Syarat-syarat agar Istighfar Diterima Allah SWT

Rabu, 03 Mei 2023 - 13:25 WIB
loading...
Syarat-syarat agar Istighfar Diterima Allah SWT
Ketika kita beristighfar, ada etika dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar permohonan ampun kepada Allah SWT ini diterima. Foto ilustrasi/ist
A A A
Ketika membaca istighfar , ternyata ada etika dan syarat-syaratnya agar permohonan ampun itu diterima Allah Subhanahu wa ta'ala.

Menurut Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "at Taubat Ila Allah", ia menyebut ada delapan syarat istighfar yang diterima oleh Allah SWT.

Syarat tersebut yakni :

1. Niat yang benar dan ikhlas semata ditujukan kepada Allah SWT.

Karena Allah SWT tidak menerima amal perbuatan manusia kecuali jika amal itu dilakukan dengan ikhlas semata untuk-Nya.

Allah SWT berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. [ QS Al Bayyinah : 5].

Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda: "Seluruh amal perbuatan manusia ditentukan oleh niatnya. Dan orang yang beramal mendapatkan balasan atas amalnya itu sesuai dengan apa yang diniatkannya". (Hadits muttafaq alaih).

2. Hati dan lidah harus secara serempak melakukan istighfar.

Sehingga tidak boleh lidahnya berkata: aku beristighfar kepada Allah SWT, sementara hatinya ingin terus melakukan maksiat.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhudiriwayatkan, ia berkata: "orang yang beristighfar kepada Allah SWT dari suatu dosa sementara ia masih terus menajalankan dosa itu maka ia seperti orang yang sedang mengejek Rabbnya!"

3. Dalam keadaan suci

Di antara adab yang melengkapi istighfar itu adalah: agar ia berada dalam keadaan suci, sehingga ia berada dalam kondisi yang paling sempurna, zhahir dan bathin.

Seperti dalam hadis Ali bin Abi Thalib , ia berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a . (dan apa yang diucapkan oleh Abu Bakar itu adalah benar adanya) meriwayatkan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada seseorang yang berbuat dosa, kemudian ia bangun dan bersuci serta memperbaiki bersucinya, kemudian ia beristighfar kepada Allah SWT, kecuali Allah SWT pasti mengampuninya" [Al Hafizh berkata: hadits ini diriwaytkan oleh Ahmad dan yang empat dan Ibnu Hibban mensahihkannya. Fathul Bari: 11/ 98.

Sedangkan dalam Jami' Shagir dinisbahkan kepada Abi Daud dan Tirmizi. Sementara Al Albani menyebutkannya dalam Dha'if al Jami' (5006)].

Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat :

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" [ QS Ali Imran : 135].

Dalam hadis Abu Bakar secara marfu' dikatakan:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2237 seconds (0.1#10.140)