MUI DKI: Musik dan Film Bisa Dijadikan Sarana Dakwah

Kamis, 10 September 2020 - 16:29 WIB
loading...
MUI DKI: Musik dan Film Bisa Dijadikan Sarana Dakwah
Salah satu pertunjukan kesenian bernuansa Islam di mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dakwah dari sisi bahasa berarti memanggil, menyeru, atau mengajak. Dalam kaidah fiqih, dakwah artinya mengajak, menyeru dan memanggil manusia untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya .

Aktivitas dakwah ternyata tidak cukup melalui mimbar-mibar majelis taklim. Namun, bisa juga dilakukan lewat kesenian. Musik dan film dapat dijadikan sebagai sarana dakwah selama tidak mengandung unsur kemaksiatan. ( )

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Yusuf Aman mengatakan, ulama hanya mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang melekat pada musik atau film tersebut, lirik lagu atau alunan lagunya sendiri.

( )

"Contoh bila lagu itu mengajak orang untuk berbuat maksiat, kemaksiatan lain yang melekat pada musik bisa juga ada pada penyanyi itu sendiri. Misalnya menampilkan aurat tubuhnya, gerakan-gerakan erotis yang tidak senonoh dan memancing syahwat," kata KH Yusuf Aman dalam sambutannya di acara Webinar "Nilai-nilai Islam dalam karya Musik dan Film" yang digelar Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam MUI DKI Jakarta , kemarin.

Ketua Bidang Seni Budaya Islam MUI DKI Jakarta , DR KH Romdhoni Arafat mengatakan, bahwa seni adalah berbicara keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seorang ibu akan lebih berbahagia jika dikaruniai anak yang indah fisiknya, baik rupa ataupun jasmaninya. Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah ketimbang yang biasa-biasa saja.

Demikian halnya dengan nyanyian, film, puisi yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya. Ajaran Islam menganjurkan adanya keindahan dalam segala hal. Salah satunya adalah keindahan seni yang bernuansa Islami.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan". (HR Muslim). ( )

Seni Islami merupakan kreasi dan inovasi yang dapat melahirkan keindahan dengan tidak melanggar dasar dan prinsip ajaran agama. Contoh dalam membaca Al-Qur'an , kita dituntut untuk melantunkannya dgn keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus. Rasulullah SAW bersabda : "Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)

Kesenian Islam tak harus berbicara tentang Islam. Ia tak harus berupa nasehat langsung atau anjuran berbuat kebajikan, Tetapi seni yang Islami adalah seni yang menggambarkan keindahan serta sesuai dengan fitrah manusia.

Seni bukan sekadar untuk seni (art for art) yang absurd dan hampa nilai (laghwun), keindahan bukan berhenti pada keindahan dan kepuasan estetis. Sebab semua aktivitas hidup tidak terlepas dari lingkup ibadah yang universal.

"Motivasi seni Islam adalah spirit ibadah kepada Allah, menjalankan kebenaran (haq), menegakkan dan membelanya demi mencari ridha Allah Ta'ala. Bukan mencari popularitas ataupun materi duniawi semata," kata KH Romdhoni.

( )

Dalam seminar itu, praktisi Film Adi Pranajaya menjelaskan tentang sejarah awal pembuatan film di dunia dan di Indonesia. Film/karya yang baik dihasilkan oleh ide yang baik, skenario yang baik dan juga sutradara/produser yang memahami skenario.

"Film yang baik lahir dari orang yang berkepribadian yang baik. Membuat film Islami bisa dibuat dengan menghadirkan tema keseharian yang menyampaikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Sementara Musisi Pak Dwiki Darmawan mengatakan, musik Islami itu dapat mensyiarkan nilai-nilai kebaikan yang mendorong perbuatan kebaikan. Musik Islami tidak Identik dengan musik timur tengah atau musik berbahasa Arab. Musik Islami/religi mempunyai pasar/industri yang sangat besar saat ini.

"Musik Islami bisa mengantarkan kepada pendengarnya keindahan Islam meski musik tersebut dalam bentuk instrumental," ungkapnya.
MUI DKI: Musik dan Film Bisa Dijadikan Sarana Dakwah

Dalam Webinar itu hadir KH Taufiq Rahman Azhar memimpin doa. Dr KH Didi Supandi MA (Wakil Ketua MUI DKI Jakarta); Nanda Khairiyah (Sekretaris Bidang Infokom MUI DKI); Ustaz Wijayanto (Yogyakarta); Ustadzah Tuti T Adi (MC); Ustaz M Arif Syukur (Moderator) dan beberapa perwakilan MUI daerah lainnya seperti dari Yogyakarta dan Papua. (Baca Juga: Lagu 'Sebe Ye ALLAH' Alpha Blondy yang Menggemparkan Dunia)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3649 seconds (0.1#10.140)