Kisah Juraij: Laki-Laki Ahli Ibadah dan Bayi yang Bisa Berbicara
Selasa, 30 Juni 2020 - 05:00 WIB
Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah menyebut pelajaran dan faedah dari hadis ini.
1. Keterangan tentang akibat durhaka kepada kedua orang tua, tidak berbuat baik kepada keduanya dan memenuhi perintah keduanya. Hal itu bisa menjadi sebab musibah yang menimpa seseorang sebagaimana terjadi pada Juraij ahli ibadah.
2. Allah menyelamatkan hamba karena keshalihan dan ketakwaannya, sebagaimana Dia menyelamatkan Juraij dan membebaskannya dari tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
3.Kemampuan Allah membuat seseorang di mana orang sepertinya belum berbicara, sebagaimana Allah membuat bocah kecil itu berbicara untuk membebaskan Juraij.
4. Pada kaum Isa terdapat orang-orang saleh yang terpilih. Juraij adalah pengikut Isa dan pencipta rahbaniyah adalah orang-orang Nashrani.
5. Jika salah satu dari bapak ibu memanggil untuk kepentingan yang dibolehkan secara syara', maka seseorang yang sedang salat sunnah harus meninggalkan salatnya. Hadis di atas menunjukkan bahwa Juraij bersalah kepada Allah karena tidak menjawab panggilan ibunya.
6. Akibat dari ujian adalah kebaikan, jika seorang hamba bersabar dan bertakwa kepada Allah. Setelah Juraij tertimpa ujian, ia bertindak lebih baik di mata manusia dan di mata Tuhan manusia, daripada sebelumnya.
7. Seorang hamba saleh bisa memiliki keteguhan, keyakinan dan kepercayaan diri kepada Allah. Dengan itu dia mampu menghadapi persoalan-persoalan besar dengan keberanian dan ketangguhan sebagaimana yang dilakukan Juraij.
8. Hadis ini menetapkan karomah para wali.
9. Wudhu telah disyariatkan pada umat sebelum kita. Juraij salat setelah berwudhu lalu menusuk perut bayi.
10. Orang-orang saleh akan berlindung kepada salat jika mereka menghadapi musibah dan cobaan.
11. Para pengikut kenistaan berusaha membuat buram muka orang-orang shalih, sebagaimana wanita pelacur tersebut melakukannya kepada Juraij.
12. Tidak boleh tergesa-gesa mempercayai tuduhan tanpa bukti dan dalil, seperti yang dilakukan oleh penduduk desa manakala mereka mempercayai tuduhan pelacur itu kepada Juraij. Semestinya mereka mengecek kebenaran ucapan pelacur itu sebelum menyerang Juraij, mencaci dan memukulnya. (
1. Keterangan tentang akibat durhaka kepada kedua orang tua, tidak berbuat baik kepada keduanya dan memenuhi perintah keduanya. Hal itu bisa menjadi sebab musibah yang menimpa seseorang sebagaimana terjadi pada Juraij ahli ibadah.
2. Allah menyelamatkan hamba karena keshalihan dan ketakwaannya, sebagaimana Dia menyelamatkan Juraij dan membebaskannya dari tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
3.Kemampuan Allah membuat seseorang di mana orang sepertinya belum berbicara, sebagaimana Allah membuat bocah kecil itu berbicara untuk membebaskan Juraij.
4. Pada kaum Isa terdapat orang-orang saleh yang terpilih. Juraij adalah pengikut Isa dan pencipta rahbaniyah adalah orang-orang Nashrani.
5. Jika salah satu dari bapak ibu memanggil untuk kepentingan yang dibolehkan secara syara', maka seseorang yang sedang salat sunnah harus meninggalkan salatnya. Hadis di atas menunjukkan bahwa Juraij bersalah kepada Allah karena tidak menjawab panggilan ibunya.
6. Akibat dari ujian adalah kebaikan, jika seorang hamba bersabar dan bertakwa kepada Allah. Setelah Juraij tertimpa ujian, ia bertindak lebih baik di mata manusia dan di mata Tuhan manusia, daripada sebelumnya.
7. Seorang hamba saleh bisa memiliki keteguhan, keyakinan dan kepercayaan diri kepada Allah. Dengan itu dia mampu menghadapi persoalan-persoalan besar dengan keberanian dan ketangguhan sebagaimana yang dilakukan Juraij.
8. Hadis ini menetapkan karomah para wali.
9. Wudhu telah disyariatkan pada umat sebelum kita. Juraij salat setelah berwudhu lalu menusuk perut bayi.
10. Orang-orang saleh akan berlindung kepada salat jika mereka menghadapi musibah dan cobaan.
11. Para pengikut kenistaan berusaha membuat buram muka orang-orang shalih, sebagaimana wanita pelacur tersebut melakukannya kepada Juraij.
12. Tidak boleh tergesa-gesa mempercayai tuduhan tanpa bukti dan dalil, seperti yang dilakukan oleh penduduk desa manakala mereka mempercayai tuduhan pelacur itu kepada Juraij. Semestinya mereka mengecek kebenaran ucapan pelacur itu sebelum menyerang Juraij, mencaci dan memukulnya. (
(mhy)