Masya Allah, 4 Bayi Ini Bisa Berbicara dalam Buaian

Rabu, 24 Juni 2020 - 15:22 WIB
Dalam riwayat Hadis diceritakan kisah empat bayi yang mampu berbicara atas izin Allah Taala. Foto Ilustrasi/Dok parenting.orami.co.id
Mukjizat Nabi ataupun karamah para wali merupakan karunia pemberian Allah Ta'ala. Dalam Al-Qur'an dan Hadis terdapat beberapa dalil yang menunjukkan adanya karamah untuk para wali. Seperti kisah Sayyidah Maryam yang mendapati makanan di mihrabnya (QS. Ali Imran: 37). Karunia yang didapat Sayyidah Maryam ini sempat membuat kaget Nabi Zakariya 'alaihissalam. ( )

Selain Sayyidah Maryam, para Sahabat Nabi dan waliyullah (kekasih Allah) juga memiliki karamah. Berikut ulasan kisah empat bayi yang mampu berbicara atas izin Allah Ta'ala.Kisah bayi yang dapat berbicara ini bersumber hadis-hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Keempat bayi istimewa ini adalah:

1. Isa Bin Maryam 'alaihissalam.

2. Bayi dalam kisah Juraij si ahli ibadah.

3. Bayi yang sedang bersama ibunya.

4. Bayi yang akan dilempar ke dalam api.

Adapun 3 bayi yang pertama bersumber dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi: ( )

1. Isa Bin Maryam.

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur'an , yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan".

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (Surah Maryam: ayat 16-34)

2. Bayi dalam Kisah Juraij.

Juraij adalah seorang laki-laki saleh yang rajin beribadah. Ia membangun tempat ibadah dan senantiasa beribadah di tempat itu. Ketika sedang melaksanakan salat sunnah, tiba-tiba ibunya datang dan memanggilnya; "Hai Juraij!" Juraij bertanya dalam hati: 'Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, melanjutkan salatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?' Akhirnya ia meneruskan salatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. Esok harinya, ibunya datang lagi kepadanya sedangkan Juraij sedang salat sunnah.

Kemudian ibunya memanggilnya: "Hai Juraij!" Kata Juraij dalam hati: "Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan, memenuhi seruan ibuku ataukah shalatku?" Lalu Juraij tetap meneruskan shalatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya. Hari berikutnya, ibunya datang lagi ketika Juraij sedang melaksanakan salat. Seperti biasa ibunya memanggil: "Hai Juraij!" Kata Juraij dalam hati: "Ya Allah, manakah yang harus aku utamakan, meneruskan shalatku ataukah memenuhi seruan ibuku? Namun Juraij tetap meneruskan salatnya dan mengabaikan seruan ibunya. Tentunya hal ini membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya pun berdoa kepada Allah: "Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia mendapat fitnah dari perempuan pelacur!"

Kala itu, kaum Bani Israil selalu memperbincangkan tentang Juraij dan ibadahnya, hingga ada seorang wanita pelacur yang cantik berkata: "Jika kalian menginginkan popularitas Juraij hancur di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi kalian. RasulullahSAW pun meneruskan sabdanya:

"Maka mulailah pelacur itu menggoda dan membujuk Juraij, tetapi Juraij tidak mudah terpedaya dengan godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur itu pergi mendatangi seorang penggembala ternak yang kebetulan sering berteduh di tempat peribadatan Juraij. Ternyata wanita itu berhasil memperdayainya hingga laki-laki penggembala itu melakukan perzinaan dengannya sampai akhirnya hamil. Setelah melahirkan, wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat sekitarnya bahwa: "Bayi ini adalah hasil perbuatan aku dengan Juraij." Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat pun menjadi marah dan benci kepada Juraij.

Kemudian mendatangi rumah peribadatan Juraij dan menghancurkannya. Selain itu, mereka menghakimi Juraij tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. Lalu Juraij bertanya kepada mereka; "Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku?" Mereka menjawab: "Kami lakukan hal ini kepadamu karena kamu telah berbuat zina dengan pelacur ini hingga ia melahirkan bayi dari hasil perbuatanmu." Juraij berseru: "Dimanakah bayi itu?"

Kemudian mereka menghadirkan bayi hasil perbuatan zina itu dan menyentuh perutnya dengan jari tangannya seraya bertanya: "Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya ayahmu itu?" Ajaibnya, sang bayi langsung menjawab: "Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala." Akhirnya mereka menaruh hormat kepada Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkah darinya. Setelah itu mereka pun berkata: "Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu ini dengan bahan yang terbuat dari emas". Namun Juraij menolak dan berkata: "Tidak usah, tetapi kembalikan saja rumah ibadah seperti semula yang terbuat dari tanah liat." Akhirnya mereka pun mulai melaksanakan pembangunan rumah ibadah itu seperti semula.

3. Bayi yang Sedang Menyusu.

Saat bayi yang sedang menyusu kepada ibunya ini tiba-tiba ada seorang laki-laki yang gagah dan berpakaian yang bagus pula. Lalu ibu bayi tersebut berkata: "Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah anakku ini seperti laki-laki yang sedang mengendarai hewan tunggangan itu!" Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil berkata: "Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! Setelah itu, bayi tersebut langsung menyusu kembali kepada ibunya.

Abu Hurairah berkata: "Sepertinya saya melihat RasulullahSAW menceritakan susuan bayi itu dengan memperagakan jari telunjuk beliau yang diisap dengan mulut beliau." Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli seorang wanita seraya berkata: "Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan mencuri.’ Tetapi wanita itu tetap tegar dan berkata: "Hanya Allah lah penolongku. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku." Kemudian ibu bayi itu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu!" Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata: "Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya!"

Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu tersebut berkata kepada bayinya: "Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada seorang laki-laki yang gagah dan menawan lewat di depan kita, lalu kamu berdoa kepada Allah: "Ya Allah, jadikanlah anakku seperti laki-laki itu! Namun kamu malah mengatakan: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret dan memukuli seorang wanita sambil berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu!" Tetapi kamu malah berkata: "Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu! Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab: "Sesungguhnya laki-laki yang gagah itu seorang yang sombong hingga aku mengucapkan: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu! Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi sebenarnya adalah seorang wanita yang shalihah, tidak pernah berzina, ataupun mencuri. Oleh karena itu, aku pun berdoa: "Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!" (HR. Al-Bukhari Muslim)

4. Bayi yang Akan Dilempar ke Dalam Api.

Kisah bayi keempat ini tedapat dalam hadis Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Dulu, sebelum kalian ada seorang raja, ia memiliki tukang sihir, saat tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: 'Aku sudah tua, kirimlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir.’ Lalu seorang pemuda datang padanya, ia mengajarkan sihir kepada pemuda itu. (Jarak) antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib. Si pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum akan kata-kata si rahib itu sehingga bila datang ke si penyihir pasti dipukul.

Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib, ia berkata: 'Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan 'Keluargaku menahanku', dan bila kau takut pada keluargamu, katakan: 'Si tukang sihir menahanku.' Saat seperti itu, pada suatu hari ia mendekati seekor hewan besar yang menghalangi jalanan orang, ia berkata, 'Hari ini aku akan tahu, apakah tukang sihir lebih baik ataukah pendeta lebih baik.' Ia mengambil batu lalu berkata: 'Ya Allah, bila urusan si rahib lebih Engkau sukai dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini hingga orang bisa lewat.' Ia melemparkan batu itu dan membunuhnya, orang-orang pun bisa lewat. Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib.

Si rahib berkata: 'Anakku, saat ini engkau lebih baik dariku dan urusanmu telah sampai seperti yang aku lihat, engkau akan mendapat ujian, bila kau mendapat ujian jangan menunjukkan padaku'. Si pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit. Salah seorang teman raja yang buta lalu ia mendengarnya, ia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata: 'Sembuhkan aku dan kau akan mendapatkan yang aku kumpulkan di sini.' Pemuda itu berkata: 'Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah, bila kau beriman padaNya, aku akan berdoa kepadaNya agar menyembuhkanmu.' Teman si raja itu pun beriman lalu si pemuda itu berdoa kepada Allah lalu ia pun sembuh.

Teman raja itu kemudian mendatangi raja lalu duduk di dekatnya. Si raja berkata: 'Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu?' Orang itu menjawab: 'Rabbku'. Si raja berkata: 'Kau punya Rabb selainku?' Orang itu berkata: 'Rabbku dan Rabbmu adalah Allah'. Si raja menangkapnya lalu menyiksanya hingga ia menunjukkan pada pemuda itu lalu pemuda itu didatangkan.

Raja berkata: 'Hai anakku, sihirmu yang bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan kau melakukan ini dan itu'. Pemuda itu berkata: 'Bukan aku yang menyembuhkan, yang menyembuhkan hanya Allah'. Si raja menangkapnya dan terus menyiksanya ia menunjukkan kepada si rahib. Si raja mendatangi si rahib, rahib pun didatangkan lalu dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu'. Si rahib tidak mau lalu si raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat di tengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah. Setelah itu teman si raja didatangkan dan dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu'. Si rahib tidak mau lalu si raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat di tengah kepalanya hingga sebelahnya terkapar di tanah.

Setelah itu pemuda didatangkan lalu dikatakan padanya: 'Tinggalkan agamamu'. Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah dia ke gunung ini dan ini, bawalah ia naik, bila ia mau meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan bila tidak mau, lemparkan dari atas gunung'. Mereka membawanya ke puncak gunung lalu pemuda itu berdoa: 'Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu'. Ternyata gunung mengguncang mereka dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali pulang hingga tiba dihadapan raja. Raja bertanya: 'Bagaimana kondisi kawan-kawanmu?'

Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka'. Lalu si raja menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: 'Bawalah dia ke sebuah perahu lalu kirim ke tengah laut, bila ia mau meninggalkan agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mau meninggalkannya, lemparkan dia'. Mereka membawanya ke tengah laut lalu pemuda itu berdoa: 'Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu'. Ternyata perahunya terbalik dan mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang hingga tiba dihadapan raja, raja bertanya: Bagaimana keadaan teman-temanmu? ‘

Pemuda itu menjawab: 'Allah mencukupiku dari mereka'. Setelah itu ia berkata kepada raja: Kau tidak akan bisa membunuhku hingga kau mau melakukan yang aku perintahkan, Raja bertanya: 'Apa yang kau perintahkan?' Pemuda itu berkata: 'Kumpulkan semua orang di tanah luas lalu saliblah aku di atas pelepah, ambillah anak panah dari sarung panahku lalu ucapkan: 'Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini'. Bila kau melakukannya kau akan membunuhku'. Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah di tengah-tengah panah lalu melesakkannya seraya berkata: 'Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini'. Anak panah dilesakkan ke pelipis pemuda itu lalu pemuda meletakkan tangannya di tempat panah menancap kemudian mati. Orang-orang berkata: 'Kami beriman dengan Rabb pemuda itu'.

Kemudian didatangkan kepada raja dan dikatakan padanya: 'Tahukah kamu akan sesuatu yang kau khawatirkan, demi Allah kini telah menimpamu. Orang-orang beriman seluruhnya'. Si raja kemudian memerintahkan membuat parit di jalanan kemudian disulut api. Raja berkata: 'Siapa pun yang tidak meninggalkan agamanya, pangganglah di dalamnya'. Mereka melakukannya hingga datanglah seorang wanita bersama anaknya, sepertinya ia hendak mundur agar tidak terjatuh dalam kubangan api lalu si bayi itu berkata: 'Ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." (HR. Muslim)

Demikian kisah empat bayi yang mampu berbicara. Rasulullah SAW bersabda: "Hati-hatilah pada firasat orang mukmin, sungguh (firasat) dia itu melihat dengan cahaya Allah". (HR Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Imam At-Tabrani dari Ibn Umar RA).[ ]

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
لَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُقَاتِلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوۡكُمۡ مِّنۡ دِيَارِكُمۡ اَنۡ تَبَرُّوۡهُمۡ وَ تُقۡسِطُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِيۡنَ‏
Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

(QS. Al-Mumtahanah Ayat 8)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More