Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 3: Penciptaan 7 Langit yang Sempurna Tanpa Penyangga

Kamis, 03 November 2022 - 22:20 WIB
Penciptaan tujuh lapis langit merupakan satu tanda kebesaran Allah. Dia memberi mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW melewati tujuh lapis langit itu dalam semalam ketika peristiwa Isra Mikraj. Foto ilustrasi/SINDOnews
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan kandungan Surat Al-Mulk meliputi hakikat hidup, kematian, kekuasaan Allah menciptakan langit dan alam raya, ancaman bagi orang-orang kafir, janji Allah untuk orang mukmin.

Surat Al-Mulk dinamakan "Surat Tabarak" salah satu surat terbaik dalam Al-Qur'an. Keutamaan surat ini dapat memberi syafa'at bagi pembacanya, penghalang dari siksa kubur dan menjadi sebab seseorang dikeluarkan dari neraka.

Pada ayat ke-3 Surat Al-Mulk ini Allah menegaskan kekuasaan-Nya menciptakan tujuh langit berlapis yang tidak ada cacat sama sekali. Inilah salah satu tanda kebesaran-Nya.

Berikut tafsir Surat Al-Mulk Ayat 3:

الَّذِىۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا‌ ؕ مَا تَرٰى فِىۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ تَفٰوُتٍ‌ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَۙ هَلۡ تَرٰى مِنۡ فُطُوۡرٍ


Alladzii khalaqa sab'a samaawaatin tibaaqam maa taraa fii khalqir rahmaani min tafaawut. Farji'il basara hal taraa min futuur.

Artinya: "Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" (QS Al-Mulk ayat 3)

Mengutip tafsir Kemenag bahwa Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis sangat serasi dan harmonis. Artinya, setiap langit memiliki tingkatan yang terapung kokoh di tengah jagat raya. Tidak ada tiang penyangga dan tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit menempati ruangan yang telah ditentukan baginya.

Ia berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan baginya sebagaimana diterangkan dalam ayat lain: "Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (QS Luqman Ayat 10)

Allah menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.



Ilmu Astronomi

Dalam ilmu Sains, galaksi dan gugusan bintang yang jumlahnya mencapai miliaran itu mempunyai sistem yang teratur rapi. Adanya daya tarik-menarik yang terdapat pada setiap planet membuat planet-planet itu tidak jatuh dan tidak berbenturan satu dengan yang lainnya. Ia tetap terapung di angkasa dan beredar pada garis edarnya masing-masing.

Jika dikaitkan dengan ilmu Astronomi, yang dimaksud dengan tingkatan langit yang berlapis-lapis itu ialah galaksi-galaksi. Sedangkan angka 7 (tujuh) dalam bahasa Arab biasanya menunjukkan sesuatu yang jumlahnya banyak. Sementara itu, ada pula ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "tujuh lapisan langit" ialah tujuh bintang yang berada di sekitar matahari, dan ada pula ahli tafsir yang tidak mau menafsirkannya. Mereka menyerahkannya kepada Allah karena hal itu ada pada pengetahuan-Nya.

Menurut para Saintis, kata langit dapat ditafsirkan sebagai langit bumi yang berupa atmosfer atau langit alam semesta. Apabila langit bumi, ternyata atmosfer dibagi dalam tujuh lapisan. Dan masing-masing lapisan mempunyai tugas dan fungsi melindungi bumi.

Pembagian atmosfer menjadi tujuh lapis didasarkan pada perbedaan kandungan kimia dan suhu udara. Ketujuh lapisan otu dinamakan: Troposfer, Stratosfer, lapisan-lapisan Mesosfer, Thermosfer, Exosfer, Ionosfer, dan Magnetosfer.

Dalam Surat Fussilat ayat 11-12 dinyatakan bahwa tiap lapis langit mempunyai urusannya sendiri-sendiri. Misalnya, ada lapisan yang bertugas untuk membuat hujan, mencegah kerusakan akibat radiasi, memantulkan gelombang radio, sampai dengan lapisan yang mencegah agar meteor tidak merusak bumi.

Di antara ketujuh lapis langit itu ada yang disebut "langit yang dekat". Ini ditafsirkan sebagai lapis langit pertama yang dihiasi oleh bintang-bintang. Kata yang digunakan bukan bintang (bentuk tunggal yang dapat menunjuk pada matahari sebagai bintang dalam tata surya), akan tetapi bintang-bintang (bentuk jamak). Dengan demikian "langit yang dekat" adalah seluruh galaksi yang kita ketahui saat ini.

Allah memerintahkan manusia memandang dan memperhatikan langit dan bumi beserta isinya, serta mempelajari sifat-sifatnya. Misalnya, perhatikanlah matahari bersinar dan bulan bercahaya, sampai di mana manfaat dan faedah sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk yang ada.

Kemudian seolah-olah Allah melanjutkan pertanyaan-Nya kepada manusia apakah mereka masih ragu tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya? Apakah manusia masih ragu tentang sistem, hukum, dan peraturan yang dibuat untuk makhluk-Nya, termasuk di dalamnya mereka sendiri?

Jika masih ragu, manusia diperintahkan untuk memperhatikan dan merenungkan kembali dengan sebenar-benarnya. Apakah mereka masih mendapatkan ciptaan Allah itu sesuatu yang tidak sempurna?

Seandainya ada kekurangan, cacat, dan cela dalam ciptaan Allah, maka manusia pantas mengingkari kekuasaan-Nya. Akan tetapi, mereka kagum dan mengakui kesempurnaan ciptaan Allah, bahkan manusia mengakui kelemahan mereka.

Keingkaran manusia bukanlah karena ketidakpercayaan mereka kepada Allah, tetapi semata-mata karena kesombongan dan keangkuhan mereka semata. Demikian tafsir Surat Al-Mulk ayat 3 tentang kekuasan-Nya menciptakan langit dan alam raya. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam

Baca Juga: Langit dan Bumi Diciptakan dalam 6 Masa, Ini Penjelasan Al-Qur'an dan Sains
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setan mengalir dalam pembuluh anak Adam layaknya aliran darah.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More