Baca Doa Ini Setelah Makan, Fadilahnya Dosa-dosa Diampuni
Minggu, 13 Februari 2022 - 22:40 WIB
Imam As-Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengabarkan fadhilah (keutamaan) berdoa setelah makan dan adab ketika makan di tempat orang lain.
Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab ketika makan, salah satunya mengawalinya dengan berdoa kemudian menutupnya dengan pujian syukur dan doa. Apabila makan di tempat atau rumah orang lain, hendaknya mendoakan orang yang memberi makan.
Tersebut dalam Kitab Risalatul-Mu'awanah berikut:
وإذا أكلت عند قوم فاثن عليهم وادع لهم بخير
"Ketika engkau makan di tempat orang lain, maka pujilah dan doakan kebaikan bagi mereka."
وقل بعد الفراغ من الأكل : الحمد لله. اللهم كما أطعمتني طيباً فاستعملني صالحاً، الحمد لله الذي أطعمني هذا الطعام ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة
Sesudah makan, bacalah Doa berikut:
Alhamdulillaahi Allahumma Kamaa Ath'amtani Thoyyiban Fasta'milnii Shoolihan. Alhamdulillaahil ladzi Ath'amanii Hadzat tho'aama wa razaqanihi ghairi haulin Minnii wa laa Quwwah.
Artinya: "Segala puji bagi Allah. Ya Allah, sebagaimana Engkau memberi aku makanan dengan makanan yang baik, maka jadikanlah aku orang yang saleh. Segala puji bagi Alalh, Zat yang telah memberi makan dan memberi rezeki padaku tanpa upaya dan kekuatan dariku."
Fadhilah:
فمن قال ذلك غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
Artinya: "Barangsiapa membaca doa tadi, maka Allah ﷻ mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang."
Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengingatkan, jangan jadikan makanan-makanan yang lezat sebagai tujuan untuk mengumbar syahwat. Bila tujuanmu seperti itu, berarti engkau termasuk golongan yang disebutkan dalam Hadits Nabi ﷺ berikut:
شِرَارُ أُمَّتِى الَّذِيْنَ غُذُوْابِالنَّعِيْمِ وَنَبَتَتْ عَلَيْهِ أَجْسَادُهُمْ وَإِنَّمَاهِمَّتُهُمْ أَلْوَانُ الطَّعَامِ وَأَلْوَانُ الثِّيَابِ وَيَتَشَدَّقُوْنَ فِىْ الْكَلَامِ
"Sejelek-jelek umatku adalah mereka yang memakan makanan yang lezt-lezat (saja) dan tubuh mereka tambah (gemuk). Dan cita-cita hidup mereka hanyalah aneka makanan, aneka pakaian, dan senang berbicara panjang lebar (yang tidak ada manfaatnya)."
Referensi:
Kitab Risalatul Mu'awanah karya Al-Imam As-Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad
Seorang muslim hendaknya memperhatikan adab-adab ketika makan, salah satunya mengawalinya dengan berdoa kemudian menutupnya dengan pujian syukur dan doa. Apabila makan di tempat atau rumah orang lain, hendaknya mendoakan orang yang memberi makan.
Tersebut dalam Kitab Risalatul-Mu'awanah berikut:
وإذا أكلت عند قوم فاثن عليهم وادع لهم بخير
"Ketika engkau makan di tempat orang lain, maka pujilah dan doakan kebaikan bagi mereka."
وقل بعد الفراغ من الأكل : الحمد لله. اللهم كما أطعمتني طيباً فاستعملني صالحاً، الحمد لله الذي أطعمني هذا الطعام ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة
Sesudah makan, bacalah Doa berikut:
اَلْحَمْدُلِلَّهِ اَللَّهُمَّ كَمَاأَطْعَمْتَنِىْ طَيِّبًافَاسْتَعْمِلْنِىْ صَالِحًا, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ أَطْعَمَنِىْ هَذَاالطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِحَوْلٍ مِنِّىْ وَلَا قُوَّةٍ
Alhamdulillaahi Allahumma Kamaa Ath'amtani Thoyyiban Fasta'milnii Shoolihan. Alhamdulillaahil ladzi Ath'amanii Hadzat tho'aama wa razaqanihi ghairi haulin Minnii wa laa Quwwah.
Artinya: "Segala puji bagi Allah. Ya Allah, sebagaimana Engkau memberi aku makanan dengan makanan yang baik, maka jadikanlah aku orang yang saleh. Segala puji bagi Alalh, Zat yang telah memberi makan dan memberi rezeki padaku tanpa upaya dan kekuatan dariku."
Fadhilah:
فمن قال ذلك غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
Artinya: "Barangsiapa membaca doa tadi, maka Allah ﷻ mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang."
Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengingatkan, jangan jadikan makanan-makanan yang lezat sebagai tujuan untuk mengumbar syahwat. Bila tujuanmu seperti itu, berarti engkau termasuk golongan yang disebutkan dalam Hadits Nabi ﷺ berikut:
شِرَارُ أُمَّتِى الَّذِيْنَ غُذُوْابِالنَّعِيْمِ وَنَبَتَتْ عَلَيْهِ أَجْسَادُهُمْ وَإِنَّمَاهِمَّتُهُمْ أَلْوَانُ الطَّعَامِ وَأَلْوَانُ الثِّيَابِ وَيَتَشَدَّقُوْنَ فِىْ الْكَلَامِ
"Sejelek-jelek umatku adalah mereka yang memakan makanan yang lezt-lezat (saja) dan tubuh mereka tambah (gemuk). Dan cita-cita hidup mereka hanyalah aneka makanan, aneka pakaian, dan senang berbicara panjang lebar (yang tidak ada manfaatnya)."
Referensi:
Kitab Risalatul Mu'awanah karya Al-Imam As-Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad
(rhs)