Kisah Jibril Membelah Tenggorokan sampai Ulu Hati Nabi SAW sebelum Isra dan Mikraj
loading...
A
A
A
Nabi SAW menjawab, "Allah telah memberikan keringanan bagi kami, Dia telah memberikan kepada kami setiap amal kebaikan berpahala sepuluh kali lipat kebaikan yang semisal."
Musa berkata, "Sesungguhnya, demi Allah, saya telah membujuk Bani Israil untuk mengerjakan yang lebih ringan dari itu, tetapi mereka meninggalkannya. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan buat dirimu juga."
Rasulullah SAW bersabda, "Hai Musa, sesungguhnya —demi Allah— saya malu kepada Tuhanku, karena terlalu sering bolak-balik kepada-Nya."
Musa berkata, "Kalau begitu, turunlah engkau dengan menyebut nama Allah." Perawi melanjutkan kisahnya, "Lalu Nabi SAW terbangun, dan dia berada di Masjidil Haram."
Demikianlah menurut lafaz yang diketengahkan oleh Imam Bukhari di dalam Kitabut Tauhid, bagian dari kitab sahihnya.
Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam Sifatun Nabi SAW, dari Ismail ibnu Abu Uwais, dari saudaranya (yaitu Abu Bakar Abdul Hamid), dari Sulaiman ibnu Bilal.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Harun ibnu Sa'id dari Ibnu Wahb dari Sulaiman, yang di dalam riwayatnya Sulaiman memberikan tambahan, ada pula yang dikuranginya, serta ada yang didahulukan dan yang dibelakangkan.
Pada kenyataannya memang seperti apa yang dikatakan oleh Imam Muslim, karena sesungguhnya Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir kacau dalam hadis ini dan hafalannya buruk, ia tidak dapat menyusunnya dengan baik; seperti yang akan dijelaskan kemudian dalam hadis-hadis lain, insya Allah.
Di antara perawi ada yang menganggap peristiwa ini terjadi di saat Nabi SAW sedang tidur, karena menyelaraskannya dengan apa yang terjadi sesudah itu.
Musa berkata, "Sesungguhnya, demi Allah, saya telah membujuk Bani Israil untuk mengerjakan yang lebih ringan dari itu, tetapi mereka meninggalkannya. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan buat dirimu juga."
Rasulullah SAW bersabda, "Hai Musa, sesungguhnya —demi Allah— saya malu kepada Tuhanku, karena terlalu sering bolak-balik kepada-Nya."
Musa berkata, "Kalau begitu, turunlah engkau dengan menyebut nama Allah." Perawi melanjutkan kisahnya, "Lalu Nabi SAW terbangun, dan dia berada di Masjidil Haram."
Demikianlah menurut lafaz yang diketengahkan oleh Imam Bukhari di dalam Kitabut Tauhid, bagian dari kitab sahihnya.
Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam Sifatun Nabi SAW, dari Ismail ibnu Abu Uwais, dari saudaranya (yaitu Abu Bakar Abdul Hamid), dari Sulaiman ibnu Bilal.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Harun ibnu Sa'id dari Ibnu Wahb dari Sulaiman, yang di dalam riwayatnya Sulaiman memberikan tambahan, ada pula yang dikuranginya, serta ada yang didahulukan dan yang dibelakangkan.
Pada kenyataannya memang seperti apa yang dikatakan oleh Imam Muslim, karena sesungguhnya Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir kacau dalam hadis ini dan hafalannya buruk, ia tidak dapat menyusunnya dengan baik; seperti yang akan dijelaskan kemudian dalam hadis-hadis lain, insya Allah.
Di antara perawi ada yang menganggap peristiwa ini terjadi di saat Nabi SAW sedang tidur, karena menyelaraskannya dengan apa yang terjadi sesudah itu.
(mhy)