Tragedi Karbala: Detik-Detik Syahidnya Sayyidina Husein bin Ali Cucu Rasulullah SAW

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 14:54 WIB
Habib kemudian mendatangi mereka dan berkata, “Ikutilah perintahku hari ini dan bergegaslah untuk membantu Husein supaya kalian berada dalam kemuliaan dunia dan akhirat.”

Sejumlah 90 orang bangkit dan bergerak menuju Karbala. Akan tetapi, di pertengahan jalan mereka bertemu dengan pasukan Umar bin Sa’ad, dan karena tidak memiliki pertahanan yang kuat, akhirnya mereka terpencar dan kembali ke rumah masing-masing.

Habib mendatangi Imam Husein dan menceritakan peristiwa ini. Beliau hanya berkata, “Laa haula wa laa quwwata illa billah.”

Dalam kondisi kritis ini, Husein berkirim surat dari Karbala kepada saudaranya Muhammad bin Hanafiyah dan Bani Hasyim. “Seakan dunia sama sekali tak pernah ada (dan demikian inilah dunia yang berkesudahan dan tanpa arti), sementara akhirat adalah senantiasa,” tulisnya.

Penggalan dari pidato Imam Husein kepada para sahabatnya, “Wahai para keturunan besar dan agung! Bersabarlah, karena kematian hanyalah sebuah jembatan tempat kalian akan melewati segala kesulitan dan penderitaan dan mengantarkan kalian ke surga yang luas dengan segala nikmatnya yang senantiasa.”

Pada hari Selasa, 7 Muharam 61 Hijriah terdata bahwa pasukan yang mengambil baju, senjata perang, dan gaji dari pemerintah Bani Umayyah dan siap untuk berperang melawan Husein berjumlah lebih dari 30 ribu orang.



Sungai Furat

Umar bin Sa’ad kembali mendapatkan sebuah surat dari Ubaidullah bin Ziyad dengan isi sebagai berikut, “Jadikanlah pasukanmu untuk memisahkan antara Husein dan sahabat-sahabatnya dengan sungai Furat, hingga tak ada setetes air pun yang sampai ke mereka, sebagaimana Utsman bin Affan dulu terhalangi dari air.”

Kemudian Umar bin Sa’ad menempatkan 500 pasukan penunggang kuda di sisi sungai Furat. Salah satu dari mereka berteriak, “Husein! Demi Allah, engkau tidak akan meminum air ini walau setetes pun hingga kehausan merenggut nyawamu.”

Imam Husein berkata, “Ilahi! Binasakan ia dengan kehausan dan jauhkan ia dari segala rahmat-Mu!”

Hamid bin Muslim mengatakan, "aku melihat dengan mataku sendiri bahwa kutukan Imam Husain betul-betul terlaksana."

Husein mengutuk pasukan musuh, “Ilahi!Tahanlah hujan-Mu dari mereka, ciptakan kesulitan dan kekeringan (sebagaimana tahun-tahun Yusuf), dan tempatkan budak Tsaqafi (Hajjaj bin Yusuf) untuk mereka supaya mereka merasakan pahitnya tegukan racun, dan ambilkan balas dendamku, para sahabatku, Ahlul Bait dan para pengikutku dari mereka.”

Keesokan harinya, rasa kehausan di kemah-kemah makin lama terasa semakin mencekik. Husein lalu memerintahkan saudaranya, Abbas, bersama beberapa orang untuk bergerak ke sungai Furat di malam hari. Dengan rencana yang matang, mereka berhasil mematahkan dan menerobos barisan musuh dan kembali ke kemah dengan kantong-kantong penuh air.

Pada Kamis, 9 Muharam 61 Hijriah Syimr mendatangi perkemahan Imam Husein. Selain memanggil Abbas dan putra-putra Ummul Banin lainnya, ia mengatakan, “Aku telah mengambil surat jaminan untuk kalian dari Ubaidullah.”

Secara bersamaan, mereka berkata, “Allah melaknatmu dan melaknat surat jaminanmu! Kami berada dalam keamanan dan putra dari putri Rasulullah berada dalam ancaman?!”

Melalui saudara lelakinya, Abbas, Husein meminta kesempatan satu malam dari musuh untuk melakukan sholat, berdoa, berkhalwat dengan Tuhan dan membaca Al-Qur'an.



Penggalian parit di seputar perkemahan untuk menghadapi musuh dan memutus hubungan musuh dengan perkemahan dari tiga arah. Interaksi hanya bisa dilakukan dari satu arah dimana para sahabat Husein ditempatkan. Ini adalah strategi Husein yang sangat bermanfaat bagi

para sahabat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ  لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌ‌ؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌‌ۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ‌ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.

(QS. Al-Baqarah Ayat 255)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More