Amalan-amalan Ketika Safar Umrah di Tanah suci

Sabtu, 29 April 2023 - 14:23 WIB
loading...
Amalan-amalan Ketika Safar Umrah di Tanah suci
Banyak amalan saat bersafar umrah di tanah suci yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan pahala ibadah tersebut. Foto ilustrasi/ist
A A A
Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika safar umrah di tanah suci. Amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan manfaat maksimal dari bersafar umrah ini. Apa saja amalannya?

Dirangkum dari berbagai sumber setidaknya ada sekitar 40 amalan penting yang sebaiknya dilakukan saat safar umrah . Amalan itu penting dilakukan agar dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah umrah tersebut. Di antara amalan-amalan itu, yakni:

1. Menjaga salat lima waktu.

Manfaat dari menjaga salat lima waktu dalam sehari amatlah besar yaitu dapat menggugurkan dosa sebagimana disebutkan dalam hadis berikut ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)



2. Lakukan selalu salat berjamaah
3. Manfaatkan keringanan jamak dan qashar salat.
4. Tetap menjaga salat sunnah rawatib selama tak kesulitan.
5. Jangan sampai tinggalkan salat sunnah Fajar.
6. Dapat pahala qirath lewat salat jenazah dan mengantarkan jenazah ke kubur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ


“Barang siapa yang menghadiri prosesi jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barang siapa yang menghadiri prosesi jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari, no. 1325 dan Muslim, no. 945)

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

“Barang siapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim, no. 945)

7. Belajar agama di masjid Nabawi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ


“Barang siapa masuk masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka ia seperti orang yang berperang di jalan Allah.” (HR. Ahmad)

8. Menjaga wudhu.
9. Perbanyak ibadah dan doa di Raudhah.
10. Perbanyak salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
11. Pahala umrah dengan salat di Masjid Quba
12. Setiap kali mendengarkan azan, jawablah dan berdoa setelah itu.
13. Manfaatkanlah tempat yang mulia di tanah suci untuk berdoa.

Ketika kita berada di Masjidil Haram, di Hijr Ismail, di Multazam, di bukit Shafa dan Marwah saat sai, dan Raudhah di Masjid Nabawi, maka berdoalah. Karena doa itu besar pengaruhnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ


“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Taala selain doa.” (HR. Tirmidzi, no. 3370; Ibnu Majah, no. 3829, Ahmad, 2:362. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan).

14. Manfaatkan doa saat menjadi musafir selama perjalanan.
15. Menjaga rutin dzikir pagi dan petang.
16. Menjalankan ibadah umrah dengan memenuhi rukun, wajib, dan berusaha menjauhkan diri dari larangan ihram.
17. Lakukanlah umrah berulang kali.
18. Lakukanlah badal umrah.
19. Perbanyak Thawaf.
20. Salat bakda thawaf di belakang Maqam Ibrahim.
21. Perbanyak doa, baca Al-Qur’an, atau dzikir ketika thawaf dan berdoa sapu jagad antara rukun Yamani dan Hajar Aswad.
22. Ambil berkah lewat air zam-zam dan berdoa saat meminumnya.
23. Ambil ibrah dari perjalanan hidup nabi di Makkah dan Madinah.
24. Membantu orang yang susah saat berumrah.
25. Perbanyak Talbiyah

Secara tinjauan bahasa talbiyah berarti menjawab yang memanggil. Talbiyah ini dimutlakkan pada menegakkan ketaatan. Sedangkan talbiyah secara syari adalah perkataan orang yang berihram “LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIK LAA SYARIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WAN NI’MATA, LAKA WAL MULK, LAA SYARIKA LAK (artinya: Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu. Aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujaan dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu).

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

“Talbiyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah: LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIK LAA SYARIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WAN NI’MATA, LAKA WAL MULK, LAA SYARIKA LAK.” (HR. Bukhari, no. 1549 dan Muslim, no. 1184)

Talbiyah adalah sunnah dalam ihram sebagaimana pendpaat dalam madzhab Syafiiyah, Hambali, dan dipilih oleh Ibnu Baz dan Ibnu ‘Utsaimin.

Dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar, dari ayahnya (Ibnu ‘Umar), ia berkata,

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertalbiyah: LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK, LABBAIK LAA SYARIKA LAKA LABBAIK, INNAL HAMDA WAN NI’MATA, LAKA WAL MULK, LAA SYARIKA LAK. Beliau tidak menambah lebih dari kalimat tersebut. Sesungguhnya ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat di Dzulhulaifah dua rakaat. Ketika beliau telah menaiki unta, beliau menghadap Masjid Dzulhulaifah, beliau bertalbiyah dengan kalimat tersebut.” (HR. Bukhari, no. 5915 dan Muslim, no. 1184)

26. Perbanyak baca Al-Qur’an.
27. Jaga salat tahajud di tanah suci.
28. Rutinkan Salat Witir
29. Jaga Salat Dhuha
30. Bersabar ketika tinggal di Madinah.
31. Pada hari Jumat, jangan lupa membaca surah Al-Kahfi.
32. Manfaatkan doa di hari Jumat.
33. Ziarah kubur, misal ke kuburan Baqi’.
34. Bersedekah air.

Dari Sa’id bahwasanya Sa’ad mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya,

“Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud, no. 1679 dan An-Nasai, no. 3694; 3695; Ibnu Majah, no. 3684. Hadits ini tidak bersambung, Sa’id bin Al-Musayyib tidak bercumpa dengan Sa’ad bin ‘Ubadah. Hadits ini punya syawahid atau penguat tetapi dhaif. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Syaikh Al-Albani berpendapat bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain sebagaimana disebutkan dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 962).

35. Bersabar, jangan sampai berdebat kusir, dan melakukan maksiat
36. Ingat, siapkan oleh-oleh para orang-orang terdekat.
37. Jangan lupa doakan saudara saat berada di tanah suci.
38. Jaga keistiqamah bakda umrah hingga akhir hayat.
39. Bertekad untuk berhaji bagi yang belum berhaji.
40. Berharap kepada Allah agar bisa kembali ke tanah suci lagi.

Demikianlah amalan-amalan yang bisa dilakukan saat kita melaksanakan safar umrah di tanah suci.


Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2420 seconds (0.1#10.140)