Bagaimana Rasulullah SAW Memberi Panduan Jika Mimpi Baik atau Buruk?
Rabu, 03 Agustus 2022 - 11:44 WIB
Mimpi dialami semua manusia. Dari anak kecil hingga orang tua. Dalam Islam, tidak boleh sembarangan menakwilkan mimpi. Tidak boleh asal menerka makna sebuah mimpi.
Karena di dalam agama Islam, menurut Ustad Muhammad Idris, pengasuh kajian As-Sunnah, mimpi terbagi menjadi tiga macam. Hal ini berdasarkan hadis Nabishallallahu ‘alaihi wasallamdari sahabat Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu : “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, rasa takut dari setan, dan kabar gembira dari Allah.”(HR. Bukhari)
Pertama: Mimpi yang baik(ru’ya shalihah hasanah),yaitu jika seseorang bermimpi hal yang ia sukai. Mimpi ini datangnya dari AllahTa’aladan itu suatu nikmat. Karena jika ia bermimpi seperti itu, ia menjadi semangat dan bergembira.
Inilah yang dimaksud dalam sabda Nabishallallahu ‘alaihi wasallam :
“Tidak tersisa dari kenabian, kecuali kabar-kabar gembira.” Para sahabat bertanya, “Apakah hal yang menggembirakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mimpi yang baik.”(HR. Bukhari)
Kedua: Mimpi buruk(ru’ya makruhah),mimpi ini datang dari setan. Dan ini sering kali menggelisahkan dan mengganggu. Salah satu terapi dari mimpi seperti ini adalah membaca ta’awudz, yaitu meminta perlindungan kepada AllahTa’aladari godaan setan. Jika kita mengalaminya, maka yang harus kita lakukan adalah bersabar. Karena ingatlah bahwa setan itu musuh manusia dan berusaha menyakiti serta membuat sedih, bahkan di dalam tidur kita.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu bersedih, sedang pembicaraan itu tidaklah memberi mudharat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.”(QS. Al-Mujadalah: 10)
Ketiga: Mimpi biasa yang tidak ada maksud apa pun. Biasanya itu cuma bisikan jiwa atau suatu pikiran yang akhirnya terbawa dalam mimpi.
Menyikapi mimpi yang baik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
"Jika seseorang di antara kalian bermimpi dengan sesuatu yang menggembirakannya, ketahuilah bahwa itu merupakan karunia dari Allah, hendaklah ia memuji Allah, lalu ia boleh menceritakan mimpi tersebut.”(HR. Bukhari)
Adapun jika seseorang bermimpi buruk atau mimpi dengan sesuatu yang ia benci, maka nabi juga sudah memberikan beberapa arahan untuk menghadapinya. Beliaushallallahu ‘alaihi wasallambersabda :
"Jika kalian mimpi sesuatu yang tidak kalian suka, maka memohonlah perlindungan pada Allah atas keburukan mimpi tersebut dan dari keburukan setan, meludahlah tiga kali, dan jangan kalian ceritakan pada siapa pun, maka mimpi buruk itu tidak akan membahayakan pada kalian.”(HR. Bukhari)
Wallahu'alam
Karena di dalam agama Islam, menurut Ustad Muhammad Idris, pengasuh kajian As-Sunnah, mimpi terbagi menjadi tiga macam. Hal ini berdasarkan hadis Nabishallallahu ‘alaihi wasallamdari sahabat Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu : “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, rasa takut dari setan, dan kabar gembira dari Allah.”(HR. Bukhari)
Pertama: Mimpi yang baik(ru’ya shalihah hasanah),yaitu jika seseorang bermimpi hal yang ia sukai. Mimpi ini datangnya dari AllahTa’aladan itu suatu nikmat. Karena jika ia bermimpi seperti itu, ia menjadi semangat dan bergembira.
Inilah yang dimaksud dalam sabda Nabishallallahu ‘alaihi wasallam :
“Tidak tersisa dari kenabian, kecuali kabar-kabar gembira.” Para sahabat bertanya, “Apakah hal yang menggembirakan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mimpi yang baik.”(HR. Bukhari)
Kedua: Mimpi buruk(ru’ya makruhah),mimpi ini datang dari setan. Dan ini sering kali menggelisahkan dan mengganggu. Salah satu terapi dari mimpi seperti ini adalah membaca ta’awudz, yaitu meminta perlindungan kepada AllahTa’aladari godaan setan. Jika kita mengalaminya, maka yang harus kita lakukan adalah bersabar. Karena ingatlah bahwa setan itu musuh manusia dan berusaha menyakiti serta membuat sedih, bahkan di dalam tidur kita.
Allah berfirman :
إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu bersedih, sedang pembicaraan itu tidaklah memberi mudharat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.”(QS. Al-Mujadalah: 10)
Ketiga: Mimpi biasa yang tidak ada maksud apa pun. Biasanya itu cuma bisikan jiwa atau suatu pikiran yang akhirnya terbawa dalam mimpi.
Menyikapi mimpi yang baik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
"Jika seseorang di antara kalian bermimpi dengan sesuatu yang menggembirakannya, ketahuilah bahwa itu merupakan karunia dari Allah, hendaklah ia memuji Allah, lalu ia boleh menceritakan mimpi tersebut.”(HR. Bukhari)
Adapun jika seseorang bermimpi buruk atau mimpi dengan sesuatu yang ia benci, maka nabi juga sudah memberikan beberapa arahan untuk menghadapinya. Beliaushallallahu ‘alaihi wasallambersabda :
"Jika kalian mimpi sesuatu yang tidak kalian suka, maka memohonlah perlindungan pada Allah atas keburukan mimpi tersebut dan dari keburukan setan, meludahlah tiga kali, dan jangan kalian ceritakan pada siapa pun, maka mimpi buruk itu tidak akan membahayakan pada kalian.”(HR. Bukhari)
Wallahu'alam
(wid)