Waktunya Memperbanyak Baca Al-Qur'an, Jangan Lupa Perhatikan Adab-adabnya
Rabu, 16 Maret 2022 - 17:01 WIB
Orang yang junub dan wanita yang sedang haid diharamkan membaca al-Quran, tetapi boleh melihat mushaf dan membacanya di dalam hati. Sedangkan orang yang mulutnya najis, makruh hukumnya membaca al-Quran. Ada juga yang berpendapat hukumnya haram, seperti haramnya tangan yang terkena najis menyentuh mushaf. (Al-Itqan, Jalaluddin as-Suyuti, 1/363)
3. Memilih tempat dan mengenakan pakaian yang bersih
Sunah hukumnya memilih tempat yang bersih ketika membaca Al-Qur'an. Dan yang paling utama adalah di masjid. Bisa juga dengan mengkhususkan ruangan tertentu dalam rumah untuk membaca Al-Qur'an dan shalat yang selalu kita jaga kebersihannya, sehingga ruangan tersebut dapat kita pastikan kebersihannya dan bebas dari najis.
Kebersihan tempat juga harus dibarengi dengan kebersihan pakaian yang kita kenakan. Selain itu, pakaian yang kita kenakan harus sopan dan menutup aurat, bagi wanita muslimah haruslah mengenakan jilbab.
4. Menghadap kiblat
Apakah membaca Al Qur'an harus menghadap ke kiblat? Sunah hukumnya ketika duduk membaca Al-Qur'an menghadap ke arah kiblat, dengan khusyuk, tenang, tidak tergesa-gesa, dan menundukkan kepala. Menghadap ke arah kiblat juga merupakan hal yang utama ketika seseorang membaca kitab ataupun murajaah hafalan.
5. Bersiwak sebelum membaca al-Qur'an
Sunah hukumnya bersiwak sebelum membaca al-Quran. Sebagai bentuk penghormatan menjaga kesucian.
6. Membaca ta‘awudh sebelum membaca al-Qur'an
Sunah hukumnya membaca ta‘awudh sebelum membaca al-Qur'an, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Orang yang sedang membaca al-Quran jika mengucapkan sepatah kata kepada orang lain, menjawab salam misalnya, maka ia mengulang kembali bacaan ta‘awudhnya sebelum melanjutkan kembali membaca al-Quran. Membaca ta‘awudh juga dengan suara yang nyaring dan tartil, sebagaimana membaca ayat-ayat al-Qur'an.
7. Membaca al-Qur'an dengan tartil dan memperhatikan tajwid
Sunah hukumnya membaca al-Quran dengan tartil, yakni perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
Janganlah membaca al-Quran dengan tergesa-gesa. Bacalah dengan perlahan sambil menghayati maknanya.
Selain membaca dengan tartil, adab membaca al-Quran lainnya ialah memberikan hak-hak setiap huruf yang dibaca sesuai dengan kaidah dalam ilmu tajwid, dan juga membaguskan suara bacaan al-Quran.
3. Memilih tempat dan mengenakan pakaian yang bersih
Sunah hukumnya memilih tempat yang bersih ketika membaca Al-Qur'an. Dan yang paling utama adalah di masjid. Bisa juga dengan mengkhususkan ruangan tertentu dalam rumah untuk membaca Al-Qur'an dan shalat yang selalu kita jaga kebersihannya, sehingga ruangan tersebut dapat kita pastikan kebersihannya dan bebas dari najis.
Kebersihan tempat juga harus dibarengi dengan kebersihan pakaian yang kita kenakan. Selain itu, pakaian yang kita kenakan harus sopan dan menutup aurat, bagi wanita muslimah haruslah mengenakan jilbab.
4. Menghadap kiblat
Apakah membaca Al Qur'an harus menghadap ke kiblat? Sunah hukumnya ketika duduk membaca Al-Qur'an menghadap ke arah kiblat, dengan khusyuk, tenang, tidak tergesa-gesa, dan menundukkan kepala. Menghadap ke arah kiblat juga merupakan hal yang utama ketika seseorang membaca kitab ataupun murajaah hafalan.
5. Bersiwak sebelum membaca al-Qur'an
Sunah hukumnya bersiwak sebelum membaca al-Quran. Sebagai bentuk penghormatan menjaga kesucian.
6. Membaca ta‘awudh sebelum membaca al-Qur'an
Sunah hukumnya membaca ta‘awudh sebelum membaca al-Qur'an, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Orang yang sedang membaca al-Quran jika mengucapkan sepatah kata kepada orang lain, menjawab salam misalnya, maka ia mengulang kembali bacaan ta‘awudhnya sebelum melanjutkan kembali membaca al-Quran. Membaca ta‘awudh juga dengan suara yang nyaring dan tartil, sebagaimana membaca ayat-ayat al-Qur'an.
7. Membaca al-Qur'an dengan tartil dan memperhatikan tajwid
Sunah hukumnya membaca al-Quran dengan tartil, yakni perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
“Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
Janganlah membaca al-Quran dengan tergesa-gesa. Bacalah dengan perlahan sambil menghayati maknanya.
Selain membaca dengan tartil, adab membaca al-Quran lainnya ialah memberikan hak-hak setiap huruf yang dibaca sesuai dengan kaidah dalam ilmu tajwid, dan juga membaguskan suara bacaan al-Quran.