Ada Makam 40 Sahabat Rasulullah SAW di Rusia, Jasadnya Utuh Beraroma Harum Mawar
Jum'at, 11 Maret 2022 - 13:03 WIB
Cendekiawan Moldavia Dimitrie Cantemir, yang pada awal abad ke-18 mempelajari barang-barang antik Derbent secara menyeluruh, mencatat legenda pertalian asal-usul pekuburan ini dengan Oghuz Turk, sebuah bangsa Turk barat.
Legenda ini juga dikutip oleh Adam Olearius. Ilmuwan Jerman itu melaporkan bahwa “40 pangeran, orang-orang suci” dikubur di permakaman, yang “dipimpin oleh seorang raja bernama Kassan, yang berasal dari bangsa Okus (maksudnya Oghuz -red.)”.
AK Alikberov, penulis buku "Kenangan Sejarah dan Identitas Rusia di Kaukasus Utara", mendukung pendapat ini dan menafsirkan permakaman Kyrkhlyar sebagai pekuburan “para pemimpin detasemen Ghazi, yang disebut sultan semasa Dinasti Seljuk sebagai bentuk penghormatan”.
Maknanya, secara historis hanya mungkin terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-11 di bawah kepemimpinan gubernur-gubernur Seljuk, Yagma dan Sau-Tegine, ketika Derbent menjadi pos terdepan Kesultanan Seljuk di wilayah Kaukasus.
MS Gadzhiev, seorang doktor ilmu sejarah dan pengarang buku Kota Kuno Dagestan: Pengalaman Analisis Historis-Topografi dan Sosial-Ekonomi, menulis bahwa epigrafi (tulisan kuno) yang ditemukan pada sarkofagus serupa berfungsi sebagai referensi penanggalan tambahan untuk menentukan waktu kemunculan Kyrkhlyar.
Berdasarkan hasil penelitian, semuanya dibuat dengan gaya yang sama: kaligrafi Kufi dengan ornamen “berbunga” yang terlihat dengan jelas. Ini semua merupakan ciri khas zaman Seljuk.
Nisan paling awal dengan bentuk semacam ini, biasanya berasal dari abad XI—XII, berdasarkan kalender 469 Hijriyah (tahun 1076—1077 Masehi), ditemukan pada nisan di sektor selatan tanah pemakaman Derbent.
Oleh karena itu, Kyrkhlyar merupakan makam para pemimpin pasukan “pejuang akidah” atau Ghazi yang diberi gelar sultan semasa Kesultanan Turki Seljuk, bukan makam sahabat-sahabat Rasulullah.
Legenda ini juga dikutip oleh Adam Olearius. Ilmuwan Jerman itu melaporkan bahwa “40 pangeran, orang-orang suci” dikubur di permakaman, yang “dipimpin oleh seorang raja bernama Kassan, yang berasal dari bangsa Okus (maksudnya Oghuz -red.)”.
AK Alikberov, penulis buku "Kenangan Sejarah dan Identitas Rusia di Kaukasus Utara", mendukung pendapat ini dan menafsirkan permakaman Kyrkhlyar sebagai pekuburan “para pemimpin detasemen Ghazi, yang disebut sultan semasa Dinasti Seljuk sebagai bentuk penghormatan”.
Maknanya, secara historis hanya mungkin terjadi pada sepertiga terakhir abad ke-11 di bawah kepemimpinan gubernur-gubernur Seljuk, Yagma dan Sau-Tegine, ketika Derbent menjadi pos terdepan Kesultanan Seljuk di wilayah Kaukasus.
MS Gadzhiev, seorang doktor ilmu sejarah dan pengarang buku Kota Kuno Dagestan: Pengalaman Analisis Historis-Topografi dan Sosial-Ekonomi, menulis bahwa epigrafi (tulisan kuno) yang ditemukan pada sarkofagus serupa berfungsi sebagai referensi penanggalan tambahan untuk menentukan waktu kemunculan Kyrkhlyar.
Berdasarkan hasil penelitian, semuanya dibuat dengan gaya yang sama: kaligrafi Kufi dengan ornamen “berbunga” yang terlihat dengan jelas. Ini semua merupakan ciri khas zaman Seljuk.
Nisan paling awal dengan bentuk semacam ini, biasanya berasal dari abad XI—XII, berdasarkan kalender 469 Hijriyah (tahun 1076—1077 Masehi), ditemukan pada nisan di sektor selatan tanah pemakaman Derbent.
Oleh karena itu, Kyrkhlyar merupakan makam para pemimpin pasukan “pejuang akidah” atau Ghazi yang diberi gelar sultan semasa Kesultanan Turki Seljuk, bukan makam sahabat-sahabat Rasulullah.
(mhy)