Deretan Sahabat Nabi yang Mendapat Siksaan Keras dari Kaum Musyrik Quraisy
Senin, 02 Januari 2023 - 14:44 WIB
Ketika dakwah Islamiyah dilakukan terang-terangan kepada penduduk Mekkah, Nabi Muhammad SAW mengalami ujian yang amat berat. Bahkan para Sahabat Nabi mendapat intimidasi dan siksaan keras dari pemuka kaum musyrik Quraisy.
Dakwah Jahriyyah ini berlangsung di Mekkah pada Tahun ke-4 masa kenabian. Pada fase inilah para pembesar kaum kafir Quraisy melancarkan intimidasi dan menyiksa para sahabat Nabi yang mulia.
Para pemimpin musyrik Quraisy memutuskan untuk melakukan penyiksaan terhadap kaum muslim. Masing-masing kepala suku menginterogasi siapa saja yang masuk Islam dari kabilah mereka. Jika terbukti, maka mereka menderanya dengan berbagai siksaan yang membuat bulu kuduk merinding dan hati tersayat-sayat.
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury menceritakan kisah penyiksaan pedih yang dialami para sahabat Nabi dalam Sirah Nabawiyah. Abu Jahak merupakan sosok yang paling keras permusuhannya kepada Rasulullah SAW dan sahabat Nabi.
Apabila mendengar seorang laki-laki masuk Islam dari keturunan bangsawan atau memiliki perlindungan (suaka) maka dia mencacinya, menghina dan mengancamnya. Bila orang tersebut lemah maka dia menggebuk dan menyiksanya.
Berikut deretan Sahabat Nabi yang Mendapat Siksaan Keras:
1. Utsman bin Affan
Utsman radhiyallahu 'anhu digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun-daun kurma. Kemudian diasapi dari bawahnya.
2. Mush'ab bin Umair
Ketika ibundanya mengetahui keislamannya, Mush'ab radiyallahu 'anhu dibiarkan kelaparan. Bahkan ibunya mengusirnya dari rumah padahal sebelumnya dia termasuk orang yang hidup berkecukupan. Lantaran tindakan ibundanya itu, kulitnya menjadi bersisik layaknya kulit ular.
3. Shuhaib bin Sinan ar-Rumy
Shuhaib radhiyallahu 'anhu disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri.
4. Bilal ibn Robbah
Budak mulia dari Ethiopia ini disiksa majikannya yang juga tokoh penting kafir Quraisy, Umayyah bin Khallaf al-Jumahi. Pundaknya diikat dengan tali lantas tali itu diserahkan kepada anak-anak kecil untuk diseret dan dibawa keliling sepanjang pegunungan Mekkah. Akibatnya, bekas tali tersebut masih nampak di pundaknya. Umayyah, sang majikan selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat. Kadang ia dipaksa duduk di bawah teriknya sengatan matahari. Ia juga pernah dipaksa lapar. Puncak dari itu semua adalah saat dia dibawa keluar pada hari yang suhunya sangat panas, kemudian dibuang ke Bathha' (tanah lapang berkerikil) Mekkah. Setelah itu, badannya ditindih dengan batu besar dan ditaruh ke atas dadanya. Ketika itu, berkata Umayyah kepadanya: "Tidak, demi Allah! engkau akan tetap mengalami seperti ini sampai engkau mati atau engkau kafir terhadap (ajaran) Muhammad dan menyembah al-Laata dan al-'Uzza". Meskipun dalam kondisi demikian, ia tetap berteriak: "Ahad, Ahad". Mereka terus menyiksanya hingga suatu hari Abu Bakar lewat, lalu membelinya dan menukarkannya dengan seorang anak berkulit hitam. Ada riwayat yang mengatakan: dengan tujuh uqiyyah (satu uqiyyah= 12 Dirham atau 28 gram) atau lima uqiyyah dari perak, kemudian beliau memerdekakannya.
5. Ammar bin Yasir
Ammar bin Yasir radhiyallahu 'anhuma dan ibunya tak luput dari penganiayaan pemimpin kafir Quraisy. Mereka bertiga diseret keluar menuju Al-Abthah (suatu tempat di Mekkah) dipimpin oleh Abu Jahal. Saat itu suhu udara sangat panas dan menyengat. Maka dalam kondisi seperti itulah mereka menyiksa keluarga tersebut. Ketika mereka sedang menjalani siksaan, Nabi shallallohu 'alaihi wasallam melintas sembari bersabda: "Bersabarlah wahai Ali Yasir (keluarga besar Yasir)! Sesungguhnya tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah surga". Yasir, ayahnya meninggal dunia dalam siksaan itu. Sedangkan ibunya, Sumayyah ditusuk oleh Abu Jahal dari arah qubulnya dengan tombak dan meninggal dunia seketika. Dialah Syahidah (wanita yang mati syahid) pertama dalam Islam.
Setelah itu, kaum Musyrikin semakin meningkatkan frekuensi siksaan mereka terhadap Ammar. Terkadang dengan menjemurnya saja, terkadang meletakkan batu besar yang memerah (saking panasnya) di atas dadanya dan membenamkan mukanya ke dalam air. Kala itu, mereka berkata kepadanya: "Kami tidak akan terus menyiksamu hingga engkau mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap al-Laata dan al-'Uzza. Maka, dia pun secara terpaksa menyetujui hal itu. Setelah itu dia mendatangi Nabi sambil menangis dan meminta maaf atas kejadian itu kepada Rasulullah SAW. Ketika itu, turunlah ayat: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)..." (QS. an-Nahl ayat 106)
6. Abu Fakihah
Namanya Aflah, seorang maula Bani 'Abdi ad-Daar. Mukanya dijerembabkan oleh kaum Musyrik ke tanah yang melepuh oleh terik matahari. Kemudian diletakkan di atas punggungnya sebuah batu besar hingga dia tak dapat bergerak lagi. Dia dibiarkan dalam keadaan demikian hingga hilang ingatan. Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeretnya dan melemparkannya ke tanah yang melepuh oleh terik matahari seperti yang dilakukan terhadapnya sebelumnya. Kemudian mencekiknya hingga mereka mengira dia telah mati. Saat itu, Abu Bakar melewatinya lalu membeli dan memerdekakannya karena Allah Ta'ala.
7. Khabbab bin Al-Aratt
Khabbab radiyallahu 'anhu, maula Ummi Anmaar binti Siba' al-Khuza'iyyah disiksa oleh kaum Musyrikin dengan beragam siksaan. Rambutnya dijambak dengan keras, lehernya dibetot dengan kasar lalu dilemparkan ke dalam api yang membara. Kemudian pemuka kaum musyrik menarik jasadnya sehingga api itu padam oleh lemak yang meleleh dari punggungnya.
8. Zunairah, An-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais
Dari kalangan budak Muslimah, terdapat riwayat bahwa Zunairah, an-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais mendapat perlakuan keras. Ketika mereka masuk Islam, kaum Musyrik melakukan penyiksaan sama seperti yang telah dilakukan terhadap para sahabat yang lain.
Seorang budak perempuan Bani Muammal (dari suku Bani 'Adiy) dipukul oleh Umar bin Khaththab, kala beliau masih Musyrik. Dan manakala merasa jenuh, Umar berkata: "Sesungguhnya yang membuatku membiarkanmu hanyalah karena kejenuhan."
Semua budak-budak wanita Muslimah itu dibeli oleh Abu Bakar kemudian dimerdekakan sebagaimana yang telah dilakukannya terhadap Bilal dan 'Amir bin Fuhairah.
Kaum Musyrik Mekkah juga pernah membungkus sebagian sahabat dalam buntalan yang terbuat dari kulit onta dan sapi. Kemudian dilempar ke bumi yang sudah melepuh oleh terik matahari. Sedangkan sebagian yang lain pernah dipakaikan baju besi lantas dilemparkan ke atas batu besar yang memanas.
Adapun Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (kala itu) tidak mendapatkan siksaan seperti yang dialami para sahabat. Beliau adalah sosok terhormat dan disegani semua orang. Baik sahabat maupun pembesar Quraisy menaruh rasa hormat apabila berjumpa dengan beliau. Di samping itu, Nabi mendapatkan perlindungan (suaka) dari pamannya, Abu Thalib yang merupakan tokoh terpandang di Mekkah.
Namun, seiring waktu kaum Quraisy membatalkan sikap penghormatan yang dulu pernah mereka tampakkan kepada Rasulullah SAW sejak munculnya dakwah Islamiyyah secara terang-terangan. Pemuka kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Nabi. Mereka mencoba mendekati Abu Thalib demi menghentikan dakwah Islam pada periode terang-terangan itu.
Namun, upaya itu tidak berhasil. Seiring berjalannya waktu dan wafatnya Abu Thalib, barulah kafir Quraisy mulai lantang dan melakukan pelecehan kepada Baginda Nabi. Dua pemuka kafir Quraisy yang keras memusuhi Nabi adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW dan sahabat diperintahkan berhijrah ke Madinah meninggalkan kota kelahiran beliau.
Dakwah Jahriyyah ini berlangsung di Mekkah pada Tahun ke-4 masa kenabian. Pada fase inilah para pembesar kaum kafir Quraisy melancarkan intimidasi dan menyiksa para sahabat Nabi yang mulia.
Para pemimpin musyrik Quraisy memutuskan untuk melakukan penyiksaan terhadap kaum muslim. Masing-masing kepala suku menginterogasi siapa saja yang masuk Islam dari kabilah mereka. Jika terbukti, maka mereka menderanya dengan berbagai siksaan yang membuat bulu kuduk merinding dan hati tersayat-sayat.
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury menceritakan kisah penyiksaan pedih yang dialami para sahabat Nabi dalam Sirah Nabawiyah. Abu Jahak merupakan sosok yang paling keras permusuhannya kepada Rasulullah SAW dan sahabat Nabi.
Apabila mendengar seorang laki-laki masuk Islam dari keturunan bangsawan atau memiliki perlindungan (suaka) maka dia mencacinya, menghina dan mengancamnya. Bila orang tersebut lemah maka dia menggebuk dan menyiksanya.
Berikut deretan Sahabat Nabi yang Mendapat Siksaan Keras:
1. Utsman bin Affan
Utsman radhiyallahu 'anhu digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun-daun kurma. Kemudian diasapi dari bawahnya.
2. Mush'ab bin Umair
Ketika ibundanya mengetahui keislamannya, Mush'ab radiyallahu 'anhu dibiarkan kelaparan. Bahkan ibunya mengusirnya dari rumah padahal sebelumnya dia termasuk orang yang hidup berkecukupan. Lantaran tindakan ibundanya itu, kulitnya menjadi bersisik layaknya kulit ular.
3. Shuhaib bin Sinan ar-Rumy
Shuhaib radhiyallahu 'anhu disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri.
4. Bilal ibn Robbah
Budak mulia dari Ethiopia ini disiksa majikannya yang juga tokoh penting kafir Quraisy, Umayyah bin Khallaf al-Jumahi. Pundaknya diikat dengan tali lantas tali itu diserahkan kepada anak-anak kecil untuk diseret dan dibawa keliling sepanjang pegunungan Mekkah. Akibatnya, bekas tali tersebut masih nampak di pundaknya. Umayyah, sang majikan selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat. Kadang ia dipaksa duduk di bawah teriknya sengatan matahari. Ia juga pernah dipaksa lapar. Puncak dari itu semua adalah saat dia dibawa keluar pada hari yang suhunya sangat panas, kemudian dibuang ke Bathha' (tanah lapang berkerikil) Mekkah. Setelah itu, badannya ditindih dengan batu besar dan ditaruh ke atas dadanya. Ketika itu, berkata Umayyah kepadanya: "Tidak, demi Allah! engkau akan tetap mengalami seperti ini sampai engkau mati atau engkau kafir terhadap (ajaran) Muhammad dan menyembah al-Laata dan al-'Uzza". Meskipun dalam kondisi demikian, ia tetap berteriak: "Ahad, Ahad". Mereka terus menyiksanya hingga suatu hari Abu Bakar lewat, lalu membelinya dan menukarkannya dengan seorang anak berkulit hitam. Ada riwayat yang mengatakan: dengan tujuh uqiyyah (satu uqiyyah= 12 Dirham atau 28 gram) atau lima uqiyyah dari perak, kemudian beliau memerdekakannya.
5. Ammar bin Yasir
Ammar bin Yasir radhiyallahu 'anhuma dan ibunya tak luput dari penganiayaan pemimpin kafir Quraisy. Mereka bertiga diseret keluar menuju Al-Abthah (suatu tempat di Mekkah) dipimpin oleh Abu Jahal. Saat itu suhu udara sangat panas dan menyengat. Maka dalam kondisi seperti itulah mereka menyiksa keluarga tersebut. Ketika mereka sedang menjalani siksaan, Nabi shallallohu 'alaihi wasallam melintas sembari bersabda: "Bersabarlah wahai Ali Yasir (keluarga besar Yasir)! Sesungguhnya tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah surga". Yasir, ayahnya meninggal dunia dalam siksaan itu. Sedangkan ibunya, Sumayyah ditusuk oleh Abu Jahal dari arah qubulnya dengan tombak dan meninggal dunia seketika. Dialah Syahidah (wanita yang mati syahid) pertama dalam Islam.
Setelah itu, kaum Musyrikin semakin meningkatkan frekuensi siksaan mereka terhadap Ammar. Terkadang dengan menjemurnya saja, terkadang meletakkan batu besar yang memerah (saking panasnya) di atas dadanya dan membenamkan mukanya ke dalam air. Kala itu, mereka berkata kepadanya: "Kami tidak akan terus menyiksamu hingga engkau mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap al-Laata dan al-'Uzza. Maka, dia pun secara terpaksa menyetujui hal itu. Setelah itu dia mendatangi Nabi sambil menangis dan meminta maaf atas kejadian itu kepada Rasulullah SAW. Ketika itu, turunlah ayat: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)..." (QS. an-Nahl ayat 106)
6. Abu Fakihah
Namanya Aflah, seorang maula Bani 'Abdi ad-Daar. Mukanya dijerembabkan oleh kaum Musyrik ke tanah yang melepuh oleh terik matahari. Kemudian diletakkan di atas punggungnya sebuah batu besar hingga dia tak dapat bergerak lagi. Dia dibiarkan dalam keadaan demikian hingga hilang ingatan. Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeretnya dan melemparkannya ke tanah yang melepuh oleh terik matahari seperti yang dilakukan terhadapnya sebelumnya. Kemudian mencekiknya hingga mereka mengira dia telah mati. Saat itu, Abu Bakar melewatinya lalu membeli dan memerdekakannya karena Allah Ta'ala.
7. Khabbab bin Al-Aratt
Khabbab radiyallahu 'anhu, maula Ummi Anmaar binti Siba' al-Khuza'iyyah disiksa oleh kaum Musyrikin dengan beragam siksaan. Rambutnya dijambak dengan keras, lehernya dibetot dengan kasar lalu dilemparkan ke dalam api yang membara. Kemudian pemuka kaum musyrik menarik jasadnya sehingga api itu padam oleh lemak yang meleleh dari punggungnya.
8. Zunairah, An-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais
Dari kalangan budak Muslimah, terdapat riwayat bahwa Zunairah, an-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais mendapat perlakuan keras. Ketika mereka masuk Islam, kaum Musyrik melakukan penyiksaan sama seperti yang telah dilakukan terhadap para sahabat yang lain.
Seorang budak perempuan Bani Muammal (dari suku Bani 'Adiy) dipukul oleh Umar bin Khaththab, kala beliau masih Musyrik. Dan manakala merasa jenuh, Umar berkata: "Sesungguhnya yang membuatku membiarkanmu hanyalah karena kejenuhan."
Semua budak-budak wanita Muslimah itu dibeli oleh Abu Bakar kemudian dimerdekakan sebagaimana yang telah dilakukannya terhadap Bilal dan 'Amir bin Fuhairah.
Kaum Musyrik Mekkah juga pernah membungkus sebagian sahabat dalam buntalan yang terbuat dari kulit onta dan sapi. Kemudian dilempar ke bumi yang sudah melepuh oleh terik matahari. Sedangkan sebagian yang lain pernah dipakaikan baju besi lantas dilemparkan ke atas batu besar yang memanas.
Adapun Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (kala itu) tidak mendapatkan siksaan seperti yang dialami para sahabat. Beliau adalah sosok terhormat dan disegani semua orang. Baik sahabat maupun pembesar Quraisy menaruh rasa hormat apabila berjumpa dengan beliau. Di samping itu, Nabi mendapatkan perlindungan (suaka) dari pamannya, Abu Thalib yang merupakan tokoh terpandang di Mekkah.
Namun, seiring waktu kaum Quraisy membatalkan sikap penghormatan yang dulu pernah mereka tampakkan kepada Rasulullah SAW sejak munculnya dakwah Islamiyyah secara terang-terangan. Pemuka kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Nabi. Mereka mencoba mendekati Abu Thalib demi menghentikan dakwah Islam pada periode terang-terangan itu.
Namun, upaya itu tidak berhasil. Seiring berjalannya waktu dan wafatnya Abu Thalib, barulah kafir Quraisy mulai lantang dan melakukan pelecehan kepada Baginda Nabi. Dua pemuka kafir Quraisy yang keras memusuhi Nabi adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW dan sahabat diperintahkan berhijrah ke Madinah meninggalkan kota kelahiran beliau.
Baca Juga
(rhs)