Pamer Amal di Medsos? Hati-hati Dengan Riya dan Sum'ah

Senin, 15 Juni 2020 - 15:57 WIB
Saat bersedekah pada anak kesatu sampai yang kelima ia ikhlas. Akan tetapi riya’ muncul saat ia bersedekah pada anak ke-enam, maka pahala yang terhapus adalah sedekah pada anak ke-enam. Contoh yang serupa adalah puasa.

Pada fitrahnya, manusia memiliki kecenderungan ingin dipuji dan takut dicela. Hal ini menyebabkan riya’ menjadi sangat samar dan tersembunyi. Terkadang, seorang merasa telah beramal ikhlas karena Allah, namun ternyata secara tak sadar ia telah terjerumus kedalam penyakit riya’.

Wahai muslimah, pernahkah engkau mendengar langkah laki seekor semut? Suara langkahnya begitu samar bahkan tidak dapat kita dengar. Seperti inilah RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kesamaran riya’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kesyirikan itu lebih samar dari langkah kaki semut.” Lalu Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah kesyirikan itu ialah menyembah selain Allah atau berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada selain Allah?” maka beliau bersabda.”Bagaimana engkau ini. Kesyirikan pada kalian lebih samar dari langkah kaki semut.” (HR Abu Ya’la Al Maushili dalam Musnad-nya, tahqiq Irsya Al Haq Al Atsari, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Targhib)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhawatirkan bahaya riya’ atas umat Islam melebihi kekhawatiran beliau terhadap bahaya Dajjal. Disebutkan dalam sabda beliau: “Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan menimpa kalian daripada Dajjal.” Kami menyatakan, “Tentu!” beliau bersabda “Syirik khafi (syirik yang tersembunyi). Yaitu seseorang mengerjakan salat, lalu ia baguskan salatnya karena ia melihat ada seseorang yang memandangnya.”

Perilaku sum'ah pun tidak begitu berbeda dengan riya'. Misalnya seseorang bersedekah, kemudian orang tersebut menceritakan kepada tetangga - tetangganya. Atau dia awalnya membersihkan masjid, kemudian ia menceritakanya kepada orang lain. Bisa juga seseorang yang berpuasa, kemudian ia menceritakanya dengan dilebih - lebihkan kepada orang lain. Secara tidak sadar orang ini ingin orang lain mendengar apa yang telah dilakukannya. Awalnya ikhlas namun selanjutnya jadi bercampur sum'ah.

Dari Jundub bin Abdillah Radhiyallahu-anhu, diriwayatkan bahwa ia berkata Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiap berlaku sum'ah, maka Allah akan memperdengarkan aibnya. Dan barangsiapa yang berbuat riya, maka Allah akan memperlihatkan aibnya,"

Bagaimana Mengobati Penyakit Riya’ dan Sum'ah?



Wahai muslimah, setiap insan tidak akan pernah lepas dari kesalahan. Sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Hati manusia juga cepat berubah. Jika saat ini beribadah dengan ikhlas, bisa jadi beberapa saat kemudian ikhlas tersebut berganti dengan riya’. Pagi ikhlas, mungkin sore sudah tidak. Hari ini ikhlas, mungkin esok tidak. Hanya kepada Allahlah kita memohon agar hati kita diteguhkan dalam agama ini. ( )

Agar terhindar dari riya'dan sum'ah, ada beberapa kiat yang bisa muslimah lakukan, antara lain :

1. Memohon dan selalu berlindung kepada Allah agar mengobati penyakit riya’ dan sum'ah ini.

2. Berusaha menghindarinya

3. Mengingat-ingat akibat buruk perbuatan riya' dan sum'ah ini di dunia dan akhirat

4. Usahakan selalu menyembunyikan dan merahasiakan ibadah

5. Latihan dan mujahadah

Yang paling penting adalah bulatkan tekad bahwa apa yang kita lakukan adalah perbuatan ibadah yang hanya ingin mencapai ridha Allah SWT dan mendapat surga-Nya.

Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(wid)
Halaman :
cover top ayah
اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ‏ (١) حَتّٰى زُرۡتُمُ الۡمَقَابِرَؕ (٢) كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ‏ (٣) ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَؕ (٤) كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِؕ (٥) لَتَرَوُنَّ الۡجَحِيۡمَۙ (٦) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙ (٧) ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ (٨)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

(QS. At-Takatsur)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More