Berapa Rakaat Sholat Tarawih di Masjidil Haram?
Sabtu, 16 April 2022 - 01:02 WIB
Berapa rakaat sholat Tarawih di Masjidil Haram? Umat muslim di Arab Saudi sangat gembira menyusul diizinkannya pelaksanaan sholat Tarawih di Masjidil Haram Mekkah pada Ramadhan 1443 H tahun ini.
Kepala Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci, Syekh Abdurrahman as-Sudais mengatakan, pelaksanaan sholat Tarawih di Masjidil Haram tahun ini dikurangi menjadi 10 rakaat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Biasanya dalam kondisi normal (sebelum pandemi Covid-19), sholat tarawih di Masjidil Haram dilaksanakan 20 rakaat plus sholat witir. Sholat Tarawih pertama Ramadhan tahun ini telah dimulai pada Jumat malam 1 April 2022.
Umat muslim menyambut gembira pelaksanaan sholat Tarawih tanpa jarak ini atau shaf rapat. Semua masjid di Kerajaan juga ikut menghidupkan sholat Tarawih dengan kapasitas penuh.
Sejarah Sholat Tarawih
Sebelum pandemi Covid-19, Masjidil Haram selalu melaksanakan sholat Tarawih berjamaah 20 rakaat plus Witir. Arab Saudi sendiri merupakan negara pengikut salah satu dari 4 mazhab populer yaitu Mazhab Hambali.
Ustaz Ahmad Zarkasih dalam bukunya "Sejarah Tarawih" menyebutkan sholat Tarawih 20 rakaat menjadi masyhur dan disepakati oleh 4 mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali).
Sejarah sholat tarawih berjamaah diawali pada masa Umar bin Khattab menjabat khalifah. Kala itu, sholat Tarawih dikerjakan 20 rakaat dan salam setiap selesai 2 rakaat. Artinya, dalam 20 rakaat, istirahat ada 10 kali.
Sedangkan pada zaman Ali bin Abi Thalib, format sholat Tarawih berubah. Beliau hanya mengizinkan tarawih dari 20 rakaat itu hanya 5 kali. Artinya tarawih tidak dilakukan setiap selesai 2 rakaat, melainkan setiap 4 rakaat.
Format tarawih berubah lagi pada tahun ke 99 Hijriyah, ketika Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah dari Bani Umayyah. Perubahannya terdapat pada jumlah rakaat yang dikerjakan.
Jumlah rakaat yang sudah lama menjadi tradisi dan diaminkan oleh seluruh umat Islam sejak zaman Khalifah Umar, yakni 20 rakaat, bertambah menjadi 36 rakaat. Di luar 3 rakaat Witir. Kalau digabungkan dengan witir, sholat Tarawih di zaman Umar bin Abdul Aziz totalnya menjadi 39 rakaat.
Menurut Ustaz Ahmad Zarkasih, adanya tambahan rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Abdil Aziz dari 20 menjadi 36 di Masjid Nabawi Madinah, itu disebabkan karena beliau ingin menyamai amalan penduduk Makkah.
Diceritakan, sholat tarawih di Masjidil Haram dikerjakan dengan format 20 rakaat, dan mereka istirahat di setiap 2 salam; yakni 4 rakaat. Jika demikian, berarti istirahat atau tarawih yang mereka dapati adalah 4 kali.
Di Masjidil Haram setiap kali istirahat dari sholat tarawih, mereka thawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang setelah thawaf melakukan salat sunnah thawaf 2 rakaat. Kemudian mereka meneruskan lagi sholat tarawihnya. Dan begitulah seterusnya.
Kepala Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci, Syekh Abdurrahman as-Sudais mengatakan, pelaksanaan sholat Tarawih di Masjidil Haram tahun ini dikurangi menjadi 10 rakaat untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Biasanya dalam kondisi normal (sebelum pandemi Covid-19), sholat tarawih di Masjidil Haram dilaksanakan 20 rakaat plus sholat witir. Sholat Tarawih pertama Ramadhan tahun ini telah dimulai pada Jumat malam 1 April 2022.
Umat muslim menyambut gembira pelaksanaan sholat Tarawih tanpa jarak ini atau shaf rapat. Semua masjid di Kerajaan juga ikut menghidupkan sholat Tarawih dengan kapasitas penuh.
Sejarah Sholat Tarawih
Sebelum pandemi Covid-19, Masjidil Haram selalu melaksanakan sholat Tarawih berjamaah 20 rakaat plus Witir. Arab Saudi sendiri merupakan negara pengikut salah satu dari 4 mazhab populer yaitu Mazhab Hambali.
Ustaz Ahmad Zarkasih dalam bukunya "Sejarah Tarawih" menyebutkan sholat Tarawih 20 rakaat menjadi masyhur dan disepakati oleh 4 mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali).
Sejarah sholat tarawih berjamaah diawali pada masa Umar bin Khattab menjabat khalifah. Kala itu, sholat Tarawih dikerjakan 20 rakaat dan salam setiap selesai 2 rakaat. Artinya, dalam 20 rakaat, istirahat ada 10 kali.
Sedangkan pada zaman Ali bin Abi Thalib, format sholat Tarawih berubah. Beliau hanya mengizinkan tarawih dari 20 rakaat itu hanya 5 kali. Artinya tarawih tidak dilakukan setiap selesai 2 rakaat, melainkan setiap 4 rakaat.
Format tarawih berubah lagi pada tahun ke 99 Hijriyah, ketika Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah dari Bani Umayyah. Perubahannya terdapat pada jumlah rakaat yang dikerjakan.
Jumlah rakaat yang sudah lama menjadi tradisi dan diaminkan oleh seluruh umat Islam sejak zaman Khalifah Umar, yakni 20 rakaat, bertambah menjadi 36 rakaat. Di luar 3 rakaat Witir. Kalau digabungkan dengan witir, sholat Tarawih di zaman Umar bin Abdul Aziz totalnya menjadi 39 rakaat.
Menurut Ustaz Ahmad Zarkasih, adanya tambahan rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Abdil Aziz dari 20 menjadi 36 di Masjid Nabawi Madinah, itu disebabkan karena beliau ingin menyamai amalan penduduk Makkah.
Diceritakan, sholat tarawih di Masjidil Haram dikerjakan dengan format 20 rakaat, dan mereka istirahat di setiap 2 salam; yakni 4 rakaat. Jika demikian, berarti istirahat atau tarawih yang mereka dapati adalah 4 kali.
Di Masjidil Haram setiap kali istirahat dari sholat tarawih, mereka thawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang setelah thawaf melakukan salat sunnah thawaf 2 rakaat. Kemudian mereka meneruskan lagi sholat tarawihnya. Dan begitulah seterusnya.
(rhs)