Imam Mahdi: Sang Ratu Adil yang Dinanti di Jawa

Senin, 17 Oktober 2022 - 05:15 WIB
Lukisan zaman keemasan yang menyertai kedatangan ratu adil atau Imam Mahdi, tentu sangat menarik bagi masyarakat yang telah lama menderita dan mengalami kemiskinan. Ratu adil yang digambarkan sebagai orang sakti, dilindungi Tuhan, memiliki bala tentara makhluk gaib, menimbulkan keberanian untuk melawan kekuasaan pemerintah Belanda.

Menurut Sartono Kartodirjo, timbulnya gerakan-gerakan protes yang menggunakan konsep ratu adil ataupun Imam Mahdi, erat kaitannya dengan sifat kepemimpinan dalam pesantren. "Guru-guru pesantren yang umumnya juga menjadi guru tarekat, mewujudkan pemimpin kelompok yang sangat ditaati murid-muridnya," ujarnya.

Sesudah kekuatan sosial-politik yang berpusat di lingkungan istana dapat dikuasai dan diawasi sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda, pemusatan kekuatan yang masih ada terdapat di pesantren-pesantren, bertebaran di pelosok-pelosok pulau Jawa. Walaupun guru pesantren dan guru tarekat pada dasarnya tidak berkeinginan memegang kekuasaan politik, jiwa ajaran Islam yang anti-kezaliman dan kemungkaran, mendorong mereka untuk berjihad melawan ketidakadilan.

Oleh karena itu, menurut Sartono Kartodirdjo, perkembangan gerakan-gerakan mesianisme tidak dapat dijelaskan tanpa dikaitkan dengan peran pesantren dan kelompok-kelompok tarekat. Keduanya merupakan basis kekuatan yang terorganisasi di bawah asuhan guru agama yang amat dihormati.

Walaupun pesantren dan kelompok tarekat masing-masing berdiri sendiri dan tempatnya berjauhan, berita pemberontakan mudah tersebar melalui pengembaraan para santri atau pengikut tarekat.



Keyakinan Ahlussunah

Sementara itu, di kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah memahami Imam Mahdi sebagai berikut:

Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Ahlul Bait. Allah memberi kekuatan kepada agama Islam dengannya. Dia memerintah selama 7 tahun, memenuhi dunia dengan keadilan setelah (sebelumnya) dipenuhi oleh kezaliman dan kezaliman.

Ummat di zamannya akan diberikan kenikmatan yang belum pernah diberikan kepada selainnya. Bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya, langit menurunkan hujan, dan dilimpahkan harta yang banyak. Orang ini mempunyai nama seperti nama Rasulullah SAW dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah SAW.

Jadi, namanya Muhammad atau Ahmad bin ‘Abdullah. Dia dari keturunan Fathimah binti Muhammad dari anaknya Hasan bin ‘Ali ra. Di antara ciri-ciri fisiknya adalah lebar dahinya, dan mancung hidungnya. Al-Mahdi akan muncul dari arah timur bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangka oleh kaum Syi’ah (Rafidhah).

"Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan mereka itu adalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan gila yang dimasukkan oleh setan. Persangkaan mereka tidak mempunyai alasan baik dari Al-Qur-an maupun As-Sunnah, bahkan tidak sesuai dengan akal yang sehat,” tulis Al-Hafizh Ibnu Katsir .



Dalil dari Sunnah Nabi

Di antara dalil dari Sunnah Nabi SAW yang shahih tentang munculnya al-Mahdi adalah sabda Nabi SAW:

يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ، يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهاَ، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا.

“Al-Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah akan menurunkan hujan kepadanya sehingga, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama 7 atau 8 tahun.” (HR Al-Hakim)

Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ.

“Al-Mahdi berasal dari Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam.” [HR Ibnu Majah (no. 4085), Ahmad (I/84), dari Sahabat ‘Ali Radhiyallahu anhu].

Rasulullah SAW bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ.

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak Fathimah.” [HR. Abu Dawud (no. 4284), Ibnu Majah (no. 4086), al-Hakim (IV/557), dari Ummu Salamah x. Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 6734)].

Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا أَوْ لاَ تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اسْمِيْ.

“Tidak akan lenyap atau tidak akan sirna dunia ini, hingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari keturunanku, yang namanya sama seperti namaku.” [HR At-Tirmidzi (no. 2230), Abu Dawud (no. 4282) dan Ahmad (I/377, 430) dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dan lafazh ini milik Ahmad. Dikatakan shahih menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Ahmad (no. 3573)].

Dalam riwayat yang lain disebutkan: “…Dan nama ayahnya seperti nama ayahku.”

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ، وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟

“Bagaimana dengan kalian, apabila Nabi ‘Isa bin Maryam turun kepada kalian, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian sendiri.” [HR. Al-Bukhari (no. 3449) dan Muslim (no. 155 (244)), dari Sahabat Abu Hurairah].

Hadis ini menunjukkan bahwa Imam Mahdi adalah sebagai Imam kaum Muslimin pada waktu itu, termasuk Nabi ‘Isa as bermakmum kepadanya.
Halaman :
Follow
cover top ayah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا تَنَاجَيۡتُمۡ فَلَا تَـتَـنَاجَوۡا بِالۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ وَمَعۡصِيَتِ الرَّسُوۡلِ وَتَنَاجَوۡا بِالۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡۤ اِلَيۡهِ تُحۡشَرُوۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali.

(QS. Al-Mujadilah Ayat 9)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More