Mengenal Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Simbolnya Para Wali
Rabu, 09 November 2022 - 20:42 WIB
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (wafat 561 Hijriyah atau 1167 M) adalah sosok ulama panutan yang merupakan simbolnya para Wali. Beliau digelari Sulthanal Auliya (pemimpin para Waliyullah).
Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan, nyaris tidak ada yang tidak pernah mendengar nama beliau. Karena dalam setiap acara kirim doa, nama Syaikh Abdul Qadir selalu ikut disebut.
"Hanya sayangnya, kebanyakan dari kita hanya mengenal nama saja, nyaris buta dari sejarah perjuangan ulama yang luar biasa ini, yang tentunya sarat dengan keteladanan. Jika kemudian ada yang pernah membaca manakibnya, biasanya hanya menyorot beliau sebagai sosok sufi dengan segudang karamah dan cerita-cerita aneh bin ajaib," kata Ustaz Ahmad Syahrin dalam satu kajiannya.
Padahal Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bisa dikatakan ulama pergerakan, yang secara tidak langsung turut andil mengembalikan Al-Quds dari cengkraman tentara Salib. Berikut pujian beberapa ulama terhadap Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Imam adz-Dzahabi ketika mengawasi penulisan biografinya menulis:
الشيخ، الإمام، العالم، الزاهد، العارف، القدوة، شيخ الإسلام، علم الأولياء، محيي الدين ، الحنبلي، شيخ بغداد
"Dia seorang Syaikh, imam, ulama, zuhud, arif, panutan, Syaikhul Islam, simbolnya para wali, penghidupnya agama, bermazhab Hanbali, guru besar di Baghdad."
Ibnu Katsir berkata:
ولأتباعه وأصحابه فيه مقالات ويذكرون عنه أقوالا وأفعالا ومكاشفات أكثرها مغالاة، وقد كان صالحا ورعا، وقد صنف كتاب الغنية وفتوح الغيب، وفيهما أشياء حسنة، وذكر فيهما أحاديث ضعيفة وموضوعة، وبالجملة كان من سادات المشايخ الكبار
"Mereka telah menyebutkan dari beliau (Abdul Qadir Al-Jailani) ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, pengungkapan urusan gaib, yang kebanyakannya adalah ghuluw (sikap berlebih-lebihan). Beliau orangnya sholeh dan wara'.
Beliau telah menulis Kitab Al-Ghun-yah, dan Futuh Al-Ghaib. Dalam kedua kitab ini terdapat beberapa perkara yang baik, dan ia juga menyebutkan di dalamnya hadits-hadits dha'if, dan palsu. Secara global, Syaikh Adbul Qadir termasuk di antara pemimpin para masyayikh (orang-orang yang berilmu).
Sama'ani berkata:
كان عبد القادر من أهل جيلان إمام الحنابلة، وشيخهم في عصره، فقيه صالح دين خير، كثير الذكر، دائم الفكر، سريع الدمعة
"Abdul Qadir dari daerah Jaelan adalah seorang imam dalam Mazhab Hanbali, guru besar dalam mazhab ini di zamannya. Seorang faqih dan baik agamanya. Banyak berdzikir, dan senantiasa bertafakur, mudah menangis."
Syaikh Syihabudin Suhrawardi berkata:
عزمت على الاشتغال بأصول الدين، فقلت في نفسي: أستشير الشيخ عبد القادر
"Aku bertekad untuk mengkaji lebih dalam ilmu Ushuluddin (akidah), maka aku berfikir bahwa orang yang tepat untuk aku jadikan sarana berkonsultasi adalah Syaikh Abdul Qadir."
Syaikh Abdul Aziz bin Abdussalam berkata:
ما نقلت إلينا كرامات أحد بالتواتر إلا الشيخ عبد القادر
"Tidak pernah diceritakan kepada kami cerita karamahnya seorang wali yang mutawatir seperti karamahnya Abdul Qadir."
Pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan, nyaris tidak ada yang tidak pernah mendengar nama beliau. Karena dalam setiap acara kirim doa, nama Syaikh Abdul Qadir selalu ikut disebut.
"Hanya sayangnya, kebanyakan dari kita hanya mengenal nama saja, nyaris buta dari sejarah perjuangan ulama yang luar biasa ini, yang tentunya sarat dengan keteladanan. Jika kemudian ada yang pernah membaca manakibnya, biasanya hanya menyorot beliau sebagai sosok sufi dengan segudang karamah dan cerita-cerita aneh bin ajaib," kata Ustaz Ahmad Syahrin dalam satu kajiannya.
Padahal Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bisa dikatakan ulama pergerakan, yang secara tidak langsung turut andil mengembalikan Al-Quds dari cengkraman tentara Salib. Berikut pujian beberapa ulama terhadap Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Imam adz-Dzahabi ketika mengawasi penulisan biografinya menulis:
الشيخ، الإمام، العالم، الزاهد، العارف، القدوة، شيخ الإسلام، علم الأولياء، محيي الدين ، الحنبلي، شيخ بغداد
"Dia seorang Syaikh, imam, ulama, zuhud, arif, panutan, Syaikhul Islam, simbolnya para wali, penghidupnya agama, bermazhab Hanbali, guru besar di Baghdad."
Ibnu Katsir berkata:
ولأتباعه وأصحابه فيه مقالات ويذكرون عنه أقوالا وأفعالا ومكاشفات أكثرها مغالاة، وقد كان صالحا ورعا، وقد صنف كتاب الغنية وفتوح الغيب، وفيهما أشياء حسنة، وذكر فيهما أحاديث ضعيفة وموضوعة، وبالجملة كان من سادات المشايخ الكبار
"Mereka telah menyebutkan dari beliau (Abdul Qadir Al-Jailani) ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, pengungkapan urusan gaib, yang kebanyakannya adalah ghuluw (sikap berlebih-lebihan). Beliau orangnya sholeh dan wara'.
Beliau telah menulis Kitab Al-Ghun-yah, dan Futuh Al-Ghaib. Dalam kedua kitab ini terdapat beberapa perkara yang baik, dan ia juga menyebutkan di dalamnya hadits-hadits dha'if, dan palsu. Secara global, Syaikh Adbul Qadir termasuk di antara pemimpin para masyayikh (orang-orang yang berilmu).
Sama'ani berkata:
كان عبد القادر من أهل جيلان إمام الحنابلة، وشيخهم في عصره، فقيه صالح دين خير، كثير الذكر، دائم الفكر، سريع الدمعة
"Abdul Qadir dari daerah Jaelan adalah seorang imam dalam Mazhab Hanbali, guru besar dalam mazhab ini di zamannya. Seorang faqih dan baik agamanya. Banyak berdzikir, dan senantiasa bertafakur, mudah menangis."
Syaikh Syihabudin Suhrawardi berkata:
عزمت على الاشتغال بأصول الدين، فقلت في نفسي: أستشير الشيخ عبد القادر
"Aku bertekad untuk mengkaji lebih dalam ilmu Ushuluddin (akidah), maka aku berfikir bahwa orang yang tepat untuk aku jadikan sarana berkonsultasi adalah Syaikh Abdul Qadir."
Syaikh Abdul Aziz bin Abdussalam berkata:
ما نقلت إلينا كرامات أحد بالتواتر إلا الشيخ عبد القادر
"Tidak pernah diceritakan kepada kami cerita karamahnya seorang wali yang mutawatir seperti karamahnya Abdul Qadir."