8 Dampak Maksiat yang Membahayakan di Dunia dan Akhirat
Senin, 31 Oktober 2022 - 07:30 WIB
وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَ لٰـكِنْ كَا نُوْا هُمُ الظّٰلِمِيْنَ
"Dan tidaklah Kami menzalimi mereka (ditimpa banyak kesulitan), tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri (bermaksiat)."(QS. Az-Zukhruf : 76)
5. Menimbulkan kegelapan dalam hati
Kegelapan maksiat akan menutupi hatinya. Semakin banyak bermaksiat maka kegelapan makin gelap hingga apapun yang berada di sekelilingnya tidak nampak. Sebaliknya, ketaatan adalah cahaya. Ketaatan akan menyebabkan timbulnya sinar yang membuka jalan kebenaran bagi manusia.
6. Maksiat melemahkan hati dan badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya. Maksiat akan terus menerus melemahkannya hingga habislah kehidupannya. Orang seperti itu akan rugi, di dunia akan lemah dan di akhirat akan mendapat siksa dan azab yang mengerikan.
7. Maksiat menghalangi ketaatan
Manusia yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah pendosa. Hukuman bagi pendosa adalah terhalangnya dirinya dari mentaati Allah. Maksiat itulah penghalangnya. Maksiat itulah yang menghalanginya dari perbuatan taat kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
... ْ ۗ وَمَنْ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰٮهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
"... Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Qasas : 50)
8. Maksiat akan mengikis keberkahan umur
Hidup sebenarnya adalah kehidupan hati. Sedangkan hati dan umur ini sejatinya adalah milik Allah. Jika waktu dalam hidupnya digunakan untuk selalu bersama Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka itulah merupakan umur yang sebenarnya, banyak keberkahan di dalamnya.
Sedangkan jika hari-hari senantiasa disibukkan dengan maksiat, maka hilanglah hakikat umur dan menyebabkan hilangnya keberkahan hingga akhirnya menyesal dan berkata : "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.""(QS. Al-Fajr : 24)
Wallahu A'lam
(wid)