10 Karomah Sayyidina Umar Bin Khattab (1)

Selasa, 16 Juni 2020 - 06:10 WIB
loading...
10 Karomah Sayyidina Umar Bin Khattab (1)
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam menjuluki Umar bin Khattab Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Foto/tangkapan layar film serial Omar
A A A
Khalifah kedua Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu adalah sosok sahabat Nabi yang patut diteladani. Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam menjuluki beliau Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Bahkan setan pun lari apabila bertemu Umar bin Khattab .

Gambaran fisik Umar adalah laki-laki berkulit coklat. Kedua tangannya aktif sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan kedua tangannya, memiliki tubuh yang kuat, tinggi besar. Tinggi badannya jauh di atas rata-rata. Jika berada di kerumunan, dia nampak seolah sedang menunggangi sesuatu.(Baca Juga: Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua yang Menaklukkan Romawi dan Persia)
Ketika diangkat sebagai Khalifah menggantikan Abu Bakar ASh-Shiddiq, kekuasaan Islam tumbuh pesat. Selama 10 tahun memimpin (13 H/634 M - 23 H/644 M), Khalifah Umar berhasil membebaskan negeri jajahan Romawi dan Persia dan merebut Baitul Maqdis (Palestina) dari kekuasaan Romawi. ( )

Dibalik keberhasilannya menjabat khalifah sekaligus Amirul Mukminin, Sayyidina Umar memiliki karomah yang luar biasa. Ada 10 karomah (kelebihan dan kemuliaan) yang Allah berikan kepada Umar bin Khattab . Berikut karomahnya:

1. Berbicara dengan Ahli Kubur.
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan (bab tentang kubur) bahwa ketika Umar bin Khattab RA melewati pemakaman Baqi' di Madinah, beliau mengucapkan salam, "Semoga keselamatan dilimpahkan padamu, wahai para penghuni kubur. Aku kabarkan bahwa istri kalian sudah menikah lagi, rumah kalian sudah ditempati, kekayaan kalian sudah dibagi". Kemudian ada suara tanpa rupa menyahut, "Hai Umar bin Khattab , aku kabarkan juga bahwa kami telah mendapatkan balasan atas kewajiban yang telah kami lakukan, keuntungan atas harta yang yang telah kami dermakan, dan penyesalan atas kebaikan yang kami tinggalkan".

Yahya bin Ayyub al-Khaza'i menceritakan bahwa Umar bin Khattab mendatangi makam seorang pemuda lalu memanggilnya, "Hai Fulan! Dan orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, akan mendapat dua surga (QS Al-Ralunan [55]: 46). Dari dalam kubur pemuda itu, terdengar suara: "Hai Umar, Tuhanku telah memberikan dua surga itu kepadaku dua kali di dalam surga". (Riwayat Ibnu 'Asakir)

2. Dijuluki Sebagai Legenda.
Al Taj al-Subki mengemukakan salah satu karamah Khalifah Umar bin Khattab RA sebagaimana dalam sabda Nabi yang berbunyi, "Di antara umat-umat sebelum kalian, ada orang-orang yang menjadi legenda. Jika orang seperti itu ada di antara umatku, dialah Umar". ( )

3. Berbicara dengan Sariyah yang Saat Itu Memimpin Perang Melawan Persia di Nihawan.
Diceritakan bahwa Umar bin Khattab mengangkat Sariyah bin Zanim al-Khalji sebagai panglima perang kaum muslimin ketika menyerang Persia. Di Gerbang Nihawan, Sariyah dan pasukannya terdesak karena jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, sehingga pasukan muslim hampir kalah. Sementara di Madinah, Umar naik ke atas mimbar dan berkhutbah. Di tengah khutbahnya, Umar berseru dengan suara lantang: "Hai Sariyah, berlindunglah ke gunung. Barangsiapa menyuruh serigala untuk menggembalakan kambing, maka ia telah berlaku zalim!" Allah membuat Sariyah dan seluruh pasukannya yang ada di Gerbang Nihawan dapat mendengar suara Umar di Madinah. Maka pasukan muslimin berlindung ke gunung, dan berkata, "Itu suara Khalifah Umar ". Akhirnya mereka selamat dan mendapatkan kemenangan.

Al-Taj al-Subki menjelaskan bahwa ayahnya (Taqiyuddin al-Subki) menambahkan cerita di atas. Pada saat itu, Ali menghadiri khutbah Umar lalu ia ditanya, "Apa maksud perkataan Khalifah Umar barusan dan di mana Sariyah sekarang?" Ali menjawab, "Doakan saja Sariyah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya." Dan setelah kejadian yang dialami Sariyah dan pasukannya diketahui umat muslimin di Madinah, maksud perkataan Umar di tengah-tengah khutbahnya tersebut menjadi jelas.

Menurut al Taj al-Subki, Khalifah Umar tidak bermaksud menunjukkan karamahnya. Tetapi Allah-lah yang menampakkan karamahnya, sehingga pasukan muslimin di Nihawan dapat melihatnya dengan mata telanjang, seolah-olah Umar menampakkan diri secara nyata di hadapan mereka dan meninggalkan majelisnya di Madinah, sementara seluruh pancaindranya merasakan bahaya yang menimpa pasukan muslimin di Nihawan. Sariyah berbicara dengan Umar seakan-akan sedang bersamanya.

4. Menghentikan Goncangan Bumi Saat Terjadi Gempa.
Dalam Kitab al-Syamil, Imain al-Haramain menceritakan Karamah Umar ketika terjadi gempa bumi pada masa pemerintahannya. Ketika itu, Umar mengucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah, padahal bumi bergoncang begitu menakutkan. Kemudian Umar memukul bumi dengan kantong tempat susu sambil berkata: "Tenanglah wahai bumi, bukankah aku telah berlaku adil kepadamu." Bumi kembali tenang saat itu juga. Menurut Imam al-Haramain, pada hakikatnya Umar adalah Amirul Mmukminin secara lahir dan batin juga sebagai khalifah Allah bagi bumi-Nya dan bagi penduduk bumi-Nya. Sehingga Umar mampu memerintahkan dan menghentikan gerakan bumi, sebagaimana ia menegur kesalahan-kesalahan penduduk bumi.

5. Mengalirkan Sungai Nil Saat Dilanda Kekeringan.
Imam al-Haramain mengemukakan ketika sungai Nil tidak mengalir, penduduk Mesir melakukan ritual jahiliyah dengan melemparkan seorang perawan ke dalam sungai tersebut setiap tahunnya. Penduduk Mesir melaporkan hal itu kepada 'Amr bin Ash yang saat itu menjabat gubernur Mesir. Kemudian 'Amr bin Ash berkata kepada mereka, "Sesungguhnya hal ini tidak boleh dilakukan karena Islam telah menghapus tradisi tersebut." Kala itu penduduk Mesir mengalami penderitaan selama tiga bulan karena mengeringnya sungai Nil.

'Amr menulis surat kepada Khalifah Umar bin Khattab untuk menceritakan peristiwa itu. Kemudian Umar membalas surat tersebut dan menyatakan: "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku mengirim secarik kertas untukmu, lemparkanlah kertas itu ke sungai Nil," Kemudian 'Amr membuka kertas itu sebelum melemparnya ke sungai Nil. Ternyata kertas itu berisi tulisan Khalifah Umar untuk sungai Nil di Mesir yang menyatakan: "Jika kamu mengalir karena dirimu sendiri, maka jangan mengalir. Namun jika Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk membuatmu mengalir".

Kemudian 'Amr melempar kertas itu ke sungai Nil. Sementara itu penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk pindah meninggalkan Mesir. Pagi harinya, Allah Ta'ala mengalirkan sungai Nil enam belas hasta dalam semalam. ( )

(bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2014 seconds (0.1#10.140)