Surat Yusuf Ayat 80: Kisah Saudara-saudara Yusuf Putus Asa Ketika Bunyamin Ditahan
Kamis, 12 Januari 2023 - 17:43 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Pada ayat ini, Allah mengabarkan bahwa saudara-saudara Yusuf berputus asa karena tawaran mereka untuk menggantikan Bunyamin ditolak oleh Nabi Yusuf 'alaihissalam. Mereka pun berkumpul untuk merundingkan apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya.
Peristiwa ini pun mengingatkan mereka dengan apa yang telah mereka lakukan. Sebuah siasat dan pelajaran berharga untuk menguji putra-putra Nabi Yakub tersebut. Berikut lanjutan tadabur Surat Yusuf, Allah berfirman:
Artinya: "Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di antara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya." (QS Yusuf ayat 80)
Pesan dan Hikmah
1. Usaha mereka tidak membuahkan hasil. Bunyamin harus ditahan. Sudah tidak ada harapan lagi, putus sudah harapan mereka menyentuh hati penguasa yang baik dan bijak itu yang sebenarnya Yusuf.
2. Putus asah adalah sebuah sikap yang tidak boleh terjadi pada orang beriman. Keburukan dan kejahatan yang mengakibatkan mereka mudah putus asa.
3. Peristiwa ini mengingatkan mereka dengan apa yang telah mereka lakukan. Beginilah tabiat pelaku dosa, hatinya tidak akan tenang dan gelisah, dihantui oleh kejahatannya. Karenanya Rasulullah SAW mengingatkan: "Dosa itu yang membuat hatimu jadi ragu dan gelisah, sementara kebaikan itu yang membuat hatimu tenang."
4. Saudara tertua Nabi Yusuf bernama Yahuda sadar dan tidak ingin mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kali ini dia ingin memegang janjinya kepada ayahnya. Hal itu dibuktikan dengan tidak ikut kembali ke Palestina bahkan siap menerima keputusan apapun dari Allah dengan apa yang diperbuatnya itu. Beginilah seharusnya anak tertua dalam melindungi dan mengajarkan suadara-sadaranya, rela dan siap berkorban. Puncak kesadaran saudara tertuanya terlihat dengan yakin dia mengatakan, "Dan Dia (Allah) adalah Hakim yang sebaik-baiknya."
(Bersambung)!
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Pada ayat ini, Allah mengabarkan bahwa saudara-saudara Yusuf berputus asa karena tawaran mereka untuk menggantikan Bunyamin ditolak oleh Nabi Yusuf 'alaihissalam. Mereka pun berkumpul untuk merundingkan apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya.
Peristiwa ini pun mengingatkan mereka dengan apa yang telah mereka lakukan. Sebuah siasat dan pelajaran berharga untuk menguji putra-putra Nabi Yakub tersebut. Berikut lanjutan tadabur Surat Yusuf, Allah berfirman:
فَلَمَّا اسْتَيْـَٔسُوْا مِنْهُ خَلَصُوْا نَجِيًّاۗ قَالَ كَبِيْرُهُمْ اَلَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنَّ اَبَاكُمْ قَدْ اَخَذَ عَلَيْكُمْ مَّوْثِقًا مِّنَ اللّٰهِ وَمِنْ قَبْلُ مَا فَرَّطْتُّمْ فِيْ يُوْسُفَ فَلَنْ اَبْرَحَ الْاَرْضَ حَتّٰى يَأْذَنَ لِيْٓ اَبِيْٓ اَوْ يَحْكُمَ اللّٰهُ لِيْۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ
Artinya: "Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di antara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya." (QS Yusuf ayat 80)
Pesan dan Hikmah
1. Usaha mereka tidak membuahkan hasil. Bunyamin harus ditahan. Sudah tidak ada harapan lagi, putus sudah harapan mereka menyentuh hati penguasa yang baik dan bijak itu yang sebenarnya Yusuf.
2. Putus asah adalah sebuah sikap yang tidak boleh terjadi pada orang beriman. Keburukan dan kejahatan yang mengakibatkan mereka mudah putus asa.
3. Peristiwa ini mengingatkan mereka dengan apa yang telah mereka lakukan. Beginilah tabiat pelaku dosa, hatinya tidak akan tenang dan gelisah, dihantui oleh kejahatannya. Karenanya Rasulullah SAW mengingatkan: "Dosa itu yang membuat hatimu jadi ragu dan gelisah, sementara kebaikan itu yang membuat hatimu tenang."
4. Saudara tertua Nabi Yusuf bernama Yahuda sadar dan tidak ingin mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kali ini dia ingin memegang janjinya kepada ayahnya. Hal itu dibuktikan dengan tidak ikut kembali ke Palestina bahkan siap menerima keputusan apapun dari Allah dengan apa yang diperbuatnya itu. Beginilah seharusnya anak tertua dalam melindungi dan mengajarkan suadara-sadaranya, rela dan siap berkorban. Puncak kesadaran saudara tertuanya terlihat dengan yakin dia mengatakan, "Dan Dia (Allah) adalah Hakim yang sebaik-baiknya."
(Bersambung)!
(rhs)