Benarkah Malam 17 Ramadhan Nuzulul Quran?
Rabu, 13 April 2022 - 05:15 WIB
Benarkah malam 17 Ramadhan Nuzulul Quran? Begitu beberapa atau bahkan kebanyakan orang bertanya-tanya tentang waktu turunnya Al-Qur'an. Pertanyaan ini muncul karena pada surat Al-Qadar disebutkan Al-Qur’an turun pada malam Lailatul Qodar .
Selanjutnya, Rasulullah SAW mengatakan bahwa Lailatul Qodar ada di sepuluh akhir bulan Ramadhan . Di sisi lain, Nuzulul Qur'an selalu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan.
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam buku berjudul "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" menjelaskan tentang Nuzulul Qur'an yang diambil dari beberapa kitab yang menerangkan tentang masalah ini.
Sejumlah ulama menyebut metode turunnya Al-Qur’an dalam kitab-kitab mereka dengan istilah kaifiyah alTanzil. Dalam kitabnya al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, Imam Badruddin al-Zarkasyi menyebut setidaknya ada 3 pendapat soal kaifiya Tanzil ini. Dan ketiganya adalah pendapat yang terekam dalam banyak kitab-kitab ulama tentang ilmu Qur’an.
Pertama, Al-Qur'an turun dengan ayat yang lengkap semuanya ketika malam Lailatul-Qadr ke bait-al-Izzah atau langit dunia dari al-Lauh alMahfudz. Kemudian turun secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama 20 atau 23 tahun kemudian dimulai dengan 5 ayat pertama al-‘Alaq.
Kedua, Al-Qur'an turun secara berangsur ke langit dunia (bait al-Izzah) di 20 atau 23 malam Lailatul Qadr selama 20 atau 23 tahun tersebut. Barulah setelah semuanya lengkap di langit dunia, Jibril menurunkannya berangsuran kepada Nabi Muhammad saw, selama 20 atau 23 tahun.
Ketiga, Al-Qur'an turun langsung kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsuran selama lebih dari 20 tahun dan dimulai di malam Lailatul-Qadr.
Dari tiga pendapat tersebut, pendapat yang banyak dipegang oleh jumhur Ulama, yaitu pendapat pertama, bahwa Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia (daarul Izzah) pada malam Lailatul Qadr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi SAW setelah beliau diangkat menjadi Nabi di Mekkah dan Madinah sampai wafat beliau.
"Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang setidaknya bisa diterima dengan bantahan yang minim," ujar Ahmad Zarkasih.
Pendapat ini karena berdasar kepada suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dalam mustadrok-nya dengan sanad yang sahih, dari Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma.
Beliau mengatakan bahwasanya Al-Qur'an itu turun sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadr. Kemudian diturunkan berangsur-angsur selama 20 tahun, kemudian ia mambaca ayat.
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” ( QS Al Furqan : 33)
“Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( QS Al Isra : 106)
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……dan Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril turun dengan membawanya kepada Muhammad SAW.”
Turun Sekaligus
Selanjutnya, Rasulullah SAW mengatakan bahwa Lailatul Qodar ada di sepuluh akhir bulan Ramadhan . Di sisi lain, Nuzulul Qur'an selalu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan.
Ahmad Zarkasih, Lc, dalam buku berjudul "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?" menjelaskan tentang Nuzulul Qur'an yang diambil dari beberapa kitab yang menerangkan tentang masalah ini.
Sejumlah ulama menyebut metode turunnya Al-Qur’an dalam kitab-kitab mereka dengan istilah kaifiyah alTanzil. Dalam kitabnya al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, Imam Badruddin al-Zarkasyi menyebut setidaknya ada 3 pendapat soal kaifiya Tanzil ini. Dan ketiganya adalah pendapat yang terekam dalam banyak kitab-kitab ulama tentang ilmu Qur’an.
Pertama, Al-Qur'an turun dengan ayat yang lengkap semuanya ketika malam Lailatul-Qadr ke bait-al-Izzah atau langit dunia dari al-Lauh alMahfudz. Kemudian turun secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama 20 atau 23 tahun kemudian dimulai dengan 5 ayat pertama al-‘Alaq.
Kedua, Al-Qur'an turun secara berangsur ke langit dunia (bait al-Izzah) di 20 atau 23 malam Lailatul Qadr selama 20 atau 23 tahun tersebut. Barulah setelah semuanya lengkap di langit dunia, Jibril menurunkannya berangsuran kepada Nabi Muhammad saw, selama 20 atau 23 tahun.
Ketiga, Al-Qur'an turun langsung kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsuran selama lebih dari 20 tahun dan dimulai di malam Lailatul-Qadr.
Dari tiga pendapat tersebut, pendapat yang banyak dipegang oleh jumhur Ulama, yaitu pendapat pertama, bahwa Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia (daarul Izzah) pada malam Lailatul Qadr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi SAW setelah beliau diangkat menjadi Nabi di Mekkah dan Madinah sampai wafat beliau.
"Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang setidaknya bisa diterima dengan bantahan yang minim," ujar Ahmad Zarkasih.
Pendapat ini karena berdasar kepada suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dalam mustadrok-nya dengan sanad yang sahih, dari Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma.
Beliau mengatakan bahwasanya Al-Qur'an itu turun sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadr. Kemudian diturunkan berangsur-angsur selama 20 tahun, kemudian ia mambaca ayat.
وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” ( QS Al Furqan : 33)
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
“Dan Al-Qur'an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( QS Al Isra : 106)
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……dan Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril turun dengan membawanya kepada Muhammad SAW.”
Turun Sekaligus