Kisah Nabi Muhammad SAW Memuji Umatnya dan Tangisan Para Sahabat
Kamis, 17 November 2022 - 05:10 WIB
Sama halnya seseorang yang telah membeli 10 budak, lalu ia menemui satu budak tanpa cacat dari mereka. Pembeli pun berkeinginan untuk mengambil budak tanpa cacat dan mengembalikan sisanya, maka syariat tidak memerintahkan demikian itu, tetapi memerintahkan menerima semuanya.
Allah telah membeli setiap orang-orang mukmin, termasuk di dalam akad penjualan itu ada orang-orang yang bersih hatinya, hamba-hamba pilihan, para Nabi dan para Rasul. Dengan demikian, hamba yang memiliki cacat tidak akan dikembalikan oleh Allah.
Rasulullah SAW pun merasa bahagia dan begitu pula para sahabat. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib. "Wahai Ali, mengapa kamu menangis ketika membaca ayat ini (Az-Zumar: 9)?"
Ali pun menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, Allah Yang Maha Luhur berfirman: "Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9).
Bapak kami yaitu Nabi Adam adalah manusia paling mengetahui dan Allah berfirman tentangnya:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا
Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya." (Al-Baqarah: 31)
Bagaimana kami bisa menyamainya?".
Kemudian datanglah Malaikat Jibril dan berkata: "Katakan kepada Ali wahai Nabi Muhammad, makna ayat itu bukan seperti yang kamu kira. Tetapi, tidaklah sama di hari Kiamat antara orang kafir dengan orang mukmin. Karena sesungguhnya orang kafir tidaklah menyembah kecuali pada berhala, ia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Sedangkan orang mukmin menyembah Allah dan mengatakan di setiap waktu dan masa: "Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah." Ketika mereka berbuat baik maka mereka merasa bahagia, tatkala mereka berbuat buruk maka mereka memohon ampun, dan tatkala mereka bepergian maka mereka mengqashar sholat mereka dan membatalkan puasa mereka".
Maka tidaklah sama antara orang kafir dengan orang-orang mukmin. Karena sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah neraka dan tempat kembali orang mukmin adalah surga".
Demikian kisah Rasulullah SAW memuji umatnya dan tangisan para Sahabat ketika membaca Al-Qur'an. Semoga kisah ini menambah keimanan kita dan semakin bersemangat berbuat amal saleh.
Allah telah membeli setiap orang-orang mukmin, termasuk di dalam akad penjualan itu ada orang-orang yang bersih hatinya, hamba-hamba pilihan, para Nabi dan para Rasul. Dengan demikian, hamba yang memiliki cacat tidak akan dikembalikan oleh Allah.
Rasulullah SAW pun merasa bahagia dan begitu pula para sahabat. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib. "Wahai Ali, mengapa kamu menangis ketika membaca ayat ini (Az-Zumar: 9)?"
Ali pun menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, Allah Yang Maha Luhur berfirman: "Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9).
Bapak kami yaitu Nabi Adam adalah manusia paling mengetahui dan Allah berfirman tentangnya:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا
Artinya: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya." (Al-Baqarah: 31)
Bagaimana kami bisa menyamainya?".
Kemudian datanglah Malaikat Jibril dan berkata: "Katakan kepada Ali wahai Nabi Muhammad, makna ayat itu bukan seperti yang kamu kira. Tetapi, tidaklah sama di hari Kiamat antara orang kafir dengan orang mukmin. Karena sesungguhnya orang kafir tidaklah menyembah kecuali pada berhala, ia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Sedangkan orang mukmin menyembah Allah dan mengatakan di setiap waktu dan masa: "Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah." Ketika mereka berbuat baik maka mereka merasa bahagia, tatkala mereka berbuat buruk maka mereka memohon ampun, dan tatkala mereka bepergian maka mereka mengqashar sholat mereka dan membatalkan puasa mereka".
Maka tidaklah sama antara orang kafir dengan orang-orang mukmin. Karena sesungguhnya tempat kembali orang kafir adalah neraka dan tempat kembali orang mukmin adalah surga".
Demikian kisah Rasulullah SAW memuji umatnya dan tangisan para Sahabat ketika membaca Al-Qur'an. Semoga kisah ini menambah keimanan kita dan semakin bersemangat berbuat amal saleh.
(rhs)