Bohongi Prajurit Kerajaan, Abu Nawas Ditangkap dan Diborgol
Kamis, 25 Juni 2020 - 08:41 WIB
Setelah itu, panglima pun mendekati Abu Nawas. "Tuan Abu, maafkan perbuatan anak buahku di sini ya," kata panglima itu dengan sangat sopannya.
Panglima dan Abu Nawas sudah saling mengenal. Mereka seringkali bertemu ketika sang khalifah mengundangnya ke istana.
( )
Betapa terkejutnya sang komandan dan para prajuritnya. Perasaan sombong dan congkak yang tadi menyelimuti mereka seakan berubah menjadi rasa takut.
"Wahai Tuan Abu, sebenarnya kebohongan apa yang mereka sangkakan kepadamu?" tanya panglima.
( )
"Wahai panglima, mereka memintaku untuk menunjukkan tempat untuk bersenang-senang, tentu saja aku tunjukkan kuburan karena kuburan adalah tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah SWT. Di sana pula dia akan mendapatkan hidangan yang nikmat dari Allah SWT, terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan manusia dan makhluk lainnya," jawab Abu Nawas serius.
(
Panglima tersenyum mendengar penjelasan Abu Nawas. Komandan lantas buru-buru mendekati Abu Nawas. "Maafkan hamba, Tuanku Abu?" katanya. "Andai saja aku mengetahui bahwa tuan adalah Tuan Abu, tentu kami tidak akan berani membawa Tuan ke hadapan Panglima," kata komandan lagi.
"Wahai komandan...apakah aku telah membohongi kalian? Bukankah aku berkata benar? Aku adalah abdi, dan setiap orang adalah Abdi Allah SWT, termasuk kalian semuanya," tutur Abu Nawas.
"Anda benar Tuanku...," jawab komandan malu ati. ( )
Panglima dan Abu Nawas sudah saling mengenal. Mereka seringkali bertemu ketika sang khalifah mengundangnya ke istana.
( )
Betapa terkejutnya sang komandan dan para prajuritnya. Perasaan sombong dan congkak yang tadi menyelimuti mereka seakan berubah menjadi rasa takut.
"Wahai Tuan Abu, sebenarnya kebohongan apa yang mereka sangkakan kepadamu?" tanya panglima.
( )
"Wahai panglima, mereka memintaku untuk menunjukkan tempat untuk bersenang-senang, tentu saja aku tunjukkan kuburan karena kuburan adalah tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah SWT. Di sana pula dia akan mendapatkan hidangan yang nikmat dari Allah SWT, terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan manusia dan makhluk lainnya," jawab Abu Nawas serius.
(
Panglima tersenyum mendengar penjelasan Abu Nawas. Komandan lantas buru-buru mendekati Abu Nawas. "Maafkan hamba, Tuanku Abu?" katanya. "Andai saja aku mengetahui bahwa tuan adalah Tuan Abu, tentu kami tidak akan berani membawa Tuan ke hadapan Panglima," kata komandan lagi.
"Wahai komandan...apakah aku telah membohongi kalian? Bukankah aku berkata benar? Aku adalah abdi, dan setiap orang adalah Abdi Allah SWT, termasuk kalian semuanya," tutur Abu Nawas.
"Anda benar Tuanku...," jawab komandan malu ati. ( )
(mhy)
Lihat Juga :