Teladan Rasulullah : Memilih Waktu yang Tepat dalam Menasehati
Minggu, 20 November 2022 - 05:15 WIB
Salah satu ajaran dalam agama Islam adalah saling memberi nasehat . Bahkan derajatnya sama dengan fardhu ain (wajib dilakukan setiap orang Islam). Disebut dalam hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi, agama itu adalah nasehat.
Nasehat adalah perkara yang sangat agung bagi setiap muslim. Dalam nasehat ada makna yang tersirat di dalamnya. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mulia : “Agama adalah nasehat.” Ditanyakan kepada beliau, “Dari siapa ya Rasulullah?” beliau jawab, “Dari Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin lainnya.” (HR. Bukhari)
Abduh Zulfidar Akaha dalam bukunya 160 Kebiasaan Nabi, menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat suka menasehati atau memberi nasehat kepada sahabatnya. Namun, beliau memilih waktu yang tepat untuk menasehati agar para sahabat tidak bosan mendengarnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, bahwa dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih waktu yang tepat untuk menasehati kami dalam beberapa hari, dikarenakan takut membosankan kami." (Mutafaqun 'Alaih, shahih Bukhari).
Terkadang seseorang bosan melakukan sesuatu secara rutin dan kontinyu, dengan tanpa diselingi variasi dan penyegaran. Dan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tahu betul apa yang dirasakan manusia bahwa ada sifat bosan dalam diri manusia. Karena itu Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tidak terus menerus memberi nasehat tanpa kenal waktu.
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih waktu yang dirasa tepat dalam menyampaikan dakwahnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16 : 125)
Artinya bahwa menyampaikan nasehat tidak boleh serampangan dan sembarangan. Ada adab-adab yang perlu diperhatikan ketika menyampai nasehat kepada orang lain. Termasuk juga memperhatikan waktu dalam memberi nasehat.
Wallahu A'lam
Nasehat adalah perkara yang sangat agung bagi setiap muslim. Dalam nasehat ada makna yang tersirat di dalamnya. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mulia : “Agama adalah nasehat.” Ditanyakan kepada beliau, “Dari siapa ya Rasulullah?” beliau jawab, “Dari Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin lainnya.” (HR. Bukhari)
Abduh Zulfidar Akaha dalam bukunya 160 Kebiasaan Nabi, menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat suka menasehati atau memberi nasehat kepada sahabatnya. Namun, beliau memilih waktu yang tepat untuk menasehati agar para sahabat tidak bosan mendengarnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, bahwa dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih waktu yang tepat untuk menasehati kami dalam beberapa hari, dikarenakan takut membosankan kami." (Mutafaqun 'Alaih, shahih Bukhari).
Terkadang seseorang bosan melakukan sesuatu secara rutin dan kontinyu, dengan tanpa diselingi variasi dan penyegaran. Dan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tahu betul apa yang dirasakan manusia bahwa ada sifat bosan dalam diri manusia. Karena itu Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tidak terus menerus memberi nasehat tanpa kenal waktu.
Akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih waktu yang dirasa tepat dalam menyampaikan dakwahnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِا لْحِكْمَةِ وَا لْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَا دِلْهُمْ بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16 : 125)
Artinya bahwa menyampaikan nasehat tidak boleh serampangan dan sembarangan. Ada adab-adab yang perlu diperhatikan ketika menyampai nasehat kepada orang lain. Termasuk juga memperhatikan waktu dalam memberi nasehat.
Wallahu A'lam
(wid)