Kisah Bal'am: Doanya Selalu Mustajab, Lidahnya Kelu saat Mendoakan Keburukan Nabi Musa
Selasa, 06 September 2022 - 05:15 WIB
Bal'am bin Ba'ura adalah seorang lelaki yang gagah perkasa. Dia telah mengetahui nama-nama Allah yang Agung ( Ismul Ismul Azham ). Ia bisa melihat malaikat. Doa lelaki tersebut mustajab . Apa pun yang ia minta, Allah pasti mengabulkan. Hanya saja, saat ia mendoakan untuk keburukan Nabi Musa , ia gagal. Lidahnya mendadak kelu.
Ada yang berpendapat, Bal'am telah diberi kenabian, namun ia melepaskan kenabian itu. Dalam Tafsir Ibu Katsir disebutkan satu riwayat bahwa Bal'am adalah seorang lelaki yang dianugerahi tiga doa mustajab. Ia mempunyai seorang istri yang memberinya seorang anak laki-laki.
Lalu istrinya berkata, "Berikanlah sebuah doa darinya untukku."
Ia menjawab, "Saya berikan satu doa kepadamu, apakah yang kamu kehendaki?"
Si istri menjawab, "Berdoalah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku wanita yang tercantik di kalangan Bani Israil."
Maka lelaki itu berdoa kepada Allah, lalu Allah menjadikan istrinya seorang wanita yang tercantik di kalangan kaum Bani Israil. Setelah si istri mengetahui bahwa dirinyalah yang paling cantik di kalangan mereka tanpa tandingan, maka ia membenci suaminya dan menghendaki hal yang lain.
Akhirnya si lelaki berdoa kepada Allah agar menjadikan istrinya seekor anjing betina, akhirnya jadilah istrinya seekor anjing betina. Dua doanya telah hilang.
Kemudian datanglah anak-anaknya, lalu mereka mengatakan, "Kami tidak dapat hidup tenang lagi, karena ibu kami telah menjadi anjing betina sehingga menjadi cercaan orang-orang. Maka doakanlah kepada Allah semoga Dia mengembalikan ibu kami seperti sediakala."
Lelaki itu pun berdoa kepada Allah, lalu kembalilah ujud istrinya seperti keadaan semula.
Dengan demikian, ketiga doa yang mustajab itu telah lenyap darinya, kemudian wanita itu diberi nama Al Basus.
Diriwayatkan juga, Bal'am tidak dapat berhubungan dengan wanita karena wanita orang-orang yang gagah perkasa itu terlalu besar baginya. Maka Bal'am hanya dapat menggauli keledainya. Kisah inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: "kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu" (QS Al-A'raf: I75)
Musuh Nabi Musa
Riwayat lain mengisahkan, tatkala Nabi Musa dan Bani Israil sampai di negeri orang-orang yang gagah perkasa itu, kerabat dan kaumnya mendatangi Bal'am.
"Sesungguhnya Musa adalah seorang lelaki yang sangat perkasa dan mempunyai bala tentara yang banyak. Sesungguhnya dia jika menang atas kita, niscaya dia akan membinasakan kita. Maka berdoalah kepada Allah, semoga Dia mengusir Musa dan bala tentaranya dari kita," pinta kaumnya kepada Bal'am.
Bal'am menjawab: "Sesungguhnya jika aku berdoa kepada Allah memohon agar Musa dan orang-orang yang bersamanya dikembalikan, niscaya akan lenyaplah dunia dan akhiratku."
Para kerabat dan kaumnya itu terus mendesaknya hingga akhirnya Bal'am tak berdaya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Bal'am kemudian berangkat dan menemui orang-orang yang gagah perkasa. "Janganlah kalian takut kepada Bani Israil. Karena sesungguhnya jika kalian berangkat untuk memerangi mereka, maka saya akan mendoakan untuk kehancuran mereka, dan akhirnya mereka pasti hancur," katanya.
Sedangkan Ibnu Abbas dan ulama lainnya menceritakan Bal'am akhirnya berangkat naik kuda menuju ke tempat pasukan Musa as.
Di dalam perjalanan, kudanya jatuh berlutut sambil menderum. Bal'am memukulinya hingga kudanya bangkit dan berjalan kembali. Tidak lama kemudian, kudanya terjatuh lagi. Bal'am memukulinya lebih keras hingga kudanya bangkit dan berjalan lagi.
Namun, setelah itu, kuda tersebut terjatuh lagi maka ia pun kembali memukulnya dengan lebih keras hingga kuda itu berkata kepadanya, “Hendak ke manakah engkau pergi? Tidakkah engkau lihat di depanku ada malaikat yang mendorong wajahku ke belakang? Apakah engkau pergi menuju Nabi Allah Musa dan orang-orang yang beriman untuk mendoakan keburukan bagi mereka?”
Bal'am tidak memedulikan ucapan kudanya itu. Ia mencambuknya lebih keras hingga kuda itu bangkit berjalan lagi dan sampai di puncak Bukit Husban.
Bal'am melihat pasukan Musa dan Bani Israil lalu ia mendoakan keburukan bagi mereka, tetapi lidahnya menjadi kelu dan kaku hingga tidak mau mematuhi kehendaknya. Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya. Lidahnya mengucapkan doa kebaikan bagi Musa dan kaumnya serta mendoakan keburukan bagi kaumnya sendiri. Oleh sebab itu, kaumnya mencaci-maki Bal'am.
Akhirnya, Bal'am pun meminta maaf kepada kaumnya bahwa hal itu terjadi di luar kehendaknya sendiri. Selanjutnya, lidahnya menjulur sampai ke dada. Bal'am berkata kepada kaumnya, “Sekarang lenyaplah bagiku kebaikan dunia dan akhirat. Tidak ada yang tersisa, kecuali tindakan makar dan tipu daya.”
Tipu Daya
Bal'am kemudian memerintahkan kaumnya untuk menghiasi para wanita mereka dengan penampilan yang memikat dan menarik perhatian lawan jenis.
Selanjutnya, para wanita itu mereka kirim kepada kaum lelaki dari pasukannya Musa sebagai perangkap. Ketika para lelaki dari kaumnya Musa tergoda dan melakukan zina dengan para wanita tersebut, hal itu sudah cukup bagi Bal'am dan kaumnya sebagai suatu kemenangan.
Alhasil, mereka pun melaksanakan saran dari Bal'am itu. Mereka mulai mendandani dan menghiasi para wanita mereka lalu mengirimnya kepada pasukan Musa.
Selanjutnya, salah seorang wanita yang dikirim bernama Kisbati lewat di depan seorang pemimpin Bani Israil bernama Zumri bin Salum. Laki-laki itu dikenal sebagai pemimpin pasukan dari kelompok Bani Syam'un bin Ya'qub.
Setelah itu, laki-laki tersebut (Zumri) membawa wanita Kisbati masuk ke dalam kemah hingga ketika dua insan lain jenis itu sedang berduaan di dalam kemah, Allah SWT mengirim penyakit yang menyerang Bani Israil.
Setelah kasus perzinaan yang dilakukan oleh Zumri dan Kisbati terdengar oleh Fanhash bin al-Izar bin Harun, ia langsung mengambil tombaknya yang terbuat dari besi.
Fanhash menerobos masuk ke kemah dan langsung menusuk dua insan yang sedang berbuat mesum itu. Setelah itu, ia membawa dua insan itu keluar kemah dan langsung diarak di tengah-tengah keramaian orang banyak sementara tombak masih di tangannya.
Selanjutnya, ia mengangkat dua insan yang telah berbuat zina itu ke atas seraya berkata, “Ya Allah, beginilah kami memperlakukan orang yang telah melakukan maksiat kepada-Mu!"
Akhirnya, wabah penyakit mulai sirna. Konon, serangan wabah penyakit itu telah menewaskan 70.000 orang. Ada pula yang mengatakan bahwa wabah penyakit itu minimal menewaskan 20.000 orang.
Fanhash adalah anak pertama ayahnya, Izar bin Harun. Oleh sebab itu, Bani Israil memberlakukan penyembelihan kurban bagi anak laki-laki Fanhash. Sementara itu, bagi mereka hal itu berlaku untuk anak pertama dari setiap harta benda dan jiwa yang mereka miliki.
Ibnu Katsir mengatakan ini adalah kisah Bal'am yang sahih sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Ishaq. Beberapa ulama salaf juga telah menceritakan kisah yang sama. Akan tetapi, boleh jadi kisah ini dikehendaki oleh Ibnu Ishaq yang menceritakan tentang Musa sebelum memasuki Baitul Maqdis, tidak lama setelah Musa dan Bani Israil keluar dari Mesir. Namun, hal tersebut tidak dipahami oleh mereka yang mengutip kisah itu. "Kami telah mengemukakan sebagian kisah tentang kasus itu menurut penjelasan kitab Taurat. Wallahu a'lam," tulis Ibnu Katsir.
Mungkin pula, kisah tersebut merupakan kasus lain yang terjadi di tengah-tengah perjalanan Musa dan kaumnya menuju Padang Tiih karena dalam redaksi kisah ini disebut Bukit Husban yang letaknya sangat jauh dari Baitul Maqdis. Namun, boleh jadi, hal itu terjadi ketika pasukan Musa sedang menuju Baitul Maqdis sebagaimana yang dijelaskan oleh as-Saddi. Wallahu a'lam.
Ismul Azham
Bal'am mengetahui Ismul A’zham sehingga doanya senantiasa dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja nama-nama Allah yang agung itu yang ketika berdoa dengannya pasti dikabulkan.
Doa Ismul A’zham diantaranya:
لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ، لَا إلهَ إِلَّا اللُه رَبُّ السَّمَاوَاتِ و رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung, Maha Lembut. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik ‘Arsy yang Maha Mulia. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik seluruh langit dan ‘Arsy yang Agung.” Ada juga yang menyatakan doanya adalah seperti ini:
الّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ يَا مَنَّانُ يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَاَل وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّي أَسْأَلُكَ …
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, wahai yang Maha mencurahkan nikmat, pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon kepadamu.”
Ketika Nabi SAW sedang duduk bersama Anas bin Malik ra. Dan sahabat-sahabat lain, beliau mendengar orang tersebut berdoa demikian. Lalu Nabi Muhammad SAW, berkata: “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia niscaya memberikannya.”
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir Asmaul Husna” menyebutkan yang masuk Ismul A’zham adalah seluruh nama-nama Allah, jika berdoa dengannya maka doanya akan dikabulkan.
Ada yang berpendapat, Bal'am telah diberi kenabian, namun ia melepaskan kenabian itu. Dalam Tafsir Ibu Katsir disebutkan satu riwayat bahwa Bal'am adalah seorang lelaki yang dianugerahi tiga doa mustajab. Ia mempunyai seorang istri yang memberinya seorang anak laki-laki.
Lalu istrinya berkata, "Berikanlah sebuah doa darinya untukku."
Ia menjawab, "Saya berikan satu doa kepadamu, apakah yang kamu kehendaki?"
Si istri menjawab, "Berdoalah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku wanita yang tercantik di kalangan Bani Israil."
Maka lelaki itu berdoa kepada Allah, lalu Allah menjadikan istrinya seorang wanita yang tercantik di kalangan kaum Bani Israil. Setelah si istri mengetahui bahwa dirinyalah yang paling cantik di kalangan mereka tanpa tandingan, maka ia membenci suaminya dan menghendaki hal yang lain.
Akhirnya si lelaki berdoa kepada Allah agar menjadikan istrinya seekor anjing betina, akhirnya jadilah istrinya seekor anjing betina. Dua doanya telah hilang.
Kemudian datanglah anak-anaknya, lalu mereka mengatakan, "Kami tidak dapat hidup tenang lagi, karena ibu kami telah menjadi anjing betina sehingga menjadi cercaan orang-orang. Maka doakanlah kepada Allah semoga Dia mengembalikan ibu kami seperti sediakala."
Lelaki itu pun berdoa kepada Allah, lalu kembalilah ujud istrinya seperti keadaan semula.
Dengan demikian, ketiga doa yang mustajab itu telah lenyap darinya, kemudian wanita itu diberi nama Al Basus.
Diriwayatkan juga, Bal'am tidak dapat berhubungan dengan wanita karena wanita orang-orang yang gagah perkasa itu terlalu besar baginya. Maka Bal'am hanya dapat menggauli keledainya. Kisah inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: "kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu" (QS Al-A'raf: I75)
Baca Juga
Musuh Nabi Musa
Riwayat lain mengisahkan, tatkala Nabi Musa dan Bani Israil sampai di negeri orang-orang yang gagah perkasa itu, kerabat dan kaumnya mendatangi Bal'am.
"Sesungguhnya Musa adalah seorang lelaki yang sangat perkasa dan mempunyai bala tentara yang banyak. Sesungguhnya dia jika menang atas kita, niscaya dia akan membinasakan kita. Maka berdoalah kepada Allah, semoga Dia mengusir Musa dan bala tentaranya dari kita," pinta kaumnya kepada Bal'am.
Bal'am menjawab: "Sesungguhnya jika aku berdoa kepada Allah memohon agar Musa dan orang-orang yang bersamanya dikembalikan, niscaya akan lenyaplah dunia dan akhiratku."
Para kerabat dan kaumnya itu terus mendesaknya hingga akhirnya Bal'am tak berdaya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Bal'am kemudian berangkat dan menemui orang-orang yang gagah perkasa. "Janganlah kalian takut kepada Bani Israil. Karena sesungguhnya jika kalian berangkat untuk memerangi mereka, maka saya akan mendoakan untuk kehancuran mereka, dan akhirnya mereka pasti hancur," katanya.
Sedangkan Ibnu Abbas dan ulama lainnya menceritakan Bal'am akhirnya berangkat naik kuda menuju ke tempat pasukan Musa as.
Di dalam perjalanan, kudanya jatuh berlutut sambil menderum. Bal'am memukulinya hingga kudanya bangkit dan berjalan kembali. Tidak lama kemudian, kudanya terjatuh lagi. Bal'am memukulinya lebih keras hingga kudanya bangkit dan berjalan lagi.
Namun, setelah itu, kuda tersebut terjatuh lagi maka ia pun kembali memukulnya dengan lebih keras hingga kuda itu berkata kepadanya, “Hendak ke manakah engkau pergi? Tidakkah engkau lihat di depanku ada malaikat yang mendorong wajahku ke belakang? Apakah engkau pergi menuju Nabi Allah Musa dan orang-orang yang beriman untuk mendoakan keburukan bagi mereka?”
Bal'am tidak memedulikan ucapan kudanya itu. Ia mencambuknya lebih keras hingga kuda itu bangkit berjalan lagi dan sampai di puncak Bukit Husban.
Bal'am melihat pasukan Musa dan Bani Israil lalu ia mendoakan keburukan bagi mereka, tetapi lidahnya menjadi kelu dan kaku hingga tidak mau mematuhi kehendaknya. Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya. Lidahnya mengucapkan doa kebaikan bagi Musa dan kaumnya serta mendoakan keburukan bagi kaumnya sendiri. Oleh sebab itu, kaumnya mencaci-maki Bal'am.
Akhirnya, Bal'am pun meminta maaf kepada kaumnya bahwa hal itu terjadi di luar kehendaknya sendiri. Selanjutnya, lidahnya menjulur sampai ke dada. Bal'am berkata kepada kaumnya, “Sekarang lenyaplah bagiku kebaikan dunia dan akhirat. Tidak ada yang tersisa, kecuali tindakan makar dan tipu daya.”
Tipu Daya
Bal'am kemudian memerintahkan kaumnya untuk menghiasi para wanita mereka dengan penampilan yang memikat dan menarik perhatian lawan jenis.
Selanjutnya, para wanita itu mereka kirim kepada kaum lelaki dari pasukannya Musa sebagai perangkap. Ketika para lelaki dari kaumnya Musa tergoda dan melakukan zina dengan para wanita tersebut, hal itu sudah cukup bagi Bal'am dan kaumnya sebagai suatu kemenangan.
Alhasil, mereka pun melaksanakan saran dari Bal'am itu. Mereka mulai mendandani dan menghiasi para wanita mereka lalu mengirimnya kepada pasukan Musa.
Selanjutnya, salah seorang wanita yang dikirim bernama Kisbati lewat di depan seorang pemimpin Bani Israil bernama Zumri bin Salum. Laki-laki itu dikenal sebagai pemimpin pasukan dari kelompok Bani Syam'un bin Ya'qub.
Setelah itu, laki-laki tersebut (Zumri) membawa wanita Kisbati masuk ke dalam kemah hingga ketika dua insan lain jenis itu sedang berduaan di dalam kemah, Allah SWT mengirim penyakit yang menyerang Bani Israil.
Setelah kasus perzinaan yang dilakukan oleh Zumri dan Kisbati terdengar oleh Fanhash bin al-Izar bin Harun, ia langsung mengambil tombaknya yang terbuat dari besi.
Fanhash menerobos masuk ke kemah dan langsung menusuk dua insan yang sedang berbuat mesum itu. Setelah itu, ia membawa dua insan itu keluar kemah dan langsung diarak di tengah-tengah keramaian orang banyak sementara tombak masih di tangannya.
Selanjutnya, ia mengangkat dua insan yang telah berbuat zina itu ke atas seraya berkata, “Ya Allah, beginilah kami memperlakukan orang yang telah melakukan maksiat kepada-Mu!"
Akhirnya, wabah penyakit mulai sirna. Konon, serangan wabah penyakit itu telah menewaskan 70.000 orang. Ada pula yang mengatakan bahwa wabah penyakit itu minimal menewaskan 20.000 orang.
Fanhash adalah anak pertama ayahnya, Izar bin Harun. Oleh sebab itu, Bani Israil memberlakukan penyembelihan kurban bagi anak laki-laki Fanhash. Sementara itu, bagi mereka hal itu berlaku untuk anak pertama dari setiap harta benda dan jiwa yang mereka miliki.
Ibnu Katsir mengatakan ini adalah kisah Bal'am yang sahih sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Ishaq. Beberapa ulama salaf juga telah menceritakan kisah yang sama. Akan tetapi, boleh jadi kisah ini dikehendaki oleh Ibnu Ishaq yang menceritakan tentang Musa sebelum memasuki Baitul Maqdis, tidak lama setelah Musa dan Bani Israil keluar dari Mesir. Namun, hal tersebut tidak dipahami oleh mereka yang mengutip kisah itu. "Kami telah mengemukakan sebagian kisah tentang kasus itu menurut penjelasan kitab Taurat. Wallahu a'lam," tulis Ibnu Katsir.
Mungkin pula, kisah tersebut merupakan kasus lain yang terjadi di tengah-tengah perjalanan Musa dan kaumnya menuju Padang Tiih karena dalam redaksi kisah ini disebut Bukit Husban yang letaknya sangat jauh dari Baitul Maqdis. Namun, boleh jadi, hal itu terjadi ketika pasukan Musa sedang menuju Baitul Maqdis sebagaimana yang dijelaskan oleh as-Saddi. Wallahu a'lam.
Ismul Azham
Bal'am mengetahui Ismul A’zham sehingga doanya senantiasa dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja nama-nama Allah yang agung itu yang ketika berdoa dengannya pasti dikabulkan.
Doa Ismul A’zham diantaranya:
لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ، لَا إلهَ إِلَّا اللُه رَبُّ السَّمَاوَاتِ و رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung, Maha Lembut. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik ‘Arsy yang Maha Mulia. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik seluruh langit dan ‘Arsy yang Agung.” Ada juga yang menyatakan doanya adalah seperti ini:
الّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ يَا مَنَّانُ يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَاَل وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّي أَسْأَلُكَ …
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, wahai yang Maha mencurahkan nikmat, pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon kepadamu.”
Ketika Nabi SAW sedang duduk bersama Anas bin Malik ra. Dan sahabat-sahabat lain, beliau mendengar orang tersebut berdoa demikian. Lalu Nabi Muhammad SAW, berkata: “Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia niscaya memberikannya.”
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir Asmaul Husna” menyebutkan yang masuk Ismul A’zham adalah seluruh nama-nama Allah, jika berdoa dengannya maka doanya akan dikabulkan.
(mhy)