Salat Tarawih Berapa Rakaat?
loading...
A
A
A
"Dari situ,kemudian setiap empat rakaat, disebut tarwihah, dan kesemuanya disebut tarawih secara majaz," jelasnya.
Berbeda dengan ibadah puasa, ibadah tarawih membuka berbagai perbedaan cara (kaifiyah) di antara berbagai golongan umat Islam yang ada.
Imam mazhab seperti Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hambal misalnya melakukan salat tarawih dengan 20 rakaat dengan satu witir. Sementara itu Imam Malik melakukan 36 rakaat dengan ditutup salat witir.
Belasan Pendapat
Menurut Abu Hamzah Al Sanuwi, mengenai masalah bilangan rekaat dalam salat tarawih, di antara para ulama salaf memang terdapat perselisihan yang cukup banyak (variasinya) hingga mencapai belasan pendapat.
1). Sebanyak11 rakaat (8 + 3 witir), riwayat Malik dan Said bin Manshur.
2). Sebanyak 13 rakaat (2 rakaat ringan + 8 + 3 witir), riwayat Ibnu Nashr dan Ibnu Ishaq, atau (8 + 3 + 2), atau (8 + 5) menurut riwayat Muslim.
3).Sebanyak 19 rakaat (16 + 3).
4).Sebanyak 21 rakaat (20 + 1), riwayat Abdurrazzaq.
5).Sebanyak 23 tiga rakaat (20 + 3), riwayat Malik, Ibn Nashr dan Al Baihaqi. Demikian ini adalah mazhab Abu Hanifah, Syafi’i, Ats Tsauri, Ahmad, Abu Daud dan Ibnul Mubarak.
6).Sebanyak 29 rakaat (28 +1).
7).Sebanyak 39 rakaat (36 +3), Madzhab Maliki, atau (38 + 1).
8).Sebanyak 41 rakaat (38 +3), riwayat Ibn Nashr dari persaksian Shalih Mawla Al Tau’amah tentang salatnya penduduk Madinah, atau (36at (40 +9); 40 tanpa witir adalah riwayat dari Al Aswad Ibn Yazid.
9). Sebanyak 34 rakaat tanpa witir (di Basrah, Iraq).
10). Sebanyak 24 rakaat tanpa witir (dari Said Ibn Jubair).
11). Sebanyak 16 rakaat tanpa witir.
Abu Hamzah mengatakan Rasulullah SAW telah melakukan dan memimpin salat tarawih, terdiri dari 11 raka’at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.
1. Hadits Aisyah Radhiyallahu anhuma: ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadan, ia menjawab:
إنَّهُ كَانَ لاَ يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ
“Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadhan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka’at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, “Jelas sekali, bahwa hadis ini menunjukkan sholatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun.”
2. Hadis Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata: “Rasulullah SAW salat dengan kami pada bulan Ramadhan 8 rakaat dan witir.
Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan harapan beliau salat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, “Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda salat bersama kami,” maka beliau bersabda, “Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian. “[HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]
3. Pengakuan Nabi SAW tentang 8 raka’at dan 3 witir. Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah, lalu berkata,”Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadhan).
Beliau bertanya, ”Apa itu, wahai Ubay?” Ia menjawab,”Para wanita di rumahku berkata, ’Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al-Qur’an. Bagaimana kalau kami sholat dengan sholatmu?’
Ia berkata, ”Maka saya salat dengan mereka 8 rakaat dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau SAW tidak mengatakan apa-apa.”[HR Abu Ya’la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68].
Berbeda dengan ibadah puasa, ibadah tarawih membuka berbagai perbedaan cara (kaifiyah) di antara berbagai golongan umat Islam yang ada.
Imam mazhab seperti Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hambal misalnya melakukan salat tarawih dengan 20 rakaat dengan satu witir. Sementara itu Imam Malik melakukan 36 rakaat dengan ditutup salat witir.
Belasan Pendapat
Menurut Abu Hamzah Al Sanuwi, mengenai masalah bilangan rekaat dalam salat tarawih, di antara para ulama salaf memang terdapat perselisihan yang cukup banyak (variasinya) hingga mencapai belasan pendapat.
1). Sebanyak11 rakaat (8 + 3 witir), riwayat Malik dan Said bin Manshur.
2). Sebanyak 13 rakaat (2 rakaat ringan + 8 + 3 witir), riwayat Ibnu Nashr dan Ibnu Ishaq, atau (8 + 3 + 2), atau (8 + 5) menurut riwayat Muslim.
3).Sebanyak 19 rakaat (16 + 3).
4).Sebanyak 21 rakaat (20 + 1), riwayat Abdurrazzaq.
5).Sebanyak 23 tiga rakaat (20 + 3), riwayat Malik, Ibn Nashr dan Al Baihaqi. Demikian ini adalah mazhab Abu Hanifah, Syafi’i, Ats Tsauri, Ahmad, Abu Daud dan Ibnul Mubarak.
6).Sebanyak 29 rakaat (28 +1).
7).Sebanyak 39 rakaat (36 +3), Madzhab Maliki, atau (38 + 1).
8).Sebanyak 41 rakaat (38 +3), riwayat Ibn Nashr dari persaksian Shalih Mawla Al Tau’amah tentang salatnya penduduk Madinah, atau (36at (40 +9); 40 tanpa witir adalah riwayat dari Al Aswad Ibn Yazid.
9). Sebanyak 34 rakaat tanpa witir (di Basrah, Iraq).
10). Sebanyak 24 rakaat tanpa witir (dari Said Ibn Jubair).
11). Sebanyak 16 rakaat tanpa witir.
Abu Hamzah mengatakan Rasulullah SAW telah melakukan dan memimpin salat tarawih, terdiri dari 11 raka’at (8 +3). Dalilnya sebagai berikut.
1. Hadits Aisyah Radhiyallahu anhuma: ia ditanya oleh Abu Salamah Abdur Rahman tentang qiyamul lailnya Rasul pada bulan Ramadan, ia menjawab:
إنَّهُ كَانَ لاَ يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ
“Sesungguhnya beliau tidak pernah menambah pada bulan Ramadhan, atau pada bulan lainnya. lebih dari sebelas raka’at. [HR Bukhari, Muslim]
Ibn Hajar berkata, “Jelas sekali, bahwa hadis ini menunjukkan sholatnya Rasul (adalah) sama semua di sepanjang tahun.”
2. Hadis Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata: “Rasulullah SAW salat dengan kami pada bulan Ramadhan 8 rakaat dan witir.
Ketika malam berikutnya, kami berkumpul di masjid dengan harapan beliau salat dengan kami. Maka kami terus berada di masjid hingga pagi, kemudian kami masuk bertanya, “Ya Rasulullah, tadi malam kami berkumpul di masjid, berharap anda salat bersama kami,” maka beliau bersabda, “Sesungguhnya aku khawatir diwajibkan atas kalian. “[HR Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah, dihasankan oleh Al Albani. ShalatAt Tarawih, 18; Fath Al Aziz 4/265]
3. Pengakuan Nabi SAW tentang 8 raka’at dan 3 witir. Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah, lalu berkata,”Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya kerjakan tadi malam (Ramadhan).
Beliau bertanya, ”Apa itu, wahai Ubay?” Ia menjawab,”Para wanita di rumahku berkata, ’Sesungguhnya kami ini tidak membaca Al-Qur’an. Bagaimana kalau kami sholat dengan sholatmu?’
Ia berkata, ”Maka saya salat dengan mereka 8 rakaat dan witir. Maka hal itu menjadi sunnah yang diridhai. Beliau SAW tidak mengatakan apa-apa.”[HR Abu Ya’la, Thabrani dan Ibn Nashr, dihasankan oleh Al Haitsami dan Al Albani. Lihat Shalat At-Tarawih, 68].
(mhy)