Taubat Itu Seperti Berobat, Begini Kata Imam Al-Ghazali
loading...
A
A
A
Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq
Pengasuh Ponpes Subulana Bontang Kalimantan Timur
Selembut apapun nasihat ia tetap akan terasa menusuk bagi yang hatinya sakit. Tak ubahnya seperti jarum suntik, yang kelembutan tehniknya tidak akan menghilangkan rasa sakitnya.
Selunak apapun pengajaran ia akan terasa pahit bagi jiwa yang gelap oleh maksiat. Sebagaimana obat yang menyembuhkan tak pernah memiliki rasa yang nikmat.
Yang benar, jiwa yang sedang mengidap penyakit, jika ingin sembuh, yang dibutuhkan bukan hanya sekadar diberi "siraman ruhani" atau kajian penyejuk jiwa. Tapi ia butuh untuk dirawat dengan cara belajar agama secara sungguh-sungguh hingga sembuh.
Pasien di hadapan sang dokter, aturannya ia siap menerima resep, bukan dia yang memesan obatnya. Begitu juga kita di hadapan para ulama, harus siap untuk menerima resep taubat. Bukan kita yang justru mengatur mereka memesan nasihat sesuai selera kita.
Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali rahimahullah (wafat 505 H atau 1111 Masehi) berkata:
فَاعْلَمْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ فَاتِحٌ وَمُسَهِّلٌ، وَالتَّحْصِيْلُ مَعَهُ أَسْهَلُ وَأَرْوَحُ
Artinya: "Ketahuilah olehmu, bahwasanya guru itu adalah pembuka sesuatu yang tertutup dan ia memudahkan yang rumit. Mendapatkan ilmu dengan adanya bimbingan guru akan lebih mudah dan lebih menenangkan."
Itulah perumpamaan Taubat layaknya seperti orang berobat. Ia harus mendapatkan obat dan perawatan agar kembali sehat.
Pengasuh Ponpes Subulana Bontang Kalimantan Timur
Selembut apapun nasihat ia tetap akan terasa menusuk bagi yang hatinya sakit. Tak ubahnya seperti jarum suntik, yang kelembutan tehniknya tidak akan menghilangkan rasa sakitnya.
Selunak apapun pengajaran ia akan terasa pahit bagi jiwa yang gelap oleh maksiat. Sebagaimana obat yang menyembuhkan tak pernah memiliki rasa yang nikmat.
Yang benar, jiwa yang sedang mengidap penyakit, jika ingin sembuh, yang dibutuhkan bukan hanya sekadar diberi "siraman ruhani" atau kajian penyejuk jiwa. Tapi ia butuh untuk dirawat dengan cara belajar agama secara sungguh-sungguh hingga sembuh.
Pasien di hadapan sang dokter, aturannya ia siap menerima resep, bukan dia yang memesan obatnya. Begitu juga kita di hadapan para ulama, harus siap untuk menerima resep taubat. Bukan kita yang justru mengatur mereka memesan nasihat sesuai selera kita.
Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali rahimahullah (wafat 505 H atau 1111 Masehi) berkata:
فَاعْلَمْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ فَاتِحٌ وَمُسَهِّلٌ، وَالتَّحْصِيْلُ مَعَهُ أَسْهَلُ وَأَرْوَحُ
Artinya: "Ketahuilah olehmu, bahwasanya guru itu adalah pembuka sesuatu yang tertutup dan ia memudahkan yang rumit. Mendapatkan ilmu dengan adanya bimbingan guru akan lebih mudah dan lebih menenangkan."
Itulah perumpamaan Taubat layaknya seperti orang berobat. Ia harus mendapatkan obat dan perawatan agar kembali sehat.
(rhs)