Dahsyatnya Cinta Rasulullah SAW kepada Umatnya
loading...
A
A
A
Mungkin di antara umat Islam banyak yang belum tahu bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai umatnya. Saking cintanya kepada umatnya, beliau selalu memohon kepada Allah Ta'ala agar menyelamatkan umatnya.
Hidupnya penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata dan darah, bahkan nyawa dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya, umat yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umat yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya. Cintanya benar-benar tulus kepada umat. ( )
Berikut beberapa bukti nyata kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana dikutip dari Buku "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia" karya Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia). ( )
1. Berdoa untuk Umatnya Setiap Salat.
Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadis, salah satunya apa yang tertulis dalam kitab shahih-nya Imam Ibn Hibban. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah 'Aisyah radhiallahu 'anha (RA).
Beliau (Aisyah) mengatakan: "Ketika aku memandang wajah Nabi SAW , terasa ketenangan dalam diri, lalu aku katakan kepada beliau": "Ya Rasul, berdoalah kepada Allah untuknya". Kemudian Nabi SAW mengangkat tangannya berdoa kepada Allah:
"Ya Allah, ampunilah 'Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi".
Mendengar doanya Nabi SAW itu, 'Aisyah kemudian tersenyum lebar, dan tertawa. Saking senangnya, sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Nabi SAW . Kemudian beliau mengatakan:
"Senangkah engkau dengan doaku tadi?" Sayyidah 'Aisyah menjawab: "Bagaimana mungkin aku tidak gembira dengan doamu Ya Rasulullah ?"Beliaukemudian meneruskan: "Demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap salat". (HR Ibn Hibban)
Pedulinya Rasulullah SAW kepada umatnya. Padahal setiap hari sudah berdakwah menyampaikan syariat agar umat terhindar dari perbuatan zalim dan dosa bahkan kesyirikan. Tapi toh kalaupun tetap ada umatnya yang menolak dakwah dan akhirnya jatuh pada kemaksiatan, masih juga didoakan oleh Rasulullah SAW .
2. Tetap Mendoakan Walau Dizalimi.
Mungkin semua kita ingat bagaimana cerita Rasulullah SAW yang datang ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih pesan dan nasihatnya didengar, Nabi SAW malah mendapatkan lemparan batu yang akhirnya melukai wajah dan tubuhnya.
Lalu datanglah bantuan dari Allah dengan diturunkannya Malaikat Jibril AS. Jibril menawarkan 'jasa pelayanan' untuk beliau guna membalas apa yang sudah dilakukan oleh bangsa Thaif yang tidak menghormati Nabi sama sekali. Jibril menawarkan kepada Nabi SAW untuk menghancurkan kaum Thaif tersebut dengan gunung yang siap diangkat.
Bagi orang yang sedang dalam keadaan terdesak dan dalam posisi lemah, tentu tawaran tersebut sangat baik untuk diterima. Agar mereka orang-orang zalim tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu akan berbalik kepada mereka berupa penderitaan. Itu watak manusia biasa yang maunya jika dizalimi akan balas menzalimi juga. Tapi berbeda dengan Nabi Muhammad SAW .
Bukannya mengamini apa yang ditawarkan oleh Jibril AS, beliau justru menolak dan memilih untuk mendoakan kaum Thaif tersebut. Darah akibat luka masih mengalir di wajahnya. Rasulullah mengangkat tangan lalu mengatakan:
"Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui". (HR Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
Indahnya akhlak Rasulullah di waktu dan kondisi yang secara manusiawi sangat wajar orang itu marah setelah mendapatkan banyak luka akibat kezaliman orang lain. Tapi Nabi SAW memang tidak diutus untuk membalas keburukan dengan keburukan. Tapi beliau diutus oleh Allah Ta'ala sebagai agen kebaikan dan penyebar kasih sayang. ( )
3. Selalu Memohon Keselamatan Umat
Kalau ditanya tentang siapa orang yang paling mengasihi diri kita? Normalnya kita akan menjawab ia adalah ibu kita semua. Itu benar dan tidak salah. Akan tetapi kita juga harus tahu bahwa Nabi SAW jauh lebih sayang dan paling mengasihi kita lebih dari siapapun di dunia ini. Dalam sebuah riwayat yang masyhur, termasuk riwayat Imam Ahmad dan juga dalam Mushannaf Ibn Abi Syaibah, disebutkan bahwa setiap malam dalam salatnya, Nabi SAW tidak berhenti meminta kepada Allah untuk memberikan ampunan pembebasan azab untuk umatnya.
Beliau (Abu Dzar) RA mengatakan: "Aku mendengar Nabi SAW satu malam dalam salatnya, ia membaca dan mengulang-ngulan firman Allah di setiap ruku' dan sujudnya: "Jika engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)
Abu Dzar RA kemudian bertanya: "Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujud mu, sampai waktu subuh datang. Ada apa gerangan?"
Nabi SAW menjawab: "Aku memohon syafa'at kepada Allah untuk umatku. Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya". (HR Ibn Abi Syaibah dan Ahmad)
4. Menangis untuk Umatnya.
Dalam riwayat Imam Muslim, diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash RA, Nabi SAW pernah menangis di hadapannya ketika membaca ayat Allah: "Sesungguhnya berhala-berhala tersebut banyak menyesatkan manusia. Dan siapa yang mengikuti ku, mereka adalah golonganku". (Ibrahim ayat 36)
Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain: "Jika engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau Maha pengampun lagi Maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)
Hidupnya penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata dan darah, bahkan nyawa dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya, umat yang jadi prioritas perhatiannya. Di akhirat pun, umat yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya. Cintanya benar-benar tulus kepada umat. ( )
Berikut beberapa bukti nyata kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya sebagaimana dikutip dari Buku "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia" karya Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia). ( )
1. Berdoa untuk Umatnya Setiap Salat.
Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadis, salah satunya apa yang tertulis dalam kitab shahih-nya Imam Ibn Hibban. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah 'Aisyah radhiallahu 'anha (RA).
Beliau (Aisyah) mengatakan: "Ketika aku memandang wajah Nabi SAW , terasa ketenangan dalam diri, lalu aku katakan kepada beliau": "Ya Rasul, berdoalah kepada Allah untuknya". Kemudian Nabi SAW mengangkat tangannya berdoa kepada Allah:
للَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنَبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ، مَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ
"Ya Allah, ampunilah 'Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi".
Mendengar doanya Nabi SAW itu, 'Aisyah kemudian tersenyum lebar, dan tertawa. Saking senangnya, sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Nabi SAW . Kemudian beliau mengatakan:
"Senangkah engkau dengan doaku tadi?" Sayyidah 'Aisyah menjawab: "Bagaimana mungkin aku tidak gembira dengan doamu Ya Rasulullah ?"Beliaukemudian meneruskan: "Demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap salat". (HR Ibn Hibban)
Pedulinya Rasulullah SAW kepada umatnya. Padahal setiap hari sudah berdakwah menyampaikan syariat agar umat terhindar dari perbuatan zalim dan dosa bahkan kesyirikan. Tapi toh kalaupun tetap ada umatnya yang menolak dakwah dan akhirnya jatuh pada kemaksiatan, masih juga didoakan oleh Rasulullah SAW .
2. Tetap Mendoakan Walau Dizalimi.
Mungkin semua kita ingat bagaimana cerita Rasulullah SAW yang datang ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih pesan dan nasihatnya didengar, Nabi SAW malah mendapatkan lemparan batu yang akhirnya melukai wajah dan tubuhnya.
Lalu datanglah bantuan dari Allah dengan diturunkannya Malaikat Jibril AS. Jibril menawarkan 'jasa pelayanan' untuk beliau guna membalas apa yang sudah dilakukan oleh bangsa Thaif yang tidak menghormati Nabi sama sekali. Jibril menawarkan kepada Nabi SAW untuk menghancurkan kaum Thaif tersebut dengan gunung yang siap diangkat.
Bagi orang yang sedang dalam keadaan terdesak dan dalam posisi lemah, tentu tawaran tersebut sangat baik untuk diterima. Agar mereka orang-orang zalim tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu akan berbalik kepada mereka berupa penderitaan. Itu watak manusia biasa yang maunya jika dizalimi akan balas menzalimi juga. Tapi berbeda dengan Nabi Muhammad SAW .
Bukannya mengamini apa yang ditawarkan oleh Jibril AS, beliau justru menolak dan memilih untuk mendoakan kaum Thaif tersebut. Darah akibat luka masih mengalir di wajahnya. Rasulullah mengangkat tangan lalu mengatakan:
"Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui". (HR Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
Indahnya akhlak Rasulullah di waktu dan kondisi yang secara manusiawi sangat wajar orang itu marah setelah mendapatkan banyak luka akibat kezaliman orang lain. Tapi Nabi SAW memang tidak diutus untuk membalas keburukan dengan keburukan. Tapi beliau diutus oleh Allah Ta'ala sebagai agen kebaikan dan penyebar kasih sayang. ( )
3. Selalu Memohon Keselamatan Umat
Kalau ditanya tentang siapa orang yang paling mengasihi diri kita? Normalnya kita akan menjawab ia adalah ibu kita semua. Itu benar dan tidak salah. Akan tetapi kita juga harus tahu bahwa Nabi SAW jauh lebih sayang dan paling mengasihi kita lebih dari siapapun di dunia ini. Dalam sebuah riwayat yang masyhur, termasuk riwayat Imam Ahmad dan juga dalam Mushannaf Ibn Abi Syaibah, disebutkan bahwa setiap malam dalam salatnya, Nabi SAW tidak berhenti meminta kepada Allah untuk memberikan ampunan pembebasan azab untuk umatnya.
Beliau (Abu Dzar) RA mengatakan: "Aku mendengar Nabi SAW satu malam dalam salatnya, ia membaca dan mengulang-ngulan firman Allah di setiap ruku' dan sujudnya: "Jika engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)
Abu Dzar RA kemudian bertanya: "Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujud mu, sampai waktu subuh datang. Ada apa gerangan?"
Nabi SAW menjawab: "Aku memohon syafa'at kepada Allah untuk umatku. Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya". (HR Ibn Abi Syaibah dan Ahmad)
4. Menangis untuk Umatnya.
Dalam riwayat Imam Muslim, diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash RA, Nabi SAW pernah menangis di hadapannya ketika membaca ayat Allah: "Sesungguhnya berhala-berhala tersebut banyak menyesatkan manusia. Dan siapa yang mengikuti ku, mereka adalah golonganku". (Ibrahim ayat 36)
Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain: "Jika engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau Maha pengampun lagi Maha bijaksana". (Al-Maidah: 118)