Rahasia Sholat Dhuha dan Keutamaannya yang Luar Biasa

Senin, 18 Juli 2022 - 07:05 WIB
Di dalam Al-Quran Allah bersumpah dengan waktu Dhuha (Surat ad-Dhuha Ayat 1). Apabila Allah bersumpah dengan sesuatu itu menandakan hal tersebut sangat agung dan mulia. Pada waktu tersebut, umat muslim diperintahkan mengerjakan sholat Dhuha. Foto ilustras
Bagi sebagian muslim mungkin menganggap sholat Dhuha hanyalah sholat sunnah biasa. Sebagian lagi menjadikannya amalan rutin untuk melancarkan rezeki.

Tidak ada yang salah dengan itu karena salah satu fadhilahnya adalah wasilah untuk mencukupi rezeki. Dalam ilmu Fiqih, sholat Dhuha hukumnya sunnah, akan tetapi sholat ini memiliki rahasia dan keutamaan luar biasa.

Di dalam Al-Qur'an, Allah bersumpah dengan waktu Dhuha. Kalimat ini terdapat pada awal Surat Ad-Dhuha : "Wadh-Dhuha" yang artinya demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah).

Apabila Allah bersumpah dengan sesuatu, itu menandakan hal tersebut sangat agung dan mulia sehingga manusia patut mengambil hikmah dan pelajaran.

Pada surat lain, Allah juga bersumpah dengannya. Berikut firman-Nya:



وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا


Artinya: "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari." (QS Asy-Syams: 1)

Allah bersumpah dengan matahari dan cahayanya pada waktu Dhuha. Menurut kajian ilmiah, cahaya pada pagi hari adalah paling lengkap kekayaan panjang gelombangnya paling baik khasiatnya bagi manusia.

Matahari adalah sumber energi utama bagi manusia, sedang cahayanya terdiri dari cahaya tampak, inframerah, dan ultraviolet. Cahaya tampak memiliki tujuh spektrum yang berbeda dan masing-masing memiliki kegunaan yang berbeda bagi tubuh manusia. Adapun inframerah bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit pada otot-otot, dan ultraviolet berfungsi sebagai fitokatalis yang mempercepat perubahan pro-vitamin D yang ada pada kulit manusia menjadi vitamin D.

Anjuran Sholat Dhuha



Sholat Dhuha merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Bahkan dalam satu Hadis Qudsi, Allah memerintahkan anak Adam (manusia) agar tidak meninggalkan 4 rakaat sholat di waktu Dhuha.

Secara bahasa, Dhuha adalah sebutan untuk awal siang hari (pagi). Sedangkan sholat Dhuha dalam fiqih adalah sholat sunnah yang dikerjakan mulai matahari terbit seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawaal (saat matahari tergelincir ke arah barat).

Sholat ini dikerjakan minimal 2 rakaat. Jumlah rakaat maksimalnya terdapat khilaf. Menurut Madzhab Syafi'i, Hanbali Maliki 8 rakaat. Sedangkan Mazhab Hanafi maksimal 12 rakaat.

Waktu terbaik (paling utama) mengerjakan sholat Dhuha adalah pukul 9 pagi hingga pukul 11.00 WIB. Di tempat lain selain WIB dapat menyesuaikan waktunya.

Dalam Hadis diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ صَلَاةَ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Artinya: "Sholat orang-orang yang bertaubat (sholat Dhuha) adalah saat anak-anak Unta menderum (karena panasnya matahari)." (HR Ahmad)

Keutamaan Sholat Dhuha
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More