Yuk, Amalkan 4 Kiat Ini Agar Iman Terus Bertambah
Senin, 06 Juni 2022 - 16:31 WIB
Sudah fitrahnya, keimanan atau iman manusia itu selalu pasang surut, bisa naik bisa juga turun atau menyusut. Bahkan, Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan soal keimanan ini, beliau berkata : “Iman bisa bertambah sampai mencapai lebih tinggi dari langit yang tujuh, dan berkurang sampai menjadi paling rendah dari bumi yang ketujuh” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Thabaqatul Hanabilah, 1/259).
Dalam Islam, iman merupakan modal utama bagi seorang mukmin yang diperintahkan agar dapat menjalani kehidupan sesuai syariat. Dan, iman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala akan bertambah tatkala seorang hamba senantiasa dalam ketaatan pada Rabb semesta alam. Sedangkan berkurang kadar iman itu, ketika seseorang sedang lemah imannya, malas ibadahnya, dan berbagai maksiat yang dilakukannya.
Lantas bagaimana caranya agar iman ini bisa bertambah dan semakin kokoh di hati? Dirangkum dari berbagi sumber, berikut kiat-kiatnya:
1. Pelajari dan pahami hakikat tauhid
Tauhid yang benar adalah syarat diterimanya ibadah dan hamba harus berusaha melandasi segala aktivitasnya dengan ikhlas meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Iman akan semakin mekar di hati saat seorang hamba dengan berpegang pada Islam dan akan bahagia dan selamat hidupnya di dunia dan akhirat.
2. Giat belajar ilmu agama
Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “…Ilmu itu membawa mereka (dengan tanpa mereka sadari) untuk merasakan hakikat (kesempurnaan dan kemanisan) iman, sehingga mereka merasakan ringan dan mudah (melaksanakan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa Ta’ala) yang semua ini dirasakan berat oleh orang-orang yang melampaui batas (sehingga lalai dari ilmu), dan mereka merasa senang dan suka (melakukan amalan-amalan shahih dan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang semua ini tidak disukai orang-orang yang jahil…” (Dinukil oleh Ibnul Qoyyim dalam Miftahu Daaris Sa’adah, 1/123).
Karenanya, rajin-rajinlah mendatangi majelis-majelis ilmu yang mengajak pada petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah, bacalah buku-buku agama yang bermanfaat yang selaras dengan syariat. Manfaatkan media-media yang islami yang telah dimudahkan Allah Ta'ala sesuai kebutuhan dan berhati-hatilah dari pemikiran yang menyimpang dari jalan yang lurus.
3. Berkumpul dengan orang-orang shaleh
Berkumpul dan bergaul orang-orang yang shaleh akan menguatkan iman, karena mereka senantiasa mengingatkan kita saat berbuat salah. Selalu memotivasi dan mendorong untuk lebih bertakwa.
Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata: “Tiga hal yang apabila terdapat dalam diri seseorang, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan, berteman dengan orang faqih (alim), membaca Al-Qur’an dan berpuasa” (Al-Adab Asy-Syar’iyah 111:538).
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Janganlah berteman dengan pelaku dosa hingga engkau akan terbawa menjadi pelaku dosa” (Syarhus Sunnah Al-Baghawi, XIII:191).
4. Memahami bahwa dunia adalah negeri ujian
Ketika dunia menyapa dengan segala pesonanya, maka ingatlah kematian, niscaya iman tak akan sirna. Hasan Al-Bashri berkata: “Kematian meremehkan dunia dan tidak menyisakan kesenangan bagi orang yang berakal. Selagi seorang hamba hatinya selalu mengingat kematian, maka dunia akan terasa kecil di matanya dan segala apa yang ada di dalamnya menjadi remeh” (Hasan Al-Bashri dalam kitab Minhajul Qashidin).
Wallahu A'lam
Dalam Islam, iman merupakan modal utama bagi seorang mukmin yang diperintahkan agar dapat menjalani kehidupan sesuai syariat. Dan, iman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala akan bertambah tatkala seorang hamba senantiasa dalam ketaatan pada Rabb semesta alam. Sedangkan berkurang kadar iman itu, ketika seseorang sedang lemah imannya, malas ibadahnya, dan berbagai maksiat yang dilakukannya.
Lantas bagaimana caranya agar iman ini bisa bertambah dan semakin kokoh di hati? Dirangkum dari berbagi sumber, berikut kiat-kiatnya:
1. Pelajari dan pahami hakikat tauhid
Tauhid yang benar adalah syarat diterimanya ibadah dan hamba harus berusaha melandasi segala aktivitasnya dengan ikhlas meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Iman akan semakin mekar di hati saat seorang hamba dengan berpegang pada Islam dan akan bahagia dan selamat hidupnya di dunia dan akhirat.
2. Giat belajar ilmu agama
Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “…Ilmu itu membawa mereka (dengan tanpa mereka sadari) untuk merasakan hakikat (kesempurnaan dan kemanisan) iman, sehingga mereka merasakan ringan dan mudah (melaksanakan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa Ta’ala) yang semua ini dirasakan berat oleh orang-orang yang melampaui batas (sehingga lalai dari ilmu), dan mereka merasa senang dan suka (melakukan amalan-amalan shahih dan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang semua ini tidak disukai orang-orang yang jahil…” (Dinukil oleh Ibnul Qoyyim dalam Miftahu Daaris Sa’adah, 1/123).
Karenanya, rajin-rajinlah mendatangi majelis-majelis ilmu yang mengajak pada petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah, bacalah buku-buku agama yang bermanfaat yang selaras dengan syariat. Manfaatkan media-media yang islami yang telah dimudahkan Allah Ta'ala sesuai kebutuhan dan berhati-hatilah dari pemikiran yang menyimpang dari jalan yang lurus.
3. Berkumpul dengan orang-orang shaleh
Berkumpul dan bergaul orang-orang yang shaleh akan menguatkan iman, karena mereka senantiasa mengingatkan kita saat berbuat salah. Selalu memotivasi dan mendorong untuk lebih bertakwa.
Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata: “Tiga hal yang apabila terdapat dalam diri seseorang, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan, berteman dengan orang faqih (alim), membaca Al-Qur’an dan berpuasa” (Al-Adab Asy-Syar’iyah 111:538).
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Janganlah berteman dengan pelaku dosa hingga engkau akan terbawa menjadi pelaku dosa” (Syarhus Sunnah Al-Baghawi, XIII:191).
4. Memahami bahwa dunia adalah negeri ujian
Ketika dunia menyapa dengan segala pesonanya, maka ingatlah kematian, niscaya iman tak akan sirna. Hasan Al-Bashri berkata: “Kematian meremehkan dunia dan tidak menyisakan kesenangan bagi orang yang berakal. Selagi seorang hamba hatinya selalu mengingat kematian, maka dunia akan terasa kecil di matanya dan segala apa yang ada di dalamnya menjadi remeh” (Hasan Al-Bashri dalam kitab Minhajul Qashidin).
Wallahu A'lam
(wid)