Kisah Imam Abdullah bin Mubarak Sedekah Rp7 Miliar Setiap Tahun

Minggu, 09 Oktober 2022 - 07:30 WIB
Orang itu pun bergegas untuk mencairkan dana yang ia minta dari Abdullah bin Mubarak. Sesampainya di tempat bendahara, ia menyampaikan maksud tujuannya dan menyerahkan kertas yang ia bawa.

Bendahara bertanya kepadanya: "Berapa utang anda yang harus dilunasi?" Orang itu menjawab: "700 Dirham (Rp49 juta)."

Namun, bendahara itu melihat di catatan bahwa uang yang harus dicairkan adalah 7.000 Dirham (Rp490 juta), yakni kelebihan nol satu. Maka bendahara itu meminta agar ia kembali kepada Abdullah bin Mubarak untuk mengkonfirmasi ulang karena ada ketidakcocokan nominal uang yang harus dicairkan.

Ketika orang itu kembali menemui Ibnu Mubarak, ia berkata: "Engkau telah salah menulis, yang aku minta bukan 7.000, tapi hanya 700 Dirham. Kalau begini caramu memperlakukan harta, hartamu bisa habis."

Abdullah bin Mubarak menjawab: "Kalau hartaku bisa habis, umurku lebih bisa untuk habis."

Beliaupun kembali menulis surat kepada bendaharanya, agar uang yang diberikan kepada orang itu sesuai dengan apa yang tertulis, yakni 7.000 Dirham.

Menyembunyikan Sedekah

Ada kisah seorang anak muda yang sering hadir menyimak kajian Hadis Abdullah bin Mubarak. Suatu hari ia absen, beliaupun bertanya perihal anak muda itu kepada seseorang.

Orang itu berkata kepada sang imam bahwa pemuda itu terlilit utang sebesar 10.000 Dirham (Rp700 juta) dan sekarang sedang ditahan oleh pihak yang berwajib. Ibnul Mubarak pun meminta dipertemukan dengan orang yang telah memberi pinjaman kepada pemuda tersebut.

Setelah bertemu, segera Ibnul Mubarak membayarkan utang pemuda tersebut sebesar 10 ribu Dirham kepada orang itu dengan syarat agar pemilik piutang tidak perlu bercerita kepada siapapun tentang hal ini.

Setelah beberapa hari anak muda itu kembali hadir di majelisnya dan ia bertanya kepadanya, "Anak muda, dari mana saja engkau? Beberapa hari ini aku tidak melihatmu?"

Dia menjawab: "Wahai imam, saya terlilit utang hingga saya dipenjara." Kembali beliau bertanya: "Lalu bagaimana kamu bisa bebas?"

Pemuda itu menjawab: "Seseorang telah datang membayarkan utangku. Dan aku tidak tahu siapa orang itu." Abdullah bin Mubarak berkata: "Alhamdulillah."

Anak muda itu tidak pernah mengetahui bahwa orang yang telah membayar utangnya adalah Imam Abdullah bin Mubarak kecuali setelah kewafatannya.

Referensi:

Siyar A'lam an Nubala (7/365 -392)

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ (٢) وَلَقَدۡ فَتَـنَّا الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ فَلَيَـعۡلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ صَدَقُوۡا وَلَيَعۡلَمَنَّ الۡكٰذِبِيۡنَ (٣) اَمۡ حَسِبَ الَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السَّيِّاٰتِ اَنۡ يَّسۡبِقُوۡنَا‌ ؕ سَآءَ مَا يَحۡكُمُوۡنَ (٤)
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu!

(QS. Al-'Ankabut Ayat 2-4)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More