Malaikat yang Bertugas Menyampaikan Wahyu Bukan Hanya Jibril
Minggu, 27 Februari 2022 - 16:36 WIB
Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul bukan hanya Jibril . Selian itu, tugas Jibril juga bukan hanya menyampaikan wahyu. Lebih jauh lagi, mereka yang didatangi malaikat, bukan hanya para nabi dan rasul.
Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan Allah Taala telah memberi tahu kita bahwa Jibril adalah malaikat yang hampir dikhususkan untuk mengemban tugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: “Barangsiapa menjadi musuh Jibril maka Jibril itu telah menurunkannya (al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya'.” ( QS Al-Baqarah : 97)
Dia juga berfirman, “Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang orang yang memberi peringatan." ( QS Asy-Syu'ara' : 193-194)
Kadangkala ada malaikat selain Jibril yang membawa wahyu, tetapi ini sangat jarang. Dalam hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya dari Ibnu Abbas , ia berkata, “Ketika Jibril sedang duduk bersama Nabi SAW , ia mendengar suara dari atas. Jibril melihat ke atas lalu berkata: 'Ini adalah suara pintu langit yang dibuka hari ini. Pintu yang tidak pernah dibuka, kecuali hari ini.” Lalu turunlah malaikat dari pintu itu.
Jibril berkata: “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi. Ia sama sekali tidak pernah turun selain hari ini."
Malaikat itu mengucap salam kemudian berkata: “Bergembiralah dengan dua cahaya yang aku berikan kepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelum engkau: Fatihah al-Kitab dan ayat-ayat terakhir surah al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu huruf darinya, kecuali diberikan kepadamu.
Dalam Tarikh Ibnu 'Asikir, dengan sanad yang sahih, dari Hudzaifah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku didatangi oleh satu malaikat seraya mengucapkan salam kepadaku. Malaikat itu turun dari langit dan ia belum pernah turun sebelumnya. Ia menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa Hasan dan Husain adalah dua orang junjungan pemuda penduduk surga, sedangkan Fathimah adalah junjungan para perempuan penduduk surga.” (Shahih al-Jami', jilid 1, hlm. 80)
Dalam Musnad Ahmad, Tirmidzi, dan an-Nasa'i, dari Hudzaifah dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah engkau melihat orang yang menjumpaiku tadi? Ia adalah salah satu malaikat yang sama sekali belum pernah turun ke bumi sebelum malam ini. Ia memohon izin kepada Tuhannya untuk mengucapkan salam kepadaku dan menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa Hasan dan Husain adalah dua orang junjungan pemuda penduduk surga, sedangkan Fathimah adalah junjungan para perempuan penduduk surga.” (Shahih al-Jami', jilid 1, hlm. 419)
Dalam Al-Musnad dan Sunan at-Tirmidzi dengan sanad yang sahih dari Ubay bin Ka'b bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku didatangi oleh Jibril dan Mikail. Jibril duduk di sebelah kananku, sedangkan Mikail duduk di sebelah kiriku.
Jibril berkata: “Wahai Muhammad, bacalah al-Qur'an dalam satu huruf.'
Mikail menyahut: "Mintalah tambahan.'
Aku pun berkata: “Tambahkanlah.'
Jibril mengatakan: “Bacalah al-Qur'an dalam tiga huruf."
Mikail menyahut: "Mintalah tambahan.'
Aku berkata: “Tambahkanlah.' Demikian seterusnya sampai tujuh huruf.
Lantas Jibril berkata: “Bacalah al-Qur'an dalam tujuh huruf, semuanya sempurna dan menyeluruh'.” (Shahih al-Jami", jilid 1, hlm. 80)
Tak Hanya Nabi dan Rasul
Tidak semua orang yang didatangi oleh malaikat dianggap sebagai rasul atau nabi. Pasalnya, Allah pernah mengutus Jibril kepada Maryam sebagaimana Dia utus malaikat kepada ibunda Ismail ketika kehabisan air dan makanan.
Para sahabat juga pernah melihat Jibril dalam wujud seorang Badui. Allah mengirim seorang malaikat kepada laki-laki itu, yang berkunjung kepada saudara fillah (di jalan Allah). Ia diutus untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Allah mencintainya karena ia cinta kepada saudaranya. Hal seperti ini banyak terjadi, tetapi di sini sebagai catatan saja.
Selanjutnya, bagaimana wahyu datang kepada Rasulullah?
Al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu datang kepadamu?”
Rasulullah SAW menjawab, “Kadangkala wahyu datang kepadaku seperti bunyi lonceng. Inilah yang paling berat bagiku. Selanjutnya, bunyi terputus sementara aku telah memahami maksudnya. Terkadang malaikat datang menyerupai bentuk laki-laki lalu aku memahami apa yang dikatakannya.”
Jadi, Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkomunikasi dalam wujudnya sebagai malaikat. Cara ini terasa sangat berat bagi Rasulullah SAW. Adapun yang kedua adalah dengan cara Jibril mengubah wujud dari wujud malaikat menjadi wujud manusia. Cara ini lebih ringan bagi Rasulullah SAW.
Rasulullah pernah melihat wujud asli Malaikat Jibril sebanyak dua kali: satu kali terjadi tiga tahun sesudah pengangkatan sebagai rasul. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah bersabda:
"Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba kudengar suara dari langit. Aku pun menengadah ke atas dan ternyata ia adalah malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira. Ia duduk di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku gemetar karenanya lalu aku pun pulang dan berkata: Selimutilah aku"” (HR Bukhari)
Kali kedua, beliau melihat Jibril ketika membawanya naik ke langit. Dua kesempatan ini dituturkan dalam surah an-Najm: “Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli sedang ia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian ia mendekat lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah ia dekat (pada Muhammad sejauh) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
Lalu ia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekkah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.” (QS An-Najm: 6-17)
Tak Hanya Sampaikan Wahyu
Tugas Jibril tidak terbatas hanya menyampaikan wahyu dari Allah Taala. Setiap tahun, pada bulan Ramadhan, Jibril mendatangi Rasulullah pada tiap malam dan meminta beliau untuk membacakan al-Quran. Hadis ini adalah sahih dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya.
"Jibril Menjadi Imam Nabi SAW. Jibril pernah mengimami Rasulullah dengan tujuan untuk mengajarkan cara sholat sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Taala."
Dalam Shahih Bukhari tercatat bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril turun kemudian mengimami aku. Aku pun sholat bersama Jibril kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya.” (Beliau menghitung dengan jari lima kali). (HR Bukhari)
Dalam Sunan Ahmad, Sunan Nasa'i, dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril mengimamiku di Baitullah sebanyak dua kali. Ia mengimamiku ketika matahari tergelincir seukuran tali terampah. Dan Jibril mengimamiku sholat ashar ketika bayang-bayang sesuatu sama ukuran dengan barang itu sendiri.
Selanjutnya, ia mengimamiku ketika orang puasa berbuka. Ia mengimamiku sholat isya saat tenggelamnya awan. la pun mengimamiku saat diharamkan makan dan minum bagi orang yang berpuasa.
Esok harinya, Jibril mengimamiku sholat zuhur ketika panjang bayang-bayang segala sesuatu sama dengan barang itu sendiri. Lalu ia mengimamiku sholat ashar saat panjang bayang-bayang segala sesuatu dua kali lipat dari sesuatu itu sendiri.
Selanjutnya, ia mengimamiku sholat maghrib saat orang yang puasa berbuka. Lalu ia mengimami aku sholat isya hingga sepertiga malam dan mengimamiku sholat ketika fajar menyingsing kemudian sinarnya menguning.
Selanjutnya, ia menoleh kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, ini adalah waktu sholat para nabi sebelum engkau. Waktu (sholat) adalah di antara kedua waktu ini.” (HR Ahmad, an-Nasa'i, dan Abu Dawud))
Jibril tidak hanya mengajarkan sholat secara praktis dan waktunya semata, tetapi juga mengajarkan cara berwudhu. Dalam Musnad Ahmad dan Mustadrak al-Hakim dari Zaid bin Haritsah bahwa Rasulullah SAW bersabda,:
“Jibril datang kepadaku pada awal turunnya wahyu kepadaku. Ia mengajariku cara berwudhu dan shalat. Setelah wudhu, ia ambil seciduk air lalu memercikkannya pada kemaluannya.”
Meruqyah Rasulullah
Imam Muslim dalam Shahih-nya dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya dan lain-lain dari Abu Sa'id, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Malaikat Jibril mendatangiku seraya bertanya: “Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?" Aku menjawab: “Ya.' Jibril mengucapkan: “Bismillahi arqika min kulli syai'in yu 'dzika min syarri kulli dzi nafsin wa 'ainin hasid. Bismillahi arqika wa Allah yasyfika. (Dengan nama Allah aku merugyahmu dari segala sesuatu yang menyakitkanmu, dari keburukan segala sesuatu yang memiliki nyawa, dan mata yang hasud. Dengan nama Allah, aku merugyahmu dan Allah yang menyembuhkanmu.)” (HR Muslim dan at-Tirmidzi)
Beberapa di antara pekerjaan yang dilakukan oleh malaikat Jibril adalah berperang bersama Rasulullah SAW dalam Perang Badar dan Perang Khandag. Jibril juga menemani Rasulullah dalam perjalanan Isra Mi'raj dan lain-lain.
Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menjelaskan Allah Taala telah memberi tahu kita bahwa Jibril adalah malaikat yang hampir dikhususkan untuk mengemban tugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: “Barangsiapa menjadi musuh Jibril maka Jibril itu telah menurunkannya (al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya'.” ( QS Al-Baqarah : 97)
Dia juga berfirman, “Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang orang yang memberi peringatan." ( QS Asy-Syu'ara' : 193-194)
Kadangkala ada malaikat selain Jibril yang membawa wahyu, tetapi ini sangat jarang. Dalam hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya dari Ibnu Abbas , ia berkata, “Ketika Jibril sedang duduk bersama Nabi SAW , ia mendengar suara dari atas. Jibril melihat ke atas lalu berkata: 'Ini adalah suara pintu langit yang dibuka hari ini. Pintu yang tidak pernah dibuka, kecuali hari ini.” Lalu turunlah malaikat dari pintu itu.
Jibril berkata: “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi. Ia sama sekali tidak pernah turun selain hari ini."
Malaikat itu mengucap salam kemudian berkata: “Bergembiralah dengan dua cahaya yang aku berikan kepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelum engkau: Fatihah al-Kitab dan ayat-ayat terakhir surah al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu huruf darinya, kecuali diberikan kepadamu.
Dalam Tarikh Ibnu 'Asikir, dengan sanad yang sahih, dari Hudzaifah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku didatangi oleh satu malaikat seraya mengucapkan salam kepadaku. Malaikat itu turun dari langit dan ia belum pernah turun sebelumnya. Ia menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa Hasan dan Husain adalah dua orang junjungan pemuda penduduk surga, sedangkan Fathimah adalah junjungan para perempuan penduduk surga.” (Shahih al-Jami', jilid 1, hlm. 80)
Dalam Musnad Ahmad, Tirmidzi, dan an-Nasa'i, dari Hudzaifah dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah engkau melihat orang yang menjumpaiku tadi? Ia adalah salah satu malaikat yang sama sekali belum pernah turun ke bumi sebelum malam ini. Ia memohon izin kepada Tuhannya untuk mengucapkan salam kepadaku dan menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa Hasan dan Husain adalah dua orang junjungan pemuda penduduk surga, sedangkan Fathimah adalah junjungan para perempuan penduduk surga.” (Shahih al-Jami', jilid 1, hlm. 419)
Dalam Al-Musnad dan Sunan at-Tirmidzi dengan sanad yang sahih dari Ubay bin Ka'b bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku didatangi oleh Jibril dan Mikail. Jibril duduk di sebelah kananku, sedangkan Mikail duduk di sebelah kiriku.
Jibril berkata: “Wahai Muhammad, bacalah al-Qur'an dalam satu huruf.'
Mikail menyahut: "Mintalah tambahan.'
Aku pun berkata: “Tambahkanlah.'
Jibril mengatakan: “Bacalah al-Qur'an dalam tiga huruf."
Mikail menyahut: "Mintalah tambahan.'
Aku berkata: “Tambahkanlah.' Demikian seterusnya sampai tujuh huruf.
Lantas Jibril berkata: “Bacalah al-Qur'an dalam tujuh huruf, semuanya sempurna dan menyeluruh'.” (Shahih al-Jami", jilid 1, hlm. 80)
Tak Hanya Nabi dan Rasul
Tidak semua orang yang didatangi oleh malaikat dianggap sebagai rasul atau nabi. Pasalnya, Allah pernah mengutus Jibril kepada Maryam sebagaimana Dia utus malaikat kepada ibunda Ismail ketika kehabisan air dan makanan.
Para sahabat juga pernah melihat Jibril dalam wujud seorang Badui. Allah mengirim seorang malaikat kepada laki-laki itu, yang berkunjung kepada saudara fillah (di jalan Allah). Ia diutus untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Allah mencintainya karena ia cinta kepada saudaranya. Hal seperti ini banyak terjadi, tetapi di sini sebagai catatan saja.
Selanjutnya, bagaimana wahyu datang kepada Rasulullah?
Al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu datang kepadamu?”
Rasulullah SAW menjawab, “Kadangkala wahyu datang kepadaku seperti bunyi lonceng. Inilah yang paling berat bagiku. Selanjutnya, bunyi terputus sementara aku telah memahami maksudnya. Terkadang malaikat datang menyerupai bentuk laki-laki lalu aku memahami apa yang dikatakannya.”
Jadi, Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkomunikasi dalam wujudnya sebagai malaikat. Cara ini terasa sangat berat bagi Rasulullah SAW. Adapun yang kedua adalah dengan cara Jibril mengubah wujud dari wujud malaikat menjadi wujud manusia. Cara ini lebih ringan bagi Rasulullah SAW.
Rasulullah pernah melihat wujud asli Malaikat Jibril sebanyak dua kali: satu kali terjadi tiga tahun sesudah pengangkatan sebagai rasul. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah bersabda:
"Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba kudengar suara dari langit. Aku pun menengadah ke atas dan ternyata ia adalah malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira. Ia duduk di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku gemetar karenanya lalu aku pun pulang dan berkata: Selimutilah aku"” (HR Bukhari)
Kali kedua, beliau melihat Jibril ketika membawanya naik ke langit. Dua kesempatan ini dituturkan dalam surah an-Najm: “Yang mempunyai akal yang cerdas dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli sedang ia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian ia mendekat lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah ia dekat (pada Muhammad sejauh) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
Lalu ia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekkah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.” (QS An-Najm: 6-17)
Tak Hanya Sampaikan Wahyu
Tugas Jibril tidak terbatas hanya menyampaikan wahyu dari Allah Taala. Setiap tahun, pada bulan Ramadhan, Jibril mendatangi Rasulullah pada tiap malam dan meminta beliau untuk membacakan al-Quran. Hadis ini adalah sahih dan diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya.
"Jibril Menjadi Imam Nabi SAW. Jibril pernah mengimami Rasulullah dengan tujuan untuk mengajarkan cara sholat sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Taala."
Dalam Shahih Bukhari tercatat bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril turun kemudian mengimami aku. Aku pun sholat bersama Jibril kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya, kemudian aku sholat bersamanya.” (Beliau menghitung dengan jari lima kali). (HR Bukhari)
Dalam Sunan Ahmad, Sunan Nasa'i, dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril mengimamiku di Baitullah sebanyak dua kali. Ia mengimamiku ketika matahari tergelincir seukuran tali terampah. Dan Jibril mengimamiku sholat ashar ketika bayang-bayang sesuatu sama ukuran dengan barang itu sendiri.
Selanjutnya, ia mengimamiku ketika orang puasa berbuka. Ia mengimamiku sholat isya saat tenggelamnya awan. la pun mengimamiku saat diharamkan makan dan minum bagi orang yang berpuasa.
Esok harinya, Jibril mengimamiku sholat zuhur ketika panjang bayang-bayang segala sesuatu sama dengan barang itu sendiri. Lalu ia mengimamiku sholat ashar saat panjang bayang-bayang segala sesuatu dua kali lipat dari sesuatu itu sendiri.
Selanjutnya, ia mengimamiku sholat maghrib saat orang yang puasa berbuka. Lalu ia mengimami aku sholat isya hingga sepertiga malam dan mengimamiku sholat ketika fajar menyingsing kemudian sinarnya menguning.
Selanjutnya, ia menoleh kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, ini adalah waktu sholat para nabi sebelum engkau. Waktu (sholat) adalah di antara kedua waktu ini.” (HR Ahmad, an-Nasa'i, dan Abu Dawud))
Jibril tidak hanya mengajarkan sholat secara praktis dan waktunya semata, tetapi juga mengajarkan cara berwudhu. Dalam Musnad Ahmad dan Mustadrak al-Hakim dari Zaid bin Haritsah bahwa Rasulullah SAW bersabda,:
“Jibril datang kepadaku pada awal turunnya wahyu kepadaku. Ia mengajariku cara berwudhu dan shalat. Setelah wudhu, ia ambil seciduk air lalu memercikkannya pada kemaluannya.”
Meruqyah Rasulullah
Imam Muslim dalam Shahih-nya dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya dan lain-lain dari Abu Sa'id, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Malaikat Jibril mendatangiku seraya bertanya: “Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?" Aku menjawab: “Ya.' Jibril mengucapkan: “Bismillahi arqika min kulli syai'in yu 'dzika min syarri kulli dzi nafsin wa 'ainin hasid. Bismillahi arqika wa Allah yasyfika. (Dengan nama Allah aku merugyahmu dari segala sesuatu yang menyakitkanmu, dari keburukan segala sesuatu yang memiliki nyawa, dan mata yang hasud. Dengan nama Allah, aku merugyahmu dan Allah yang menyembuhkanmu.)” (HR Muslim dan at-Tirmidzi)
Beberapa di antara pekerjaan yang dilakukan oleh malaikat Jibril adalah berperang bersama Rasulullah SAW dalam Perang Badar dan Perang Khandag. Jibril juga menemani Rasulullah dalam perjalanan Isra Mi'raj dan lain-lain.
(mhy)