan membuat semua kaum Ad binasa, kecuali mereka yang berada di kediaman Bani Laudzah. Yakni, sekelompok orang dari kaum Ad yang tinggal sementara di Kota Mekkah, mereka tidak merasakan azab yang ditimpakan kepada kaum mereka di kampung halaman, dan mereka itulah beserta keturunannya yang menjadi kaum Ad generasi kedua.”
Azab Allah terhadap Kaum Ad
Muhammad bin Ishaq melanjutkan: Setelah dipilih oleh Qail bin Atir, awan yang berisikan azab itu bertiup menuju pemukiman kaum Ad. Melihat awan itu kaum Ad terlihat bergembira.
Mereka berkata, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita. Namun kegembiraan itu sirna dalam sekejap, karena difirmankan oleh Allah “(Bukan!) Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya” yakni, membinasakan apapun yang diperintahkan kepadanya.”
Begitu juga anak-anak kecil dan kaum wanita.
Kemarin mereka masih dalam keadaan baik-baik saja,
Namun sekarang para wanita harus menjadi janda tanpa harta.
Kekejaman itu telah datang kepada mereka terang-terangan,
Tidak takut dengan panah-panah kaum Ad yang terhunus.
Dan kalian di sini hendak mengubah keadaan itu,
Namun siang dan malam silih berganti kondisi tetap sama.
Karena delegasi yang diutus tidak mampu menyelesaikannya,
Hingga tidak mendapatkan penghargaan dan ucapan selamat.
Setelah mendengar senandung itu, para delegasi tersadar dengan tujuan utama mereka datang ke tanah Haram. Maka mereka segera bangkit dan berangkat menuju rumah suci untuk mendoakan kaum mereka.
Baca Juga
Sesampainya mereka di sana, pemimpin delegasi yang bernama Qail bin Atir segera memanjatkan doa. Setelah doa itu dipanjatkan, Allah menyiapkan tiga awan bagi mereka, awan putih, awan merah, dan awan hitam.
Kemudian suara dari langit berseru kepada pemimpin delegasi itu, ”Pilihlah salah satu dari awan ini untukmu atau untuk kaummu.”
Pemimpin delegasi itu segera menjawab, "Aku memilih awan hitam, karena awan hitam adalah awan yang paling banyak menyimpan air.”
Maka dikatakan lagi kepadanya, "Kamu telah memilih awan yang penuh dengan debu dan menghanguskan, awan yang membuat seorang ayah lari ketakutan dan tidak lagi memperhatikan anaknya, awan yang akan membuat semua kaum Ad binasa, kecuali mereka yang berada di kediaman Bani Laudzah. Yakni, sekelompok orang dari kaum Ad yang tinggal sementara di Kota Mekkah, mereka tidak merasakan azab yang ditimpakan kepada kaum mereka di kampung halaman, dan mereka itulah beserta keturunannya yang menjadi kaum Ad generasi kedua.”
Azab Allah terhadap Kaum Ad
Muhammad bin Ishaq melanjutkan: Setelah dipilih oleh Qail bin Atir, awan yang berisikan azab itu bertiup menuju pemukiman kaum Ad. Melihat awan itu kaum Ad terlihat bergembira.
Mereka berkata, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita. Namun kegembiraan itu sirna dalam sekejap, karena difirmankan oleh Allah “(Bukan!) Tetapi itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya” yakni, membinasakan apapun yang diperintahkan kepadanya.”