10 Sahabat Nabi Muhammad Berkulit Hitam Selain Bilal

Selasa, 13 Desember 2022 - 06:40 WIB
Sahabat Nabi berkulit hitam selain Bilal cukup banyak. Ini menjadi bukti bahwa Islam bukan agama yang memandang suku, warna kulit, ras atau kedudukan, melainkan ketakwaan kepada Allah. Foto/ilustrasi
Sahabat Nabi berkulit hitam selain Bilal bin Robah radhiyallahu 'anhu terbilang cukup banyak. Inilah 10 sahabat Nabi berkulit hitam berikut sekelumit kisahnya.

Keberadaan sahabat Nabi maupun sahabiyah (sahabat dari kalangan wanita) berkulit hitam ini menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang memandang suku, warna kulit, ras atau kedudukan. Rasulullah SAW pernah berjalan bersama Usamah bin Zaid di sebelah kiri beliau, sedang Bilal bin Rabah berada di sebelah kanannya.

Beliau SAW sengaja menempatkan kedua sahabat berkulit hitam itu sebagai jawaban bagi para penduduk Mekkah akan berakhirnya perbedaan sosial dan warna kulit. Hanya ketaatan kepada Allah-lah yang membedakan seseorang di sisi-Nya.

Bilal bin Robah, seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang tumbuh besar di Mekkah pernah mendapat siksaan keras oleh kafir Quraisy, mulia di sisi Allah karena keteguhan imannya dan kepatuhannya kepada Rasulullah SAW.

Berikut 10 Sahabat Nabi berkulit hitam selain Bilal:



1. Zaid bin Haritsah

Zaid bin Haritsah radhiyallahu 'anhu, salah satu sahabat Nabi berkulit hitam dari Banu Kalb yang menghuni kawasan utara jazirah Arab. Zaid adalah pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak. Beberapa riwayat menggambarkan Zaid sebagai sosok dengan tubuh pendek, mempunyai kulit gelap, dan hidung yang tak mancung. Belia satu-satunya Sahabat yang namanya disebut dalam Al-Qur'an. Zaid menjadi pelayan setia Nabi Muhammad. Ia menikah dengan Ummu Aiman dan memiliki putra bernama Usamah bin Zaid.

2. Ummu Aiman

Ummu Aiman radhiyallahu 'anha, Sahabiyah berkulit hitam bernama lengkap Barkah binti Tsa'labah atau Aiman Al-Baraqa. Beliau berasal dari Habsyi (Ethiopia). Ummu Aiman adalah seorang hamba sahaya yang mengasuh Nabi Muhammad SAW kecil dalam kelembutan. Beliau adalah istri dari sahabat Zaid bin Haritsah. Ummu Aiman wafat pada masa khalifah Utsman bin Affan, 20 hari setelah wafatnya Umar.

3. Usamah bin Zaid

Sahabat Nabi berkulit hitam berikutnya adalah Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu, putra dari Zaid bin Haritsah dan Ummu Aiman. Rasulullah SAW pernah berkata: "Barang siapa yang ingin menikah dengan wanita ahli surga, maka hendaklah ia menikahi Ummu Aiman." Mendengar itu, Zaid bin Haritsah pun menikahinya. Dari pernikahannya dengan Zaid, lahirlah Usamah bin Zaid, lelaki kesayangan Nabi Muhammad SAW. Usamah termasuk sahabat pemeluk Islam paling awal dan pembantu Nabi Muhammad. Ia mendapat julukan terhormat "Hibbu Rasulillah" (orang yang dicintai Rasulullah). Wafat Tahun 54 H di Madinah.

4. Sumayyah binti Khayyath

Sumayyah binti Khayyath adalah Sahabiyah yang awalnya seorang budak wanita berkulit hitam. Sahabat Nabi dari kalangan wanita ini biasa dipanggil Ummu Ammar (Ibu dari Ammar bin Yasir). Ia dikenal sebagai Syahidah pertama dalam Islam (yang mati syahid pertama) mempertahankan keislamannya dari siksaan orang-orang kafir Quraisy. Mulanya Sumayyah adalah budak perempuan Abu Hudzaifah bin al-Mughirah kemudian dimerdekakan dan dinikahkan dengan Yasir bin Amir dan melahirkan putra, Ammar bin Yasir.

5. Ammar bin Yasir

Ammar bin Yasir radhiyallahu 'anhu adalah sahabat Nabi berkulit hitam. Beliau putra dari Sumayyah binti Khayyat dan Yasir bin Amir yang merupakan orang-orang pertama yang memeluk Islam (Assabiqunal Awwalun). Ammar bin Yasir dan keluarganya memeluk Islam, kemudian mereka mendapat siksaan pedih oleh Abu Jahal. Dalam siksaan itu, kedua orang tuanya meninggal syahid. Ketika Rasulullah SAW menemui keluarga Yasir yang mendapat siksaan berdoa dan bersabda: "Bersabarlah hai keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kalian adalah surga."

6. Sa'ad As-Sulami

Sahabat berkulit hitam lainnya adalah Sa'ad Al-Aswad As-Sulami. Sa'ad berasal dari Bani Sulam dan mengalami diskriminasi di Madinah. Rasulullah SAW biasa memanggilnya "Julaibib". Sebenarnya keluarganya termasuk kalangan terpandang dari kaumnya, tetapi kulitnya yang hitam dan wajahnya yang kurang menarik membuatnya tersisih dari kaumnya. Suatu ketika ia datang ke Majelis Nabi dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah kehitaman kulitku dan hodohnya wajahku menghalangiku untuk masuk surga?" Nabi kemudian menikahkannya dengan seorang gadis cantik putri salah satu sahabat bernama Atiqah binti Amar. Namun Qadarullah, Sa'ad justru syahid pada satu perang. Diriwayatkan Rasulullah SAW menangisinya sambil memegang jasadnya di pangkuan beliau. Setelah wafat syahid, Nabi mengabarkan bahwa Allah menikahkan Saad dengan wanita-wanita yang lebih baik dari putri Amar.

7. Mihja' bin Shalih

Sahabat lain yang berkulit hitam ialah Mihja' bin Shalih radhiyallahu 'anhu. Ayahnya bernama Shalih berasal dari Yaman. Beliau orang yang syahid saat Perang Badar. Kala itu beliau berada di tengah dua barisan, tiba-tiba terkena anak panah yang menyebabkannya mati syahid. Mihja termasuk penganut awal Islam di Mekkah dan orang pertama yang Hijrah ke Madinah.

8. Abu Dzar Al-Ghifari

Abu Dzar berasal dari suku Ghifar (dikenal sebagai penyamun sebelum datangnya Islam) sehingga namanya populer dengan Abu Dzar Al-Ghifari. Nama lahirnya adalah Jundub. Beliau adalah orang Arab berkulit hitam. Ia memeluk Islam secara sukarela. Sahabat yang dikenal sederhana ini semasa hidupnya selalu memperhatikan kaum dhuafa. Kepedulian terhadap kaum fakir ini menjadi salah satu keistimewaannya.

9. Aiman bin 'Ubayd

Sahabat lain yang berkulit hitam adalah Aiman bin 'Ubayd. Beliau merupakan putra dari Ummu Aiman dan suami pertamanya Ubayd ibn Zayd dari suku Bani Khazraj. Ia adalah saudara tiri Usama bin Zaid. Seperti ibunya, Aiman melayani Nabi Muhammad dan selalu menyiapkan kendi air yang digunakan beliau untuk berwudhu. Aiman juga seorang penggembala dan memelihara delapan ekor kambing milik Nabi Muhammad SAW. Aiman syahid dalam Pertempuran Hunayn.

10. Su'airah Al-Asadiyyah

Su'airah Al-Asadiyyah berasal dari Habsyah (Ethiopia), Sahabiyah Nabi yang berkulit hitam. Ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketulusan. Kisahnya diabadikan dalah satu Hadis dari Atha' bin Abi Rabah ia berkata, Ibnu Abbas berkata kepadaku: "Maukah engkau aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?" Aku pun menjawab: "Tentu saja." Ia berkata: "Wanita berkulit hitam ini (orangnya). Ia telah datang menemui Nabi lalu berkata: "Sesungguhnya aku berpenyakit ayan (epilepsi), yang bila kambuh maka tanpa disadari auratku terbuka. Doakanlah supaya aku sembuh." Rasulullah SAW bersabda: "Jika engkau kuat bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau ingin, aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu."

Maka ia berkata: "Aku akan bersabar." Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya aku (bila kambuh maka tanpa disadari auratku) terbuka, maka mintakanlah kepada Allah supaya auratku tidak terbuka." Maka Beliau pun mendoakannya." (HR Al-Bukhari 5652)

Demikian 10 sahabat Nabi berkulit hitam berikut sekelumit kisah hikmahnya. Pada saat khutbah Wada' (perpisahan), Nabi Muhammad SAW pernah berwasiat:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى أَبَلَّغْتُ

Artinya: "Wahai manusia, sungguh Tuhan kalian adalah satu dan bapak kalian juga satu (Adam). Ketahuilah, tidak ada kemuliaan orang Arab atas non-Arab dan tidak pula orang non-Arab atas orang Arab. Begitu pula orang berkulit merah (tidaklah lebih mulia) atas yang berkulit hitam dan tidak pula yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah, kecuali dengan takwa. Sudahkah aku menyampaikan hal ini?" (HR Ahmad 22391)



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More