MUI DKI Bahas Peran Ulama Betawi dalam Lintasan Sejarah

Minggu, 31 Juli 2022 - 12:26 WIB
MUI DKI Jakarta mengupas sepak terjang para ulama Betawi pada seminar yang digelar Sabtu (30/7/2022). Foto/ist
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta mengajak umat muslim meneladani peran ulama Betawi dalam membentuk masyarakat yang agamis dan cinta Tanah Air.

MUI DKI mengupas sepak terjang para ulama Betawi dalam seminar yang mengusung tema "Peran Ulama Betawi dalam Kiprah Ideopolitik Jakarta," Sabtu (30/7/2022).

Sekretaris Umum MUI DKI Jakarta KH Yusuf Aman menjelaskan secara terperinci figur ulama-ulama Jakarta yang mampu berperan mewarnai kondusivitas umat. Kiprah mereka cukup berpengaruh pada masanya dan memiliki banyak murid yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

Di antaranya yang masyhur adalah Habib Ali Al-Habsyi Kwitang pada zaman pemerintah Soekarno nasihatnya selalu menjadi rujukan. KH Noer Ali yang turut berjuang memperebutkan Kemerdekaan kini menjadi salah satu pahlawan nasional.

Kemudian KH Mohammad Mansur (wafat 1967), Dai Kampung Sawah Jembatan Lima yang dikenal dengan panggilan Guru Mansur Ahli Imu Falak. KH Abdul Majid Pekojan Jakarta Barat (wafat 1947) dikenal dengan panggilan Guru Majid Mufassir dan ahli Tasawwuf.



Ulama Betawi lainnya yaitu KH Ahmad Khalid Gondangdia (wafat 1946) dikenal panggilan Guru Khalid, Ahli hadis dan Tasawwuf. Kemudian KH Mahmud Ramli Menteng (wafat 1959), dipanggil Guru Mahmud Mufassir.

Selain itu ada sosok KH Ahmad Marzuki Jatinegara (wafat 1934), dikenal dengan panggilan Guru Marzuki Ahli Tafsir dan Tasawwuf. KH Abdul Mughni Kuningan (wafat 1935) dikenal dengan panggilan Guru Mughni. Beliau Ahli fiqih dan ilmu tafsir.

Ketua Bidang Pembinaan Seni Budaya MUI DKI Jakarta Nanda Khairiyah dalam paparanya mengatakan, seminar yang membahas peran ulama Betawi ini adalah inisiasi dari semua anggota untuk mendorong MUI DKI bermanfaat tidak hanya dalam urusan keagamaan, namun ikut hadir dan masuk ke ruang seni dan budaya. Seni yang dimaksud tentunya dibalut dengan ajaran agama.

Dalam seminar itu, Budayawan Betawi H Yoyo Muhtar mengatakan, kiprah ulama Betawi dalam membina umat dengan cara santun telah mendapat penghormatan dari masyarakat luas. Ini tentunya menjadi teladan bagi kita bagaimana mengdepankan kesantunan di tengah masyarakat.

Tak hanya diskusi, seminaar MUI DKI ini juga menampilkan seni budaya Betawi yaitu Rancag Pantun Berkait dan Mendongen yang dibawakan oleh para anggota bidang Seni Budaya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More