Inilah Keberuntungan Orang Beriman, Dapat Kenikmatan Dunia dan Akhirat yang Tak Terhingga

Minggu, 05 Maret 2023 - 15:07 WIB
loading...
A A A
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا


“Sesungguhnya Allah menyelamatkan orang-orang yang telah beriman.” (QS. Al-Hajj: 38)

Saat menjelaskan makna dari surat al-Hajj ayat 38 di atas, Syaikh as-Sa’di mengatakan, “Allah melindungi orang yang beriman dari berbagai rintangan, melindungi mereka dari keburukan setan manusia dan setan jin, melindungi dari musuh-musuh mereka, dan melindungi mereka dari marabahaya sebelum diturunkan, kemudian mengangkatnya, lalu meringankannya setelah marabahaya itu diturunkan.” (At-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman, Abdurrahman as-Sa’di, 87)

4. Kehidupan yang baik di dunia dan akhirat

Iman dan amal saleh yang menjadi salah satu cabang iman—membuahkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak.

Allah ‘azza wajalla berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Ini merupakan salah satu keistimewaan dari iman. Iman melahirkan ketenangan hati, merasa cukup dengan rezeki yang diberikan oleh Allah ‘azza wajalla, dan tidak ada keinginan untuk menggantungkan harapan kepada selain Allah ‘azza wajalla. Ini adalah sebenar-benarnya kehidupan yang baik. Sebab, inti dari kehidupan yang baik adalah ketenangan dan ketenteraman hati, dan bebas dari hembusan yang menggiring pada tercabutnya iman yang benar. (At-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman, Abdurrahman as-Sa’di, 87)

5. Hidayah kepada Shirathal Mustaqim

Buah iman yang lain, orang yang telah terpatri iman dalam dirinya akan ditunjukkan Allah jalan yang lurus, shirathal mustaqim. Selain itu, Allah ‘azza wajalla juga akan menunjukkan orang-orang yang beriman kepada ilmu yang benar, senantiasa bersyukur terhadap nikmat, bersabar dan ridha terhadap marabahaya dan musibah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Yunus: 9)

Dalam ayat lain Allah ‘azza wajalla berfirman,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11)

Dalam memaknai ayat di atas, Asy-Syaukani menjelaskan,

“Dia adalah seorang lelaki yang ditimpa suatu musibah, kemudian dia menyadari bahwa itu adalah (ujian) dari Allah ‘azza wajalla, akhirnya ia ridha dan berserah diri kepada Allah ‘azza wajalla. (Fathul Qadir, Imam asy-Syaukani, 5/231)

6. Iman memangkas keraguan dan syubhat

Keberadaan iman dalam diri seseorang akan memangkas segala bentuk keraguan dan syubhat yang bertebaran di antara manusia yang mana itu berpotensi membahayakan agama.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2694 seconds (0.1#10.140)