Kisah Pengembara yang Pindah dari Satu Agama ke Agama Lain

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 14:13 WIB
Pengalaman-pengalaman manusia modern mencakup ini, apa yang telah disampaikan kepadanya. Dengan demikian rumah itu akan tampak besar atau kecil, baik atau jelek, seperti milikmu atau tidak.

Dengan rincian yang lebih luas, ia memiliki atap seperti rumah lainnya, memiliki jendela-jendela yang aneh. Mesin (pikiran) tersebut berputar dalam lingkaran-lingkaran, sebab ia semata-mata menambah pengetahuan formalnya."

Pendatang baru tersebut tampak kebingungan.

"Apa yang ingin kusampaikan," ucap Syekh, "adalah bahwa engkau memahami semua hal itu sesuai dengan gagasan-gagasan yang telah ada. Hal ini hampir tidak bisa dihindari kalangan intelektual. Engkau telah memutuskan bahwa engkau tidak menyukai simbolisme." Ia berhenti sejenak. "Apa yang engkau maksud?"

"Aku pikir apa yang kumaksudkan adalah bahwa penggunaan simbolisme oleh berbagai lembaga (keagamaan) tersebut tidak bisa memuaskanku sebagai sesuatu yang murni atau perlu," ucap anak muda tersebut.

"Apakah itu berarti bahwa engkau ingin menemukan suatu bentuk penggunaan simbol-simbol yang benar?" sergah si guru.

"Bagiku, simbolisme dan ritual tidaklah penting,"jawab calon murid tersebut, "dan hal-hal fundamental itulah yang aku cari."

"Apakah engkau bisa mengenali sesuatu yang fundamental jika engkau memang (pernah) melihatnya?"

"Aku pikir begitu."

"Maka hal-hal yang kami katakan dan lakukan akan tampak bagimu semata-mata sebagai persoalan-persoalan pendapat, tradisi, keanehan, sebab kami benar-benar menggunakan simbol-simbol. Yang lain menggunakan mantera-mantera, gerakan, pemikiran dan keheningan, konsentrasi dan perenungan --dan puluhan hal-hal lainnya," Syekh tersebut berhenti sejenak.

Pendatang tersebut berbicara.

"Apakah Anda berpikir secara eksklusif tentang Yudaisme, ritual-ritual Kristiani, puasa dalam Islam, kepala gundul (para Biksu) Budha, sebagai hal-hal yang fundamental?"

Sekarang tamu tersebut tengah memanaskan suasana dengan merambah pada suatu tema intelektual yang karakteristik.

"Diktum sufi menyatakan bahwa apa yang tampak itu merupakan jembatan menuju yang 'Sejati'," ucap Syekh itu. "Dalam kasus yang kita bahas, ini berarti bahwa semua itu mempunyai makna. Makna tersebut bisa hilang, hanya menampilkan sebuah ejekan, suatu tindakan sentimental atau kesalahpahaman terhadap sebuah peran. Tetapi jika dipergunakan dengan tepat, hal-hal tersebut secara sinambung terkait dengan realitas yang sebenarnya.

"Jadi, pada mulanya semua ritual itu bermakna dan niscaya mempunyai pengaruh penting?"



"Secara esensial semua ritual, simbolisme dan lainnya merupakan refleksi dari suatu kebenaran. Ia mungkin telah dicampur, disesuaikan, diselewengkan dengan tujuan-tujuan lain, tetapi ia menggambarkan suatu kebenaran-kebenaran batin dari apa yang kita sebut jalan Sufi."

"Tetapi para pelaku tersebut tidakkah mengetahui maknanya?"

"Mereka mungkin mengetahuinya dalam satu pengertian, pada satu tataran, suatu tataran yang cukup mendalam untuk mendukung sistem tersebut. Tetapi sejauh menyentuh realitas dan pengembangan-diri, penggunaan teknik-teknik ini adalah kosong."

"Lantas," ucap murid tersebut, "bagaimana kita bisa mengetahui siapa yang menggunakan tanda-tanda lahir tersebut dengan cara yang benar, yaitu cara pengembangan, dan siapa yang tidak mengetahuinya? Aku bisa menerima bahwa indikasi-indikasi superfisial itu memiliki nilai potensial, sebab indikasi-indikasi tersebut bisa membawa kepada sesuatu yang lain, dan kita memulainya di mana saja. Tetapi aku tidak bisa mengatakan kepada Anda, sistem apa yang harus kuikuti?"
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id bahwa keduanya pernah menyaksikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah ada suatu kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah, kecuali para Malaikat akan mengelilingi mereka, dan akan diselubungi rahmat, akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), dan Allah akan menyebut-nyebut orang-orang yang ada disisi-Nya.

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3781)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More