Kisah Jibril Membelah Tenggorokan sampai Ulu Hati Nabi SAW sebelum Isra dan Mikraj
loading...
A
A
A
Jibril membawanya lagi naik ke langit yang keenam. Para penjaganya mengajukan pertanyaan yang semisal dengan para malaikat sebelumnya. Kemudian Jibril membawanya lagi ke langit yang ketujuh, dan para penjaganya mengajukan pertanyaan yang semisal dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh penjaga langit sebelumnya.
Pada tiap-tiap lapis langit terdapat nabi-nabi yang nama masing-masingnya disebutkan oleh Jibril.
Perawi hadis berkata bahwa ia ingat nama-nama mereka, antara lain: Nabi Idris di langit yang kedua, Nabi Harun di langit yang keempat, dan nabi lainnya di langit yang kelima; perawi tidak ingat lagi namanya. Nabi Ibrahim di langit yang keenam, dan Nabi Musa di langit yang ketujuh berkat keutamaan yang dimilikinya, yaitu pernah diajak berbicara langsung oleh Allah SWT.
Musa berkata "Wahai Tuhanku, saya tidak menduga bahwa Engkau akan mengangkat seseorang lebih tinggi di atasku."
Kemudian Jibril membawanya naik di atas itu sampai ke tingkatan yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah SWT, hingga sampailah Nabi SAW di Sidratul Muntaha dan berada dekat dengan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung. Maka ia makin bertambah dekat, sehingga jadilah ia (Nabi SAW) dekat dengan-Nya.
Sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi. Maka Allah memberikan wahyu kepadanya, antara lain ialah, "Aku wajibkan lima puluh kali sholat setiap siang dan malam hari atas umatmu."
Kemudian Jibril membawanya turun sampai ke tempat Musa berada, lalu Musa menahannya dan berkata, "Hai Muhammad, apakah yang telah diperintahkan oleh Tuhanmu untukmu?"
Nabi SAW menjawab, "TuhanÂku telah memerintahkan kepadaku sholat lima puluh kali setiap siang dan malam hari."
Musa berkata, "Sesungguhnya umatku tidak akan mampu mengerjakannya, sekarang kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan dari-Nya buatmu dan buat umatmu."
Nabi SAW menoleh kepada Jibril, seakan-akan beliau meminta saran darinya mengenai hal tersebut. Dan Jibril menjawab, "Baiklah jika kamu menghendakinya."
Maka Jibril membawanya lagi naik kepada Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahasuci, lalu Nabi SAW memohon kepada Allah SWT yang berada di tempat-Nya, "Wahai Tuhanku berikanlah keringanan buat kami, karena sesungguhnya umatku tidak akan mampu memikulnya."
Maka Allah memberikan keringanan sepuluh sholat kepadanya. Nabi SAW kembali kepada Musa dan Musa menahannya. Maka Musa terus menerus membolak-balikannya dari dia ke Tuhannya, hingga jadilah sholat lima waktu.
Setelah ditetapkan sholat lima waktu, Musa menahannya kembali dan berkata, "Hai Muhammad, demi Allah, sesungguhnya aku telah membujuk Bani Israil:—umatku— untuk mengerjakan yang lebih sedikit dari lima waktu, tetapi mereka kelelahan, akhirnya mereka meninggalkannya.
Umatmu lebih lemah, tubuh, hati, badan, penglihatan, dan pendengarannya; maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintakanlah keringanan kepada-Nya buatmu."
Setiap kali mendapat saran dari Nabi Musa, Nabi SAW selalu menoleh kepada Jibril untuk meminta pendapatnya, dan Malaikat Jibril dengan senang hati menerimanya, akhirnya pada kali yang kelima Jibril membawanya naik dan ia berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya umatku adalah orang-orang yang lemah, tubuh, hati, pendengaran, penglihatan, dan jasad mereka, maka berilah keringanan lagi buat kami."
Maka Tuhan Yang Mahaperkasa, Mahasuci, lagi Mahatinggi berfirman, "Hai Muhammad." Nabi SAW menjawab, "Labbaikawasa'daika (saya penuhi seruan-Mu dengan penuh kebahagiaan)." Allah berfirman, "Sesungguhnya keputusan yang ada pada-Ku ini tidak dapat diubah lagi, persis seperti apa yang telah Aku tetapkan atas dirimu di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz).
Maka setiap amal kebaikan berpahala sepuluh kali lipat kebaikan. Dan kewajiban sholat itu telah tercatat lima puluh kali di dalam Ummul Kitab, sedangkan bagimu tetap lima kali."
Nabi SAW kembali kepada Musa dan Musa berkata "Apakah yang telah engkau lakukan?"
Pada tiap-tiap lapis langit terdapat nabi-nabi yang nama masing-masingnya disebutkan oleh Jibril.
Perawi hadis berkata bahwa ia ingat nama-nama mereka, antara lain: Nabi Idris di langit yang kedua, Nabi Harun di langit yang keempat, dan nabi lainnya di langit yang kelima; perawi tidak ingat lagi namanya. Nabi Ibrahim di langit yang keenam, dan Nabi Musa di langit yang ketujuh berkat keutamaan yang dimilikinya, yaitu pernah diajak berbicara langsung oleh Allah SWT.
Musa berkata "Wahai Tuhanku, saya tidak menduga bahwa Engkau akan mengangkat seseorang lebih tinggi di atasku."
Kemudian Jibril membawanya naik di atas itu sampai ke tingkatan yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah SWT, hingga sampailah Nabi SAW di Sidratul Muntaha dan berada dekat dengan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung. Maka ia makin bertambah dekat, sehingga jadilah ia (Nabi SAW) dekat dengan-Nya.
Sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi. Maka Allah memberikan wahyu kepadanya, antara lain ialah, "Aku wajibkan lima puluh kali sholat setiap siang dan malam hari atas umatmu."
Kemudian Jibril membawanya turun sampai ke tempat Musa berada, lalu Musa menahannya dan berkata, "Hai Muhammad, apakah yang telah diperintahkan oleh Tuhanmu untukmu?"
Nabi SAW menjawab, "TuhanÂku telah memerintahkan kepadaku sholat lima puluh kali setiap siang dan malam hari."
Musa berkata, "Sesungguhnya umatku tidak akan mampu mengerjakannya, sekarang kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan dari-Nya buatmu dan buat umatmu."
Nabi SAW menoleh kepada Jibril, seakan-akan beliau meminta saran darinya mengenai hal tersebut. Dan Jibril menjawab, "Baiklah jika kamu menghendakinya."
Maka Jibril membawanya lagi naik kepada Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahasuci, lalu Nabi SAW memohon kepada Allah SWT yang berada di tempat-Nya, "Wahai Tuhanku berikanlah keringanan buat kami, karena sesungguhnya umatku tidak akan mampu memikulnya."
Maka Allah memberikan keringanan sepuluh sholat kepadanya. Nabi SAW kembali kepada Musa dan Musa menahannya. Maka Musa terus menerus membolak-balikannya dari dia ke Tuhannya, hingga jadilah sholat lima waktu.
Setelah ditetapkan sholat lima waktu, Musa menahannya kembali dan berkata, "Hai Muhammad, demi Allah, sesungguhnya aku telah membujuk Bani Israil:—umatku— untuk mengerjakan yang lebih sedikit dari lima waktu, tetapi mereka kelelahan, akhirnya mereka meninggalkannya.
Umatmu lebih lemah, tubuh, hati, badan, penglihatan, dan pendengarannya; maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintakanlah keringanan kepada-Nya buatmu."
Setiap kali mendapat saran dari Nabi Musa, Nabi SAW selalu menoleh kepada Jibril untuk meminta pendapatnya, dan Malaikat Jibril dengan senang hati menerimanya, akhirnya pada kali yang kelima Jibril membawanya naik dan ia berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya umatku adalah orang-orang yang lemah, tubuh, hati, pendengaran, penglihatan, dan jasad mereka, maka berilah keringanan lagi buat kami."
Maka Tuhan Yang Mahaperkasa, Mahasuci, lagi Mahatinggi berfirman, "Hai Muhammad." Nabi SAW menjawab, "Labbaikawasa'daika (saya penuhi seruan-Mu dengan penuh kebahagiaan)." Allah berfirman, "Sesungguhnya keputusan yang ada pada-Ku ini tidak dapat diubah lagi, persis seperti apa yang telah Aku tetapkan atas dirimu di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz).
Maka setiap amal kebaikan berpahala sepuluh kali lipat kebaikan. Dan kewajiban sholat itu telah tercatat lima puluh kali di dalam Ummul Kitab, sedangkan bagimu tetap lima kali."
Nabi SAW kembali kepada Musa dan Musa berkata "Apakah yang telah engkau lakukan?"