Kisah Sultan Iltutmish Menghalau Tentara Mongol dari India
Minggu, 20 Maret 2022 - 20:28 WIB
Iltutmish (1211-1236 M) adalah sultan ketiga Dinasti Ghuriyah, menggantikan Qutub al-Din Aibak. Raja baru ini memulai kariernya sebagai budak, sama seperti mendiang Sultan Aibak. la menantu Aibak yang sedang menjabat sebagai Gubernur Badaun.
Kalangan sejarawan mencatat Iltutmish adalah seorang raja Islam yang besar, pandai mengatur negara, dan berjasa. la melanjutkan perluasan kekuasaan Islam ke wilayah Utara dengan menaklukkan negeri Malawa.
Jasa Iltutmish yang paling besar adalah karena kekuatan pribadinya, kuat persiapan, dan pertahanannya dapat membendung penjarahan bangsa Mongol.
Kala itu, tentara Mongol telah menghancurleburkan Samarkand, Bukhara, dan tanah-tanah Islam yang lain, yang dipimpin oleh Jengis Khan.
Bahkan setelah kerajaan Khawarizm dihapuskan dari muka bumi oleh bangsa Mongol, maka Khwarizm Shah yang terakhir, Jalaluddin Mangkabarti datang untuk meminta perlindungan ke India dan diberi perlindungan oleh Iltutmish.
Ketika tentara Mongol telah memasuki Punjab, maka pasukan Iltutmish mampu menghalaunya.
Hanya saja, ketika Jalaluddin Mangkabarti yang berlindung di India itu meminta kepada Iltutmish supaya menyusun tentara untuk menyerang orang-orang Mongol, ia tidak merespon keinginan tersebut. Rupanya dia telah mengukur kekuatan dirinya. Ia sadar tidak akan sanggup menyerang bangsa Mongol.
Dengan demikian, Iltutmish dari satu segi menolak permintaan Jalaluddin secara halus dan di sisi lain ia menyelamatkan India dari serangan Mongol yang kekuatannya sangat besar.
Penaklukan
Segera setelah ancaman Mongol berakhir, Iltutmish memulai serangkaian penaklukan. Mula-mula Iltutmish mengarahkan perhatiannya ke Benggala yang pada waktu itu diperintah oleh Ghiyasuddin Khalji, yang telah menyatakan kemerdekaannya dan menggunakan gelar raja.
Pada tahun 1227 M, Sultan mengirimkan anaknya yang tertua yang bernama Nasiruddin Mahmud ke Benggala untuk menyerang Ghiyasuddin Khalji dan berhasil merebut kota Lakhnauti serta membunuh Ghiyasuddin Khalji.
Kemudian Nasiruddin diangkat sebagai gubernur provinsi tersebut, kariernya terhenti karena datang kematiannya. Nasuruddin meninggal dalam usia muda pada tahun 1229 M.
Setelah itu, Alauddin Daulat Shah Khalji menjadi Gubernur Benggala. Akan tetapi ia diusir oleh Ikhtiyaruddin Balka, seorang pengikut Ghiyasuddin.
Pada tahun 1230-1231 M, Iltutmish mengalahkan dan membunuh Balka dan Benggala dijadikan wilayah kekuasaan Delhi. Selanjutnya ia melantik Malik Alauddin menjadi Gubernur Benggala.
Konsentrasi Iltutmish selanjutnya adalah mengarahkan pasukannya untuk memerangi kepala-kepala suku Hindu. Ranthambhor dan Gwalfor yang telah menyatakan kemerdekaan direbut kembali.
Kemudian Sultan menyerbu Malwa, serta mengambil alih Benteng Bhilsa dan merebut serta merampok Ujjain. Dengan demikian, Iltutmish menyelesaikan penaklukan India Utara.
Sebelum wafat, Iltutmish menunjuk putrinya, Raziyya sebagai penggantinya dengan alasan semua anak laki-lakinya tidak ada yang mampu memimpin pemerintahan.
Kalangan sejarawan mencatat Iltutmish adalah seorang raja Islam yang besar, pandai mengatur negara, dan berjasa. la melanjutkan perluasan kekuasaan Islam ke wilayah Utara dengan menaklukkan negeri Malawa.
Jasa Iltutmish yang paling besar adalah karena kekuatan pribadinya, kuat persiapan, dan pertahanannya dapat membendung penjarahan bangsa Mongol.
Kala itu, tentara Mongol telah menghancurleburkan Samarkand, Bukhara, dan tanah-tanah Islam yang lain, yang dipimpin oleh Jengis Khan.
Bahkan setelah kerajaan Khawarizm dihapuskan dari muka bumi oleh bangsa Mongol, maka Khwarizm Shah yang terakhir, Jalaluddin Mangkabarti datang untuk meminta perlindungan ke India dan diberi perlindungan oleh Iltutmish.
Ketika tentara Mongol telah memasuki Punjab, maka pasukan Iltutmish mampu menghalaunya.
Hanya saja, ketika Jalaluddin Mangkabarti yang berlindung di India itu meminta kepada Iltutmish supaya menyusun tentara untuk menyerang orang-orang Mongol, ia tidak merespon keinginan tersebut. Rupanya dia telah mengukur kekuatan dirinya. Ia sadar tidak akan sanggup menyerang bangsa Mongol.
Dengan demikian, Iltutmish dari satu segi menolak permintaan Jalaluddin secara halus dan di sisi lain ia menyelamatkan India dari serangan Mongol yang kekuatannya sangat besar.
Penaklukan
Segera setelah ancaman Mongol berakhir, Iltutmish memulai serangkaian penaklukan. Mula-mula Iltutmish mengarahkan perhatiannya ke Benggala yang pada waktu itu diperintah oleh Ghiyasuddin Khalji, yang telah menyatakan kemerdekaannya dan menggunakan gelar raja.
Pada tahun 1227 M, Sultan mengirimkan anaknya yang tertua yang bernama Nasiruddin Mahmud ke Benggala untuk menyerang Ghiyasuddin Khalji dan berhasil merebut kota Lakhnauti serta membunuh Ghiyasuddin Khalji.
Kemudian Nasiruddin diangkat sebagai gubernur provinsi tersebut, kariernya terhenti karena datang kematiannya. Nasuruddin meninggal dalam usia muda pada tahun 1229 M.
Setelah itu, Alauddin Daulat Shah Khalji menjadi Gubernur Benggala. Akan tetapi ia diusir oleh Ikhtiyaruddin Balka, seorang pengikut Ghiyasuddin.
Pada tahun 1230-1231 M, Iltutmish mengalahkan dan membunuh Balka dan Benggala dijadikan wilayah kekuasaan Delhi. Selanjutnya ia melantik Malik Alauddin menjadi Gubernur Benggala.
Konsentrasi Iltutmish selanjutnya adalah mengarahkan pasukannya untuk memerangi kepala-kepala suku Hindu. Ranthambhor dan Gwalfor yang telah menyatakan kemerdekaan direbut kembali.
Kemudian Sultan menyerbu Malwa, serta mengambil alih Benteng Bhilsa dan merebut serta merampok Ujjain. Dengan demikian, Iltutmish menyelesaikan penaklukan India Utara.
Sebelum wafat, Iltutmish menunjuk putrinya, Raziyya sebagai penggantinya dengan alasan semua anak laki-lakinya tidak ada yang mampu memimpin pemerintahan.
(mhy)