7 Golongan yang Dinaungi Allah Saat Kiamat
Selasa, 07 Juli 2020 - 04:18 WIB
Dia senantiasa berpegang teguh dengan nilai-nilai ketakwaan kepada-Nya. Tidak akan mengorbankan keimanannya hanya demi tipu daya kehidupan dunia ini.
Sekalipun secara tekstual hadits di atas menyebut laki-laki, tetapi berlaku pula bagi perempuan. Yakni seorang perempuan yang diajak laki-laki yang gagah perkasa dan memiliki kekayaan melimpah tetapi, ia tetap menolaknya karena yakin telah melanggar syariat-Nya.
Ia merasa takut akan siksaan Allah akibat perbuatannya itu. Maka perempuan yang demikian insyaallah juga akan mendapatkan naungan di sisi Allah kelak.
Kecintaan lawan jenis harus lewat pernikahan yang sah, karana di baliknya ada sejuta hikmah bagi kehidupannya di kemudian hari dan juga bagi keturunannya.
Maka seorang wanita mulia tidak akan mengorbakan kehormatannya kecuali setelah dilangsungkannya akad nikah secara sah. Berzina merupakan tindakan terkutuk yang dilaknat oleh Allah. Karena dengan berzina maka kehidupan umat manusia tak ubahnya seperti binatang, dan bahkan lebih biadab lagi.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Isra’: 32).
Ikhlas Bersedekah
Golongan keenam adalah seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga seolah-olah ketika tangan kanannya memberi, tangan kirinya tidak mengetahui.
Sedekah dalam pengertian khusus adalah mengeluarkan sebagian harta untuk mereka yang berhak menerimanya.
Keikhlasan merupakan inti dari sedekah ini, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu sedekahnya. Hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahui secara persis, dan mungkin orang yang disedekahinya. Sedekah yang demikian tidak perlu diumumkan atau dicantumkan dalam sebuah lembaran yang dapat dibaca oleh orang lain.
Sebab jika demikian dapat menjadi sebab timbulnya sikap riya’ atau ujub pada diri sendiri. Dan akibat berikutnya tanpa disadarinya keikhlasannya luntur.
Sedekah dalam pengertian yang luas adalah seluruh kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR Bukhari Fi Adabil Mufrad).
)
Maka semua kebaikan yang kita lakukan syarat utamanya adalah ikhas, hanya karena Allah, bukan yang lainnya. Hal ini sangat penting karena menjadi penentu diterima tidaknya amal seseorang. Bukan kuantitasnya semata suatu ibadah itu diterima.
Sedekah yang dirahasiakan itu merupakan bagian yang terintgrasi dengan ibadah-ibadah lainnya. Dan hal ini menjadi indikator bahwa amaliah lainnya juga akan dilakukan karena Allah semata.
Itulah sebabnya orang yang bersedekah dengan ikhlash akan mendapat naungan dari Allah dihari yang tiada naungan selain naungan-Nya.
Sekalipun secara tekstual hadits di atas menyebut laki-laki, tetapi berlaku pula bagi perempuan. Yakni seorang perempuan yang diajak laki-laki yang gagah perkasa dan memiliki kekayaan melimpah tetapi, ia tetap menolaknya karena yakin telah melanggar syariat-Nya.
Ia merasa takut akan siksaan Allah akibat perbuatannya itu. Maka perempuan yang demikian insyaallah juga akan mendapatkan naungan di sisi Allah kelak.
Kecintaan lawan jenis harus lewat pernikahan yang sah, karana di baliknya ada sejuta hikmah bagi kehidupannya di kemudian hari dan juga bagi keturunannya.
Maka seorang wanita mulia tidak akan mengorbakan kehormatannya kecuali setelah dilangsungkannya akad nikah secara sah. Berzina merupakan tindakan terkutuk yang dilaknat oleh Allah. Karena dengan berzina maka kehidupan umat manusia tak ubahnya seperti binatang, dan bahkan lebih biadab lagi.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Isra’: 32).
Ikhlas Bersedekah
Golongan keenam adalah seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga seolah-olah ketika tangan kanannya memberi, tangan kirinya tidak mengetahui.
Sedekah dalam pengertian khusus adalah mengeluarkan sebagian harta untuk mereka yang berhak menerimanya.
Keikhlasan merupakan inti dari sedekah ini, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu sedekahnya. Hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahui secara persis, dan mungkin orang yang disedekahinya. Sedekah yang demikian tidak perlu diumumkan atau dicantumkan dalam sebuah lembaran yang dapat dibaca oleh orang lain.
Sebab jika demikian dapat menjadi sebab timbulnya sikap riya’ atau ujub pada diri sendiri. Dan akibat berikutnya tanpa disadarinya keikhlasannya luntur.
Sedekah dalam pengertian yang luas adalah seluruh kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR Bukhari Fi Adabil Mufrad).
)
Maka semua kebaikan yang kita lakukan syarat utamanya adalah ikhas, hanya karena Allah, bukan yang lainnya. Hal ini sangat penting karena menjadi penentu diterima tidaknya amal seseorang. Bukan kuantitasnya semata suatu ibadah itu diterima.
Sedekah yang dirahasiakan itu merupakan bagian yang terintgrasi dengan ibadah-ibadah lainnya. Dan hal ini menjadi indikator bahwa amaliah lainnya juga akan dilakukan karena Allah semata.
Itulah sebabnya orang yang bersedekah dengan ikhlash akan mendapat naungan dari Allah dihari yang tiada naungan selain naungan-Nya.